Friday, 14 June 2013

Proyek Jet Tempur RI-Korea Selesai 2020


* Minsera.Blogspot.com * Wakil Menteri Pertahanan, Letnan Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsuddien, Kamis 13 Juni 2013, menyatakan program pesawat tempur IFX/KFX yang sudah berjalan 18 bulan dan melibatkan seluruh komponen bangsa harus terus berjalan secara berkelanjutan.

Pemerintah dan Komisi I DPR hari ini melakukan Rapat Dengar Pendapat di kantor PTDI di Bandung. Dalam rapat tersebut, dibahas kelanjutan proyek pesawat tempur Indonesia-Korea Selatan. Kemenhan menggandeng Defense Industry Cooperation Committe (DICC) dalam membangun jet tempur.

Menurut Sjafrie, program pesawat tempur PTDI yang bekerjasama dengan pemerintah Korea Selatan ini harus selesai pada tahun 2020, sehingga siapapun yang akan menjadi presiden yang akan datang harus memiliki komitmen melanjutkan program ini.

Saat ini, PTDI sedang mempersiapkan diri masuk dalam tahap kedua, yaitu Engineering Manufacturing Development, pengembangan pesawat tempur IFX/KFX. Dari 72 teknologi, masih ada 30 item yang harus disiapkan oleh PTDI. 

“Program pesawat tempur IFX/KFX adalah program nasional demi kepentingan bangsa dan Negara. Oleh karena itu kita harus mewujudkannya demi kemandian bangsa ini dalam membangun kekuatan pertahanannya,” katanya dalam keterangan tertulis.

Ketua Komisi I DPR, TB Hasanudin, menyatakan DPR sejalan dengan pemerintah untuk melanjutkan program ini. "Siapapun kekuatan politik di masa depan tetap harus mendukung program ini berjalan," katanya.


Sumber: 
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/420585-proyek-jet-tempur-ri-korea-selesai-2020

Inggris Berterimakasih ke Indonesia, Warganya Selamat dari Penculikan di Aceh


* Minsera.Blogspot.com * Warga Negara Inggris, Malcolm Primrose, dibebaskan setelah sempat disekap oleh kelompok bersenjata di Aceh selama beberapa hari sebelumnya. Pemerintah Inggris megucapkan terima kasih kepada Indonesia atas upayanya membantu melakukan pencarian dan menyelamatkan warganya.

"Dengan senang hati kami konfirmasikan bahwa Malcolm Primrose telah dibebaskan," lewat rilis yang terima detikcom dari Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia, Kamis (13/6/2013).

ihak kedutaan Inggirs segera melakukan bantuan konsuler kepada Malcolm. Tidak lupa, Inggirs mengucapkan terima kasihnya kepada pemerintah Indonesia atas bantuannya melakukan pencarian dan menyelamatkan warganya.

"Kami ingin mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam atas dukungan yang diberikan oleh otoritas Indonesia, seperti Gubernur Aceh dan staf nya, Kepala Kepolisian Aceh dan tim, juga kepada semua pihak yang telah bekerja keras untuk menyelamatkan Mr. Primrose," kata pihak Inggris.

 
Seperti diketahui, Setelah 2 hari dibawa kabur penculik bersenjata api, Melcome Primrose, pekerja PT Medco E&P Malaka ditemukan di sebuah perkebunan sawit di Desa Alur Kol, Kecamatan Rantau Selamat, Kabupaten Aceh Timur.

Melcome diculik sekitar pukul 13.30 WIB, Selasa (11/6) lalu. Saat itu, ia saat sedang melakukan survei kegiatan pengeboran di sumur minyak di kawasan pedalaman Desa Lubuk Pimping, Kecamatan Perlak Kota, Aceh Timur, bersama seorang sopir bernama Dania (40) dengan mengendarai mobil Pajero Sport warna hitam nopol BK 1733 ZN.

Di tengah perjalanan, korban dihadang oleh sekelompok pria bersenjata api yang diduga berjumlah 6 orang dengan mengunakan penutup wajah dan senpi jenis AK tiga pucuk serta satu pucuk senpi jenis FN yang mengendarai mobil Avanza.


Sumber: 
http://news.detik.com/read/2013/06/13/141049/2272480/10/warganya-selamat-dari-penculikan-di-aceh-inggris-berterimakasih-ke-indonesia?991101mainnews

ASLOG KASAL: Dapat Memberikan Solusi Untuk Mengurangi Ketergantungan Negara Lain


* Minsera.Blogspot.com * Kami bersyukur pembangunan kapal tunda yang kedua dan Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 M ketiga dapat dilaksanakan di PT. PAL Indonesia yang mana merupakan Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS), sehingga pada proses pengadaan dan pemeliharaan selanjutnya akan lebih mudah lagi bagi TNI AL serta dapat memberikan alternatif solusi untuk mengurangi ketergantungan kita pada Negara lain. 


Demikian dikatakan oleh Asisten Logistik Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Aslog Kasal) Laksamana Muda TNI Sru Handayanto, di saat menyampaikan sambutannya pada peluncuran kapal tunda – 2 dan peletakan lunas KCR 60 M ke – 3 di galangan kapal PT PAL Indonesia, Surabaya. Rabu (12/6).


Dalam acara peluncuran (Lounching) kapal tunda kedua dengan kode produksi M 277 merupakan simbolisasi formal akan selesainya pekerjaan, dan peletakan lunas  (Keel Laying) KCR 60 M ketiga dengan kode produksi W 275 yang merupakan simbolisasi formal dimulainya proses pembuatan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis Kapal Cepat Rudal 60 M ketiga.

Kapal Tunda – 2 memiliki data antara lain Loa 29.00 M, Laa 26.50 M, lebar kapal 10 M, tinggi geladak 5 M, Sarat air 3.30 M, kecepatan kapal 12 Knot (MCR), Klasifikasi Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), Bollard Pull 30 ton, Towing Hook 40 ton, Kapasitas akomodasi 10 orang, main engine :  Nigata 6L22HX (2 x  1200 HP),Propeller  : 2  (Steerable Rudder Propeller) Main Generator :  2 x 125 kW, 50 Hz, 3 phase.

Sedangkan untuk KCR 60 M ke – 3 memiliki data sebagai berikut panjang keseluruhan 60 M, Lebar 8,10 M, tinggi geladak 4,85 M, sarat air 2,60 M, displacement (full Load) 460 ton, kecepatan maximal/ jelajah 28/20 knot, main engine 2x3860 HP, range at 20 kn (cruise) 2400 N mile, endurance 5 hari, jumlah ABK 55 orang. 

Stabilitas kapal memenuhi criteria standard IMO A (749), bentuk siluet kapal dirancang untuk meminimalkan Radar Cross Section (RSC) dan kapal memiliki kemampuan tempur pada sea state 4 dan bernavigasi pada Sea State 6.

Selain memiliki data tersebut di atas kapal jenis KCR 60 M ini memiliki kemampuan Anti Air Warfare (AAW), Anti Surface Warfare (ASW), Electonic Warfare (EW) dan Naval Gun Fire Support (NGFS) serta memiliki fungsi tambahan sebagai pengintai, Search And Rescue (SAR), lawan infiltrasi, operasi bakti TNI.

Kegiatan yang berlangsung di PT PAL Indonesia ini dihadiri oleh Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M. Hum, Kadismatal, Kadisadal dan Komandan Satgas, serta Dirut PT PAL Ir. M. Firmansyah Arifin, M.M dan para pejabat teras PT PAL lainnya.


Sumber :
http://www.tnial.mil.id/tabid/79/articleType/ArticleView/articleId/13791/Default.aspx

Indonesia Butuh Minimal 9 Kapal Selam



* Minsera.Blogspot.com * Negara kepulauan seperti Indonesia selayaknya mempunyai minimal sembilan kapal selam untuk menjaga kedaulatan wilayah perairannya. Erzi Agson Gani, Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun, mengatakan terdapat sembilan selat sebagai pintu keluar masuk dari dan ke perairan Indonesia sehingga seharusnya ada sembilan kapal selam yang mengawal selat-selat tersebut.

Pada saat ini, alat utama sistem persenjataan (alutsista) jenis kapal selam milik Indonesia hanya satu unit yang siap beroperasi. "Sembilan corong atau selat itu hanya dijaga satu unit kapal selam yang operasional. Itu sangat tidak ideal," kata Erzi di sela-sela Forum Komunikasi Litbang Pertahanan ke-24 di kantor pusat PT PAL Indonesia (Persero), Kamis, 13 Juni 2013.

Menurut Erzi, jenis kapal selam yang sesuai perairan dan misi pertahanan Indonesia minimal jenis Midget 22 Meter. Jenis ini yang sedang dikembangkan oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI-AL bersama BPPT di Laboratorium Hidrodinamik. Selain Migdet 22 Meter, BPPT juga menguji coba jenis Midget 15 Meter yang ukurannya lebih kecil, tetapi tidak mengurangi efek destruksinya.

Untuk memilih jenis kapal selam yang tepat, Erzi menyarankan sebaiknya jenis kapal selam harus dikombinasikan sesuai doktrin perang pemerintah Indonesia. Jika untuk kebutuhan patroli dan menjaga alur lalu lintas di perairan laut, cukup jenis midget. Namun, jenis kapal selam lain seperti kilo dan kapal tanpa awak juga patut diperhitungkan. "Jenis midget itu sudah memberikan daya getar dan efek destruktif yang tinggi," ujarnya.

Direktur Utama PT PAL Indonesia (persero), M. Firmansyah Arifin, mengatakan pengembangan industri kapal selam yang padat teknologi butuh dukungan dari berbagai pihak. PT PAL ttelah menjalin sinergi dengan litbang di berbagai instansi pemerintah, seperti BPPT, akademisi, Kemenhan, dan TNI. Kapal patroli dan frigate produksi PT PAL adalah hasil kolaborasi dengan litbang antar-institusi dan disokong transfer teknologi.

Firmansyah mengatakan Indonesia sudah memiliki kemampuan industri, teknologi, kebutuhan dan pengguna yang dapat mendorong percepatan alih teknologi maritim untuk pemenuhan kebutuhan alutsista secara mandiri.

Kepala Badan Diklat Kementerian Pertahanan, Mayjen TNI Suwarno, berharap penguasaan teknologi alutsista semakin meningkat sehingga mampu mereduksi tingkat ketergantungan alutsista buatan negara asing. Untuk mencapai hal itu, harus dibangun sinergi antara tenaga ahli dari BPPT, Pindad, Krakatau Steel, PT LAN, TNI dan akademisi. "Khusus teknologi perkapalan perlu didukung oleh teknologi yang harus dikuasai sendiri untuk mengembalikan kekuatan pertahanan," kata Suwarno.

Sumber: 
http://www.tempo.co/read/news/2013/06/13/061488023