Sunday, 28 April 2013

LATMA DAWN KOOKABURRA 2013


* Minsera.Blogspot.com * Latma Dawn Kookaburra 13 baru-baru ini mengakhiri latihan di lapangan dengan serangan cepat menggunakan peluru tajam, menyelamatkan sandera dari kubu teroris. 

Latihannya melibatkan Kopassus Satuan 81 (Gultor) dan Special Air Service Regiment (SASR), dan pada tahun ini, Dawn Kookaburra difokuskan pada perang ancaman teroris di daerah perkotaan.

Kontingen 30 kuat dari Satuan 81 dikomandankan oleh Mayor M. Sjahroni dan kontingen 21C oleh Kapten Rizki Marlon. SASR memiliki 20 personil yang terlibat dalam latihan tersebut yang diambil dari berbagai bidang keahlian dalam seluruh Resimen.

Latihan ini terdiri dari serangkaian kegiatan gabungan yang diatur oleh para ahli materi pelajaran dari kedua Satuan 81 dan SASR. Ini adalah kesempatan yang baik untuk bertukar pelajaran dari masing-masing unit berdasarkan pengalaman operasional yang luas. 

Tingkat profesionalisme kedua unit ini tampak begitu jelas dengan cara dua unit Pasukan Khusus yang mampu bekerjasama dengan baik dan mampu beroperasi bersama-sama tanpa hambatan yang berarti. 

Latihan ini mendapatkan kunjungan dari Mayjen TNI Agus Sutomo (Danjen Kopassus) dan Komandan Komando Operasi Khusus AB Australia, Mayjen Gus Gilmore (SOCAUST). Selama kunjungan itu, terdapat kesempatan bagi kedua Komandan tersebut untuk membahas status kerjasama bilateral dan untuk menjelajahi bidang atau materi baru untuk memperkuat hubungannya.

Mayjen Sutomo mendapatkan demonstrasi kemampuan SASR yang telah dikembangkan selama operasi di Afghanistan dan di tempat tugas lain. Beliau juga turut melihat fasilitas lapangan tembak yang mendukung SASR dalam mempertahankan kemampuannya. 



Untungnya, ada banyak kesempatan selama Latma Dawn Kookaburra untuk kedua satuan untuk dapat bersosialisasi.

Kontinjen mengambil kesempatan untuk mengunjungi Fremantle, Kebun Binatang Perth dan pulau Rottnest. Anggota satuan 81 juga diberi kesempatan untuk beribadah di Masjid Perth.

Latihan memuncak dalam ‘profil misi lengkap’ (Full Mission Profile, FMP) yang melibatkan semua keahlian Counter Terrorism yang dipraktekan selama latihan dan dirancang untuk benar-benar menguji peserta Dawn Kookaburra.

FMP ini memberikan kesempatan yang sangat baik untuk melakukan perencanaan operasional gabungan dan persiapan dalam keadaan yang realistis dan real-time.

Selama dua misi lengkap, serangan pasukan berdasarkan pada skenario penyelamatan sandera di Australia yang ditangani secara bersama oleh anggota Satuan 81 dan tim SASR.

Keberhasilan kedua serangan menyoroti kemampuan Satuan 81 dan SASR untuk menyebarkan dengan cepat dalam waktu singkat, membentuk gugus tugas gabungan dan merencanakan dan melakukan misi penyelamatan sandera dilaksanakan dengan baik. Menurut seorang komandan tingkat taktis dari SASR, “Para prajurit Kopassus menyelesaikan latihan Dawn Kookaburra dengan sangat professional”.


Beliau menambahkan “Kopassus melakukan tugas yang sangat hebat, mengikuti dan mengambil bagian dalam latihan kelompok gabungan tersebut”. Upacara penutup diselenggarakan di SASR Association House, dimana Satuan 81 menampilkan seni bela diri yang sangat bagus.


Dawn Kookaburra 13 akan dilanjutkan dengan kunjungan ke Indonesia oleh anggota SASR untuk melakukan Dawn Komodo 13 yang akan diadakan akhir tahun ini. Saat ini, Satuan 81 dan SASR berfokus pada latihan gabungan antara Tim Cakra dan JIHANDAK dan Australian Special Operations Engineer Regiment.

Latihan gabungan tersebut akan fokus pada pertukaran informasi dan teknik-teknik yang berkaitan dengan Explosive Detection Dogs (Anjing Pelacak Bahan Peladak) dan Explosive Ordnance Disposal (Jihandak).
Sumber : Ikahan

KRI DIPONEGORO-365 MELAKSANAKAN ON TASK KEDUA


* Minsera.Blogspot.com * Setelah sandar di Beirut selama tiga hari, KRI Diponegoro yang tergabung dalam United Nations Interim Force in Lebanon Maritime Task Force (UNIFIL MTF)kembali berlayar ke daerah operasi. Dalam on task kedua ini KRI Diponegoro tetap melaksanakan patroli sektor di perairan Lebanon sebagai unsur TF 448. Pelayaran yang kedua ini dilaksanakan oleh KRI Diponegoro selama enam hari, dari tanggal 15 s.d. 20 April. Lamanya waktu berlayar tersebut telah ditentukan dalam sebuah perencanaan yang disebut roster plan. Roster plan ini disusun oleh N5, staf perencana Komandan TF 448, yang dikeluarkan sebulan sekali.

Selama penugasan kedua ini, KRI Diponegoro-365 kembali dipercaya sebagaiMIO Commander. MIO Commander dalam TF 448 ini bertugas untuk memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan maritime interdiction operation (operasi blokade laut). Seluruh unsur TF 448 yang sedang berpatroli harus melaporkan seluruh hasil hailing / pemeriksaan kepada KRI Diponegoro untuk diteruskan ke Komandan TF 448 yang onboard di BRS Constituicao (Brazil). Selain itu, MIO Commander adalah satu-satunya unsur dalam TF 448 yang diberi kewenangan untuk berkoordinasi dengan Angkatan Laut Lebanon dalam tataran taktis. Dalam hal ini koordinasi dilakukan dengan perwira Angkatan Laut Lebanon yang bertindak sebagai liaison officer yang selalu onboard di kapal yang ditunjuk sebagai MIO Commander.

Selain sebagai MIO Commander, dalamon task kedua ini KRI Diponegoro-365 juga dipercaya sebagai Komandan Peperangan Antiudara (AAWC /Antiair Warfare Commander).AAWC bertugas memonitor seluruh penerbangan, baik sipil maupun militer yang terjadi di AMO, wilayah udara teritorial Lebanon maupun di selatan Lebanon yang merupakan wilayah udara teritorial Israel. Selama menjadi AAWC, setiap hari KRI Diponegoro melaporkan  aktivitas penerbangan militer, termasuk yang terjadi di flight zone 100 dan 14 yang merupakan area latihan Angkatan Udara Israel yang kebetulan berada di AMO. Tak jarang juga KRI Diponegoro melaporkan kegiatan pesawat-pesawat NATO yang termonitor dilaksanakan di AMO.

Dalam periode on task yang kedua ini KRI Diponegoro juga melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan dengan unsur-unsur MTF 448 yang lain. Latihan ini dilaksanakan hampir tiap hari dengan tujuan untuk meningkatkan profesionalisme yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok. Salah satu dari latihan tersebut adalah pelaksanaan latihan Synthetic Exercise 01 yang dilaksanakan bersama-sama dengan FGS Gepard (Jerman) dan BNS Madhumati (Bangladesh). Dalam latihan tersebut seluruh unsur melaksanakan pelaporan kontak udara simulasi, mengidentifikasi dan melaksanakan plotting di consolePIT masing-masing.
Selesai melaksanakan on task kedua, KRI Diponegoro sandar di Pelabuhan Beirut pada hari Sabtu (20/4) pukul 21.00 waktu setempat. Selama sandar KRI Diponegoro menerima kunjungan Kolonel Laut (P) Retiono Kunto Deputy Maritime Task Force Commander (DMTFC) juga merangkap sebagai Chief of Staff yang baru menggantikan Kolonel Laut (P) Dwi Sulaksono. Dalam kunjungan tersebut, dilaksanakan briefing kepada seluruh perwira KRI Diponegoro-365 sekaligus perkenalan dan perpisahan dengan pejabat lama.

Keesokan harinya (21/4) pilot beserta co-pilot helikopter BO-105 NV 409 danOperation Officer melaksanakan kunjungan ke Naqoura dalam rangka briefingtentang prosedur operasi udara. Materi yang diberikan dalam briefing tersebut meliputi air traffic controller dan ground handling support. Pembekalan tentang air traffic controller disampaikan oleh FIU (Flight Information Unit) Chief, Kapten Febrizio Dessi, perwira Angkatan Udara Italia. Sedangkan paparan tentangground handling support dilaksanakan oleh Mirwais Muhammad, chief of ground handling support di pangkalan ITALAIR, Naqoura. 

Sumber : Koarmatim 

TNI AL DIPERKUAT 2 KAPAL PATROLI CEPAT BARU


* Minsera.blogspot.com * Dalam memenuhi program Minimum Essential Force bagi TNI AL, untuk Satuan Tempur Patroli ditargetkan untuk memiliki 66 Kapal Patroli Cepat, jumlah ini adalah 3 kali lipat dari jumlah eksiting kapal patroli yang dimiliki saat program MEF digulirkan waktu itu. 

TNI Angkatan Laut resmi menerima dua Kapal Patroli jenis PC-43, KRI Pari-849 dan KRI  Sembilang-850, produksi dalam negeri dari PT Palindo Marine, yang resmi diluncurkan pada Rabu (24/4), di Batam Kepulauan Riau.
 

Kedua kapal patroli berjenis PC-43 ini, memiliki panjang 43 meter, lebar 7,4 meter dengan kecepatan maksimal 24 knot, serta memiliki ketahanan dalam kemampuan layar selama empat hari.
 


Rencananya KRI Pari-849 akan memperkuat jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Komando Armada RI Kawasan Timur, sedangkan untuk KRI Sembilang-850 akan memperkuat jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat, di wilayah Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) II Padang, Sumatera Barat.

Dalam peluncuran kedua kapal tersebut, Kepala Dinas Pengadaan Angkatan Laut (Kadisadal) Laksamana Pertama TNI Agus Setiadji secara simbolis memotong tali kapal sebagai tanda kedua KRI resmi diluncurkan.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Asisten Perencanaan (Waasrena) Kasal Laksamana Pertama TNI Siwi Sukma Adji, Kepala Dinas Kelaikan Material Angkatan Laut (Kadislaikmatal) Laksamana Pertama TNI Ir. Harry Pratomo, Kepala Dinas Material Angkatan Laut (Kadismatal) Laksamana Pertama TNI Ir. Bambang Nariyono, serta pejabat terkait lainnya.





Sumber : TNI AL