Tuesday, 4 June 2013

Irak Tidak Ijinkan Zona Udaranya Di Gunakan Israel Menyerang Iran dan Suriah


* Minsera.Blogspot.comHusein Al-Shahrestani, Wakil Perdana Menteri Irak menyatakan, "Jika Israel melanggar zona udara Irak demi melancarkan serangan ke Iran dan Suriah, maka rezim Zionis akan menerima balasan tegas.

Alalam (3/6) melaporkan, Al-Shahrestani mengatakan, "Kami tidak akan mengijinkan Israel menggunakan zona udara kemi untuk melakukan aksi-aksi anti-Iran dan Suriah."

Dalam wawancaranya dengan AFP, pejabat tinggi Irak ini mengatakan, "Kami telah memperingatkan Israel jika melanggar zona udara kami, maka mereka harus menanggung dampaknya."

Masalah ini, menurutnya, telah dibahas di tingkat Dewan Keamanan Nasional Irak, dan pemerintah Baghdad telah menyampaikan peringatan ini melalui negara-negara yang memiliki hubungan baik dengan Israel, setelah Amerika Serikat memberikan jaminan kepada Tel Aviv bahwa zona udara Irak aman bagi Israel dalam melancarkan serangan ke sejumlah negara.

Ditanya soal sikap Irak jika pelanggaran Israel terjadi, Al-Shahrestani mengatakan, "Jelas bahwa Irak tidak akan mengungkap reaksinya, sehingga Israel tidak punya cara untuk mengelak."

Sumber: 
 Irib

China Kecam Kebijakan Militer AS di Asia-Pasifik


* Minsera.Blogspot.com * Seorang pejabat China telah mempertanyakan Pentagon atas seruan untuk hubungan militer yang lebih baik, dan mengatakan peningkatan pembangunan pangkalan militer AS di Asia-Pasifik adalah upaya untuk menentang meningkatnya pengaruh China di wilayah tersebut.

Mayor Jenderal Yao Yunzhu, direktur Pertahanan Pusat Hubungan Cina-Amerika di Akademi Ilmu Militer Tentara Pembebasan Rakyat yang (PLA), mengatakan bahwa Beijing menganggap Washington melakukan pergeseran strategis ke Asia-Pasifik sebagai upaya untuk melawan meningkatnya pengaruh Cina dan untuk mengimbangi meningkatnya kemampuan militer PLA Cina. 

Namun, Cina tidak yakin. Yao membuat pernyataan pada 1 Juni di sebuah konferensi keamanan di Singapura di mana Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel mengutarakan harapannya untuk hubungan militer yang lebih baik antara Amerika Serikat dan Cina. 

Hagel mengatakan Beijing dan Washington membutuhkan kelangsungan dan dialog terhormat untuk membangun kepercayaan dalam menghindari kesalahan perhitungan militer. 

Berbicara pada konferensi yang sama, Yao ditujukan kepada Hagel dan meminta kepala Pentagon bagaimana AS dapat meyakinkan Cina bahwa kekuatan militer di wilayah tersebut bukan merupakan ancaman bagi negaranya. 

Beijing telah berulang kali mengkritik adanya peningkatan militer AS di Asia-Pasifik serta gerakannya untuk meningkatkan hubungan militer dengan negara-negara kawasan seperti Jepang, Korea Selatan, Vietnam dan Filipina. 

Cina menentang terhadap apa yang disebut AS debagai "rebalancing" pasukannya, seperti angin yang menghembuskan perang di Afghanistan. 

Beijing mengatakan kebijakan tersebut sebenarnya dimaksudkan berisi diplomatik, militer, dan kebangkitan ekonomi Cina. 

Sebuah laporan tahunan 40-halaman yang dirilis oleh Departemen Pertahanan Cina pada bulan April memperingatkan bahwa Beijing menghadapi beberapa ancaman dan keamanan yang rumit. 

"Ada beberapa negara yang memperkuat aliansi Asia Pasifik militer mereka, memperluas kehadiran militer mereka di wilayah tersebut dan sering membuat situasi di sana tegang," ujar Kementerian Pertahanan Cina.

Ia menambahkan bahwa penyebaran kapal tambahan dan personil Washington ke Asia berarti perubahan besar untuk wilayah itu. 

Laporan ini juga menyarankan militer Cina untuk menempatkan perlindungan kedaulatan dan keamanan nasional di atas segalanya.

Sumber: 
Wartanews