Sunday, 28 December 2014

Permintaan Terakhir Pilot AirAsia Sebelum Hilang Kontak



* Minsera.Blogspot.com * Pesawat AirAsia QZ 8501 jurusan Surabaya-Singapura dipastikan hilang kontak pada pukul 06.17 WIB. Ada 2 permintaan pilot pesawat berpenumpang 155 orang itu sebelum hilang dari radar.

"Kontak terakhir dengan menara kontrol di Jakarta, pertama pilot minta naik dari ketinggin dari 32 ribu kaki ke 34 ribu kaki melalui menara kontrol di Jakarta dan sudah diizinkan naik," ungkap Staf Khusus Kemenhub Hadi Mustofa kepada Liputan6.com di Jakarta, Minggu (28/12/2014).

Selain dengan menara kontrol di Jakarta, jelas Hadi, sang pilot juga sudah berkoordinasi dengan menara kontrol di Singapura. "Sudah berkoioidinasi juga dengan menara kontrol di Singapura," kata Hadi.

Kemudian, lanjut Hadi, pilot meminta sedikit belok arah sebelum hilang kontak. "Pilot minta izin sedikit berbelok arah tapi tetap di rute internasional biasanya," ujar dia.

Menurut Hadi, Pilot AirAsia bernama Kapten Iriyanto itu tak menyebutkan alasan kenapa meminta izin sedikit berbelok arah. "Tidak disebutkan alasannya, kemungkinan cuaca buruk," tukas Hadi.

Sumber: 
http://news.liputan6.com/read/2153177/permintaan-terakhir-pilot-airasia-sebelum-hilang-kontak

Indonesian Airforce Help to Search AirAsia Plane

Boeing 737 Surveilance
* Minsera.Blogspot.comTNI Angkatan Udara mengerahkan pesawat Boeing 737 Surveilance untuk mencari AirAsia QZ 8501 yang hilang. TNI AU juga mengirimkan 15 orang untuk mencari pesawat berisi 155 orang itu.
"TNI AU kirim Boeing 737 Surveilance dari Makassar sesuai laporan," jelas Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (28/12/2014).
Pesawat Boeing Surveilance itu akan diterbangkan ke arah 249 derajat dengan jarak 127 Nautical Mile dari Palangkaraya, posisi terakhir pesawat itu dilaporkan hilang.
"Sekarang sudah menuju ke sasaran. Sebelah utaranya laut daerah Bangka Belitung. Kita juga akan mengirimkan 15 orang untuk melakukan pencarian," jelas Hadi.
Dalam data radar TNI AU, Hadi mengatakan pesawat tersebut menghilang dari radar.
Corporate Secretary PT Angkasa Pura I, Farid Indra Nugraha, memberikan data lengkap tentang penerbangan tersebut, Minggu (28/12/2014):
Rute: Surabaya-Singapura
Nomor penerbangan: QZ 8501
Jadwal : 05.20 LT (Local Time)
Jadwal Tiba: 08.30 LT
Nomor registrasi pesawat: PK AXC
Take Off : 05.35 LT
Eta Sin : 00:35
Komposisi Crew QZ 8501
Captain : IRIYANTO
FO (First Officer/kopilot-red) : REMI EMMANUEL PLESEL
SFA (Senior Flight Attendant): WANTI SETIAWATI
FA (Flight Attendant) : KHAIRUNISA HAIDAR FAUZI
FA : OSCAR DESANO
FA : WISMOYO ARI PRAMBUDI
ENG (Engineer): SAIFUL RAKHMAD
POB (Person on Board) : 138 dewasa/ 16 anak-anak / 01 bayi
BGE(Baggage/bagasi) :106 Collies / 1305 Kg
CGO (Cargo) : NIL (nihil)

AirAsia Missing In Borneo Sea



* Minsera.Blogspot.com * ‪#‎BREAKINGNEWS
: 2014-12-28 : Surabaya (SUB) - Singapore (SIN) - A320 (PK-AXC) 05:20 AM WIB 05:35 AM 08:30 AM SGT - Status :UNKNOWN

TNI AU Prioritaskan Bekas Pangkalan Rahasia Belanda



* Minsera.Blogspot.com * Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Balikpapan, Kalimantan Timur, Kolonel (Pnb) Zulfahmi berjanji memberikan perhatian prioritas terhadap bekas pangkalan udara rahasia Belanda di Melak, Kutai Barat.
"Saya akan meneruskan apa yang sudah dimulai pejabat sebelumnya," kata Kolonel Zulfahmi di Balikpapan, Sabtu (27/12).
Zulfahmi menggantikan pejabat sebelumnya Kolonel (Pnb) Tri Budi yang pindah tugas ke Makassar sebagai Asisten Personel Komando Operasi Angkatan Udara II di Pangkalan Udara Hasanuddin.
Adapun serah terima jabatan Danlanud Balikpapan telah dilaksanakan pada Kamis (24/12) lalu.
Dengan pesawat udara jenis T-50, Kolonel Tri Budi sebagai Danlanud Balikpapan beberapa kali mendarat di bekas pangkalan udara rahasia Belanda tersebut dan menggelar pertemuan dengan masyarakat.
Saat ini, pangkalan udara itu menyisakan dua landasan udara yang kondisinya masih cukup bagus. Kondisi itu berbeda dengan sejumlah bangunan yang dulunya perkantoran, barak, hanggar, dan gudang amunisi.
Dalam gudang amunisi juga tersimpan sejumlah bom yang masih aktif, meskipun kondisinya sudah berkarat dan tampak tua.
Selain lahan yang ditumbuhi semak dan kelihatan tidak terurus, pada lahan bekas pangkalan itu ada masyarakat yang mencoba membangun rumah. Bahkan, menurut Kolonel Tri Budi, ada yang berusaha memperjualbelikan tanah pangkalan itu.
"Masalah itu yang akan kami tertibkan semua," kata Kolonel Zulfahmi, yang sebelumnya bertugas di Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur, sebagai Kepala Dinas Operasi.
Sejumlah catatan dari Perang Dunia II menyebutkan pangkalan udara rahasia Belanda di Melak tersebut bernama Samarinda II Airfield.
Pangkalan ini dibangun Belanda di antara Melak dan Long Iram, tidak jauh dari tepi Sungai Mahakam pada tahun 1936 dan mulai beroperasi 1938. Melak dan Long Iram sekarang termasuk wilayah administrasi Kabupaten Kutai Barat.
"Itu pangkalan besar, ada 2 runway (landasan pacu) dan diawaki 500 personel," ujarnya.
Pada tahun 1936, Belanda menggunakan pangkalan itu sebagai antisipasi bila terjadi perang dan seluruh pangkalan udara lain dihancurkan musuh.

Sumber: Antaranews.com