Sunday, 16 June 2013

Temui SBY, Menlu Korsel Janjikan Peningkatan Kerjasama Industri Pertahanan


* Minsera.Blogspot.comNusa Dua, - Pemerintah RI dan Korsel memastikan melanjutkan kerjasama bidang industri pertahanan. Meski program pembuatan pesawat tempur canggih KFX masih ditunda, namun proyek lainnya tetap berjalan bahkan ditingkatkan.

Dekimian ungkap Staf Khusus Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah tentang salah satu materi yang disinggung dalam pertemuan antara Presiden SBY dengan Menlu Korsel Yun Byung-se. Pertemuan di sela Forum Kerja Sama Asia Timur-Amerika Latin (FEALAC) pagi ini, berlangsung di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Jumat (14/6/2013).

"Tidak secara spesifik dibahas. Secara makro Menlu Korsel sebutkan kerjasama sektor industri pertahanan akan semakin ditingkatkan," kata Faizasyah.

Agenda utama kunjungan Menlu Yun Byung-se kepada Presiden SBY adalah menyampaikan surat dari Presiden Korsel Park Geun Hye. Surat itu adalah balasan untuk surat dari Presiden SBY yang disampaikan oleh Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN), Chairul Tanjung, dalam pertemuan di Seoul, Korea Selatan, pada 24 Mei 2013.

"Lebih banyak dibahas kerjasama bilateral secara luas, utamanya kerjasama ekonomi. Presiden mendorong agar ditingkatkan kerjasama sektor industri kreatif," sambung Faizasyah.


Sumber:

Republik Indonesia Siapkan Rp 15 Triliun Bikin Jet Tempur Made in Bandung


* Minsera.Blogspot.com * Jakarta - Dibutuhkan setidaknya dana mencapai US$ 8 miliar atau setara Rp 78,4 triliun untuk menghasilkan prototype jet tempur Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) yang tersertifikasi dan siap produksi. 

Jet tempur ini, merupakan program kerjasama antara Kementerian Pertahanan Indonesia dan Korea Selatan. Sementara, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan mengalokasikan anggaran mencapai US$ 1,8 miliar atau senilai Rp 15,68 triliun. Alokasi ini, setara 20% dari dari keseluruhan biaya pengembangan jet tempur KFX/IFX.

"Kita join, totalnya US$ 8 miliar. Porsinya 20% ditanggung Indonesia dan 80% ditanggung Korsel," ucap Manager Komunikasi PT Dirgantara Indonesia (Persero) Sonny S Ibrahim kepada detikFinance, Jumat (14/6/2013).

Sementara 80% atau setara US$ 6,2 miliar untuk biaya pengembangan ditanggung oleh Korea Selatan. Saat ini, proses pengembangan jet tempur KFX IFX masuk ke tahap II yakni enjineering manufacturing development. Setelah proses ini, baru dilanjutkan pada tahap ke II yakni produksi dan pemeliharaan. 

"Enjineering manufacurting development. Mulai detail desain, persipan produksi, pengerjaan 6-8 prototyping, testing dan sertifikasi. Itu butuh 8 tahun," tambahnya.

Sonny menerangkan, saat diproduksi di tahun 2020, untuk pembuatan struktur pesawat KFX/IFX dibuat di markas Dirgantara Indonesia di Bandung Jawa Barat. Sementara proses pemasangan peralatan elektronik pesawat, khusus KFX dilakukan di Korea Selatan. Semantara IFX tetap diproduksi di Indonesia.

"Maunya produksi struktur (jet KFX/IFX) dibikin di kita, struktur untuk Indonesia dan Korea. Elektronika di assembly line dibuat di Korea," tegasnya.

Sebelumnya, tim dari Indonesia yang terdiri dari Balitbang Kementerian Pertahanan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, PTDI dan Institut Teknologi Bandung (ITB) terbang ke Korea Selatan untuk perencanaan KFX/IFX tahap pertama. Program ini, telah dilaksanakan selama 18 bulan dan berakhir bulan Desember 2012 lalu. 

Pada tahap ini, telah dihasilkan 2 konsep jet tempur IFX. Jet tempur ini merupakan pesawat generasi 4,5. Pesawat ini lebih canggih dari jet tempur F-16 namun masih di bawah F-35.


Sumber: 
http://finance.detik.com/read/2013/06/14/161802/2273804/1036/

Seminar Internal PUSTEKBANG Perancangan Pesawat Tempur


* Minsera.Blogspot.com * Pusat Teknologi Penerbangan Lapan sedang giat melaksanakan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Salah satu bidang kajiannya adalah perancangan pesawat tempur, khususnya generasi ke 5 (lima). Pada hari Selasa tgl. 11 Juni 2013 telah dilaksanakan Seminar Internal dengan tema Tinjauan beberapa aspek dalam perancangan pesawat tempur generasi 5 bertempat di Ruang rapat Pustekbang yang dihadiri oleh para Peneliti, Perekayasa dan tamu undangan. 

Acara dimulai pukul 09.00 WIB dan dibuka dengan sambutan dari Kapustekbang Drs. Gunawan S. Prabowo, MT. dilanjutkan dengan penjelasan pelaksanaan acara oleh moderator Ir. Sulistyo Atmadi, MS. ME.

Pembicara seminar Dosen-dosen dari Teknik Penerbangan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga anggota Tim KFX kerjasama dengan Korea selatan. KFX merupakan singkatan dari Korean Fighter experimental yang merupakan pesawat tempur disain dari Korea. Nota kesepahaman dengan Korsel tersebuttelah ditandatangani Erris Herryanto (Sekjen Kemhan) yang merupakan perjanjian awal berkaitan dengan rencana produksi bersama (joint production), riset hingga terbentuknya prototipe pesawat tempur. 

Prototipe tersebut dapat diproduksi di Indonesia tahun 2020 oleh PT DI. Indonesia tidak akan mendapat lisensi dari pesawat KF-X karena rancangan awal dari jet tempur tersebut adalah milik Korsel sepenuhnya, dalam hal ini hanya menjadi mitra kerja sama terutama dalam hal pemasaran. Kendati demikian Indonesia akan mendapat keuntungan dari kerja sama ini karena dapat menyerap teknologi, sedangkan pihak Korsel dapat memangkas biaya produksi dan terbantu di urusan penjualan produk pesawat tempur.

Pesawat single seat bermesin ganda ini adalah jenis pesawat siluman (stealth) yang kemampuannya di atas pesawat Dassault Rafale atau Eurofighter Typhoon, tapi masih di bawah Lokheed Martin F-35. Kemampuan tempurnya juga tidak usah diragukan karena lebih unggul dibandingkan pesawat F-16 Block 60. Untuk mendukung ketersediaan peranti canggih,produksi KF-X akan merangkul sejumlah perusahaan internasional untuk menyediakan sistem radar, data link, desain, mesin jet, teknologi stealth, persenjataan,dan lainnya.

Seminar dilaksanakan dengan pemaparan mengenai topic oleh pembicara dan dilanjutkan dengan diskusi. Berikut Pembicara dan topik yang disampaikan:
  •  Dr. Rais Zain : Aspek perancangan Sistem dan Konfigurasi Pesawat tempur
  •  Dr. Toto Indriyanto : Aspek Air Combat System
  •  Dr. Romie O Bura : Aspek Aerodinamika dan Propulsi
  •  Ir.  Muhammad Kusni, MT. : Aspek Load dan Struktur

Menurut Dr. Romie O Bura dalam perancangan pesawat tempur tersebut, Lapan dapat berperan mendukung proses transfer teknologi contohnya dalam hal pemahaman (know how) pengembangan metodologi maupun desain tools rancang bangun. Disamping itu juga peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Teknologi penerbangan. Setelah diskusi yang cukup meriah, acara ditutup oleh moderator pada pukul 15.00 WIB.







Sumber : Lapan

Nigeria Ingin Jalin Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia


* Minsera.Blogspot.com * Duta Besar Nigeria untuk Indonesia Abdul Rahman Sallahdeen menyampaikan keinginan negaranya melakukan kerja sama dalam industri pertahanan, terutama denganThe Nigerian Defence Industry (DICON), dan sejumlah sektor prospektif lainnya seperti pertanian, telekomunikasi, dan konstruksi.

"Nigeria menyambut baik berbagai kerja sama yang erat dalam sektor manufaktur militer yang potensial ini. Kami mengharapkan pihak swasta Indonesia dan komunitas bisnis lainnya ikut menanamkan modalnya baik di sektor `up-stream` dan `down stream`," kata Dubes di Sentul, Bogor, Kamis. 

Abdul Rahman Sallahdeen mengemukakan hal itu pada acara "Round Table Discussion on Updates of Economic Opportunities and Potentials in Nigeria"sebagai persiapan untuk menyambut kedatangan Menlu Nigeria dan komunitas bisnis negara tersebut ke Indonesia pertengahan Juli mendatang.

Kerja sama bidang pertahanan dan keamanan dan peluang bisnis lainnya itu dibahas dalam forum yang dihadiri 70 peserta yang datang dari berbagai perwakilan kementerian, lembaga dan sejumlah perwakilan provinsi, Kadin dan juga kalangan media. 

Kegiatan kerja sama pertahanan antara lain memanfaatkan industri strategis bidang pertahanan seperti dengan PT Pindad, dan PT Dirgantara Indonesia, serta memanfaatkan fasilitas "Peace Keeping Center" milik Kementerian Pertahanan, serta kerja sama penanggulangan terorisme. 

Lebih jauh Dubes mengajak para pelaku usaha Indonesia lebih mengoptimalkan peluang pasar Nigeria, terlebih setelah negara dengan ibu kota Abuja itu menjalankan ekonomi terbuka dan memberikan kemudahan dalam hal pengiriman uang (remittance) hasil keuntungan investasi di Nigeria. 

Sementara itu, Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri Lasro Simbolon mengatakan, kini saatnya Indonesia melirik Afrika dan tidak boleh ketinggalan dengan Jepang, China dan Korea Selatan yang agresif memburu peluang kerja sama di Afrika mengingat potensi bisnis yang besar di kawasan Afrika, termasuk Nigeria.

"Afrika sekarang bukanlah Afrika 20 tahun lalu yang sarat dengan konflik, kelaparan dan penyakit. Afrika adalah benua dengan segudang peluang dan kesempatan bagi Indonesia cukup besar terlebih kita memiliki hubungan sejarah yang positif," katanya sekaligus ingin mematahkan pandangan negatif tentang Nigeria.

Kerja sama Indonesia dan Nigeria berfokus pada bidang ekonomi, perdagangan, investasi dan peningkatan kapasitas. Di bidang ekonomi, Indonesia menempatkan Nigeria sebagai pasar non-tradisional yang penting. Dengan jumlah penduduk 170 juta, munculnya kelas menengah yang pesat, sumber daya alam yang melimpah, dan pertumbuhan ekonomi yang baik, menjadikan peluang dan potensi Nigeria perlu digarap secara serius dan terencana dengan baik.

Total perdagangan Indonesia-Nigeria tahun 2012 tercatat 3, 18 miliar dolar AS dengan tren peningkatan 50 persen. Ekspor Indonesia ke Nigeria tercatat mencapai 413 juta dolar dan impor Indonesia sebesar 2, 77 miliar dolar. Besarnya jumlah impor ini disebabkan oleh pembelian minyak dari negara ini. 

Namun demikian, Nigeria masih merupakan pasar ekspor terbesar Indonesia di wilayah Afrika bagian barat, meskipun pada tahun 2012, ekspor non-migas Indonesia mengalami penurunan sebesar sembilan persen jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 465 juta dolar AS.

Saat ini 20 perusahaan Indonesia telah lebih dahulu berkiprah di Nigeria melalui investasi dan perdagangan diantaranya PT Indorama (petrokimia), Indofood (produk mie instan), Sinar Mas (kertas dan plastik), Kedaung Group (peralatan dapur), dan Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia (perawan pesawat).

Produk industri pertahanan strategis Indonesia seperti pesawat CN-235 juga telah digunakan di beberapa negara Afrika seperti Burkina Faso, Senegal, dan Guinea-Conakry. Peluang di bidang pertahanan sangat besar di Nigeria. 


Sumber: Antara