Monday, 18 March 2013
Koarmatim Antisipasi Gangguan Akibat Konflik Sabah
Surabaya, 18 Maret 2013
Sebagai bagian integral dari TNI Angkatan Laut, Koarmatim memiliki
tugas dan fungsi sebagai Komando Utama (Kotama) pembinaan dan operasi di
wilayah timur Indonesia untuk menyelenggarakan penegakan kedaulatan dan
keamanan negara di laut. Beberapa peristiwa yang terjadi telah mengusik
situasi keamanan menuntut jajaran Koarmatim untuk kembali meningkatkan
komitmen setiap prajurit bhayangkari negara yang senantiasa siap sedia
menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Komitmen tersebut
dikatakan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum.,
dalam amanatnya yang dibacakan oleh Asisten Perencanaan dan Anggaran
(Asrena) Pangarmatim Kolonel Laut (P) Yusup, saat memimpin Upacara
Bendera tujuh belasan di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Senin
(18/03).
Dalam amanatnya tersebut Pangarmatim mengatakan
tentang beberapa peristiwa gangguan keamanan yang terjadi ditingkat
regional yaitu peristiwa penyerbuan sekelompok orang yang mengaku
sebagai anggota dari kerajaan sulu di daerah Filipina Selatan terhadap
wilayah Sabah Malaysia, telah menimbulkan kekerasan bersenjata dengan
korban jiwa yang tidak sedikit.
Terjadinya peristiwa ini, kata
Pangarmatim tidak hanya menimbulkan instabilitas di wilayah sengketa
namun telah meningkatkan intensitas ketegangan kawasan yang berpotensi
mempengaruhi stabilitas keamanan nasional. Hal ini perlu diwaspadai,
karena selain wilayah tersebut berdekatan dengan wilayah perbatasan
Indonesia, sehingga akibat peristiwa itu sangat berpotensi mengganggu
keamanan wilayah perbatasan. Namun di samping itu peristiwa tersebut
membuat jajaran Koarmatim menyadari bahwa potensi ancaman terbesar
terhadap negara Republik Indonesia berasal dari wilyah perairan
perbatasan.
Penegakan kedaulatan di laut, menurut Pangaramatim,
mengandung makna bahwa Koarmatim harus mampu mencegah dan meniadakan
aksi-aksi dari pihak negara lain dalam mengurangi atau menghilangkan
kedaulatan negara dan hak berdaulat di perairan Indonesia sesuai Hukum
Laut Internasional. Sedangkan penegakan keamanan negara memilki
pengertian bahwa Koarmatim harus mampu mencegah terjadinya berbagai
bentuk gangguan stabilitas keamanan di laut, khususnya di wilayah
perbatasan yang saat ini marak dan menjadi pusat perhatian.
Tugas dan tanggung jawab tersebut kata Pangarmatim akan terlaksana
dengan baik apabila personel Koarmatim mampu memelihara dan terus
meningkatkan kemampuan tempur serta menampilkan kesiapsiagaan Alat Utama
Sistem Persenjataan (Alutsista) yang dimiliki Koarmatim. Pencapaian
tujuan itu tentunya perlu strategi dengan terus meningkatkan etika
moral, meningkatkan profesionalisme serta memberdayakan setiap unit
kerja baik secara perorangan maupun institusi. (Dispenarmatim).
Changbogo di teruskan sesuai jadwal
Proyek Kapal Selam Diteruskan Sesuai Jadwal
Jakarta
• 18 Maret 2013
Proyek kerja sama pembuatan tiga kapal selam antara Indonesia dan
Korea Selatan (Korsel) tetap diteruskan. Proyek kapal selam ini tak
terimbas penundaan proyek pengembangan pesawat tempur Korean Fighter
Xperiment (KFX)/Indonesian Fighter Xperiment (IFX) karena kondisi
ekonomi di Korsel. "Tidak ada penundaan. Proyek kapal selam tetap
diteruskan sesuai jadwal yang ada," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik,
Kementerian Pertahanan (Kemhan), Brigjen TNI Sisriadi, saat dihubungi
Koran Jakarta, Minggu (17/3).
Itu artinya kapal selam pertama
dan kedua hasil kerja sama kedua negara akan rampung pada 2016. Dia
menambahkan mulai April 2013, tahapan pembuatan kapal selam sudah masuk
pada steel cut atau pemotongan baja. "Steel cut merupakan tahapan awal
dari pembuatan kapal selam. Diharapkan selesai dalam 40 bulan," jelas
Sisriadi.
Dia menjelaskan
pembuatan kapal selam tak tertunda seperti KFX karena mekanisme yang
digunakan adalah jual-beli, sedangkan proyek KFX menggunakan mekanisme
kerja sama. "Kalau sampai tertunda, artinya pihak Korsel harus membayar
denda," kata dia. Seperti diketahui, Kemhan telah mengirimkan 130
personel ke Korsel pada Februari 2013 lalu untuk proyek pembuatan kapal
selam.
Para personel itu diambil dari anggota TNI AL, ahli
kapal selam dari PT PAL, dan sejumlah aka demisi dari Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. "Pada 36 bulan pertama, mereka hanya
akan memperhatikan cara membuat kapal selam," kata Staf Ahli Kementerian
Pertahanan, Mayjen Hartind Asrin.
Hartind menjelaskan dua dari
tiga kapal selam yang dibeli Indonesia akan dibuat di Korsel melalui
perusahaan galangan Daewoo Shipbuiliding Marine Enginering (DSME).
Pembuatan kapal selam pertama berlangsung dalam kurun 36 bulan. Selama
itu pula teknisi dari Indonesia akan memperhatikan dengan saksama cara
mereka merakit hingga akhirnya kapal selam itu selesai.
Pada
pembuatan kapal selam kedua, barulah para teknisi itu ikut turun. Namun,
masih akan dibantu dari pihak Korsel. "Separo teknisi dari kita, separo
dari mereka," kata dia. Pembuatan kapal selam kedua ini diperkirakan
lebih singkat, yakni hanya 20 bulan. Pasalnya, pihak Korsel dan
Indonesia menargetkan bisa membangun dua kapal selam itu dalam kurun 56
bulan atau sekitar 4,5 tahun.
"Diperkirakan dua kapal selam itu
akan selesai pada pertengahan 2016," ujar Hartind. Untuk pembuatan
kapal selam ketiga, pengerjaan sepenuhnya dilakukan teknisi Indonesia.
Hartind mengatakan pembuatan kapal selam ketiga ini akan dilakukan di
galangan PT PAL di Surabaya.
Meski demikian, pihak DSME tetap
akan mengawasi pembuatannya. "Proses pembuatannya diperkirakan memakan
waktu 24-36 bulan," kata dia. Kapal selam berjenis 209 dengan teknologi
setara jenis 214 ini diperkirakan menghabiskan dana 1 miliar dollar atau
10 triliun rupiah. Pembayarannya menggunakan anggaran APBN 2010-2014.
Harapan Alutsista masa mendatang
IMPIAN SANG GARUDA
berikut adalah Alutsista yang menurut penulis perlu dimiliki Indonesia untuk menjaga Keutuhan dan Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia ..
Angkatan Darat
> 150 unit Leopard 2a7
> 80 unit Marder 1a3
> 500 unit APC Anoa Next Geneation
> 70 unit BTR 80A
> 20 unit KA 50 Aligator
> 20 unit MI 28 Kamov
> 64 Baterai Arhanud S300/S400
Angkatan Udara
> 24 unit SU 35 BM (Beserta rudal dan bom)
> 24 unit SU 37 terminator (Beserta rudal dan bom)
> 16 unit Pak Fa T-50 (Beserta rudal dan bom)
> 24 unit Typhon (Beserta TOT, Rudal dan BOM)
Angkatan Laut
> 8 unit Changbogo Improved
> 12 unit U214
> 150 unit BMP 3F
> Frigate Nasional 20 unit
> Korvet 30 unit
dengan sejumlah alutsista yang di sebutkan maka bisa di bilang Indonesia kembali di segani di wilayah ASIA terutana ASEAN ..
Dan semoga saja kepemimpinan setelah tahun 2014 alias MEF tahap II dapat melaksanakan pembelian beberapa alutsista yang mengetarkan bagi negeri ini karena kami Warga Negara Indonesia sudah lelah dan MARAH atas pelecehan kedaulatan oleh negara" tetangga.
KARENA KITA TERLAHIR DARI PERJUANGAN PARA PAHLAWAN...!!!
JANGAN sampai para pahlawan menangis melihat kondisi negara kita pada saat ini ..
Keinginan pecinta NKRI sang penggemar ALUTSISTA
Geliat Modernisasi ALUTSISA INDONESIA
Indonesia negara kepulauan yang begitu indah, dari Sabang sampai Merauke, Pulau Miangas sampai Pulau Rote. Ratusan ribu pulau berjajar apik terbentang luas di sepanjang samudra.
Dengan seluas wilayah darat, laut dan udara yang terbentang apakah penjaga Ibu Pertiwi menggunakan ALUTSISA yang tangguh dan Modern...??
untuk saat ini memang sudah ada beberapa Alutsista yg sudah datang dan telah di gunakan oleh para TNI kita. Namun, masih sangat kurang dari kualitas dan kuantitasnya sehingga kita sering d lecejkan oleh negara tetangga.. ya kalian pasti sudah tau sendirilah siapa negara yang sering berbuat ulah namun admin tidak ingin memprovokasi ..
Semenjak insiden yang menimpa Indonesia tahun 2005 yg di sebabkan oleh pelecehan kedaulatan yang di lakukan oleh negara sebelah, geliat modernisasi yang di lakukan oleh Pemerintah Indonesia melalui kepemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memesan dan mendatangkan berbagai jenis Alutsista seperti
> MLRS ASTROSS dari Brazil
> MBT Leopard Revolution+ 2a4
> Medium Battle Tank Marder 1A3
> 6 unit Shukoi SU-30 MKII
Dan masih bnyak lagi, kalo d sebutkan satu-satu mah ga cukup 1 jam ..
namun untuk ke 4 jenis Alutsisa di atas d rasa masih kurang di karenakan daya getar'a d rasa masih kurang di karenakan dari jumlah dan area yg menjangkau masih lemah d karenakan semua alutsista tersebut merupakan dari marta darat sehingga masih terbatas dalam pergerakan. dan semoga di masa yang akan datang dalam MEF tahap 2 tahun 2014-2019 dapat kembali menambah bahkan kualitas bahkan kuantitas alutsista yang di miliki oleh negeri kita yang tercinta INDONESIA ..
Dengan seluas wilayah darat, laut dan udara yang terbentang apakah penjaga Ibu Pertiwi menggunakan ALUTSISA yang tangguh dan Modern...??
untuk saat ini memang sudah ada beberapa Alutsista yg sudah datang dan telah di gunakan oleh para TNI kita. Namun, masih sangat kurang dari kualitas dan kuantitasnya sehingga kita sering d lecejkan oleh negara tetangga.. ya kalian pasti sudah tau sendirilah siapa negara yang sering berbuat ulah namun admin tidak ingin memprovokasi ..
Semenjak insiden yang menimpa Indonesia tahun 2005 yg di sebabkan oleh pelecehan kedaulatan yang di lakukan oleh negara sebelah, geliat modernisasi yang di lakukan oleh Pemerintah Indonesia melalui kepemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memesan dan mendatangkan berbagai jenis Alutsista seperti
> MLRS ASTROSS dari Brazil
> MBT Leopard Revolution+ 2a4
> Medium Battle Tank Marder 1A3
> 6 unit Shukoi SU-30 MKII
Dan masih bnyak lagi, kalo d sebutkan satu-satu mah ga cukup 1 jam ..
namun untuk ke 4 jenis Alutsisa di atas d rasa masih kurang di karenakan daya getar'a d rasa masih kurang di karenakan dari jumlah dan area yg menjangkau masih lemah d karenakan semua alutsista tersebut merupakan dari marta darat sehingga masih terbatas dalam pergerakan. dan semoga di masa yang akan datang dalam MEF tahap 2 tahun 2014-2019 dapat kembali menambah bahkan kualitas bahkan kuantitas alutsista yang di miliki oleh negeri kita yang tercinta INDONESIA ..
Subscribe to:
Posts (Atom)