Sunday, 19 January 2014

Stasiun-Stasiun Tertua Di Indonesia

Stasiun Jakarta Kota (Beos) 

* Minsera.Blogspot.comDi Indonesia, kereta sudah ada sejak zaman Hindia-Belanda sebagai sarana transportasi.
Stasiun kereta tua yang ada sejak dulu, masih beroperasi sampai sekarang dan menjadi objek wisata sejarah.

Kehadiran stasiun sangat penting bagi kereta. Di sinilah penumpang naik dan turun. Di stasiun pulalah tempat kereta beristirahat setelah lelah seharian mengantar penumpang.

Kalau kereta sering melakukan peremajaan unit, begitu pula dengan stasiun. Meski sudah ada sejak zaman penjajahan, sampai saat ini stasiun terus mengalami peremajaan. Semua ini agar stasiun tidak lapuk dan terus bisa mengikuti perkembangan zaman.

Inilah Stasiun Tertua yang ada di Indonesia, khususnya Pulau Jawa, berdasarkan wilayah Propinsi :

1.DKI Jakarta.
Di Jakarta, ada banyak stasiun tua yang berdiri sejak kolonial Belanda hingga saat ini, salah satunya adalah Stasiun Jakarta Kota atau BEOS. Stasiun ini sudah ada sejak tahun 1870 dan terus mengalami renovasi hingga saat ini.
Selain itu, masih ada stasiun lain yang juga termasuk tua, yaitu Stasiun Tanjung Priok.
Stasiun Tanjung Priok
Stasiun ini pertama kali dibangun pada tahun 1925, bersamaan dengan pembukaan jalur Tanjung Priok-BEOS. Selanjutnya ada Stasiun Jatinegara, stasiun ini telah ada sejak tahun 1901
stasiun-stasiun tersebut adalah salah satu cagar budaya dengan arsitektur cantik & bangunan itu dilindungi undang-undang cagar budaya.

2.Jawa Barat.
Provinsi ini punya beberapa stasiun bersejarah, antara lain Stasiun Bandung, Cibatu, dan Cirebon. Stasiun tua pertama yang ada di Bandung adalah Stasiun Bandung. 
Stasiun Bandung

Stasiun ini pertama kali beroperasi pada tanggal 17 Mei 1884. Pengoperasian ini bersamaan dengan diresmikannya jalur kereta api Bandung-Jakarta, melalui Cianjur/Bogor.

Selanjutnya ada Stasiun Cibatu di Garut. 

Stasiun Cibatu

Stasiun ini didirikan pada zaman kolonial Belanda, yaitu tahun 1889. Saat itu, Stasiun Cibatu adalah stasiun yang sering dijadikan lokasi pemberhentian para turis yang ingin liburan ke Garut, seperti yang ditulis situs Indonesia Heritage Railway.

Stasiun Cirebon
Stasiun Cirebon yang terletak di Jl Siliwangi ini sering disebut sebagai stasiun antara. Ini karena sebagian besar kereta api baik jalur Utara maupun Selatan berhenti di stasiun ini. Stasiun Cirebon sudah ada sejak tahun 1912 dan dibangun oleh perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS).

3. Jawa Tengah.
Stasiun tua nan bersejarah lain di Indonesia ada di Jawa Tengah.
Beberapa di antaranya adalah Stasiun Semarang Tawang, Semarang Poncol, Ambarawa, Stasiun Ijo ,Stasiun Purwosari, dan Stasiun Solo Balapan.


Stasiun Semarang Tawang
  • Stasiun Semarang Tawang. adalah salah satu stasiun tertua di Indonesia yang masih menjadi tempat naik turun penumpang. Stasiun ini pertama kali diresmikan pada tahun 1914. Sekarang, Stasiun Semarang Tawang menjadi lokasi pemberhentian kereta api kelas eksekutif dan bisnis.
    Stasiun Semarang Poncol
  • Stasiun Semarang Poncol di Jl Poncol, Semarang Utara. Stasiun ini pertama kali dibangun pada tahun 1914 dan kini menjadi tempat berhentinya kereta kelas ekonomi.
    Stasiun Ambarawa
  • Stasiun Ambarawa.
Stasiun ini dibangun pada tahun 1873. Jalur kereta di Stasiun Ambarawa cukup spesial, karena terdapat rel khusus untuk kereta bergerigi. Saat ini, Stasiun Ambarawa berfungsi sebagai museum dan tempat mangkalnya kereta wisata.
Stasiun Ijo
  • Stasiun Ijoadalah stasiun kereta api yang terletak di sebelah barat Stasiun Gombong. Secara administratif, stasiun ini berada di Desa Bumiagung, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen. 
Selain sebagai stasiun persilangan, fungsi lainnya adalah sebagai pengontrol terowongan jalur rel (disebut Terowongan Ijo) yang berada di sisi timur stasiun ini. Pengelolaan stasiun yang terletak pada ketinggian +25 m dpl ini berada di bawah Daerah Operasi 5 Purwokerto. 

Stasiun yang dibangun pada pertengahan tahun 1880-an ini jarang disinggahi oleh kereta api. Stasiun berperon sisi ini memiliki tiga jalur rel.
Stasiun Purwosari
  • Stasiun Purwosari merupakan stasiun kereta api yang terletak di Jl. Slamet Riyadi No. 502, Purwosari, Lawiyan, Surakarta.
Stasiun yang terletak pada ketinggian +98 m dpl ini berada di Daerah Operasi 6 Yogyakarta, dibangun pada tahun 1875, dan merupakan stasiun tertua di Surakarta. Pembangunannya ditangani oleh NISM. Stasiun Purwosari berada di wilayah Mangkunegaran.

  • Stasiun Solo Balapan.

Diberi dana Rp 86 T beli persenjataan, TNI gandeng KPK



* Minsera.Blogspot.comTentara Nasional Indonesia (TNI) menerima anggaran sebesar Rp 86 triliun dari pemerintah tahun ini. Anggaran tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. TNI berencana menggunakan anggaran untuk meremajakan alat utama sistem persenjataan yang sudah tua.

“Tahun ini ada peningkatan anggaran. Ada peningkatan yang cukup signifikan. Ada alokasi sebesar Rp 86 Triliun,” kata Panglima TNI Jendral Moeldoko, saat Rapat Pimpinan TNI, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (8/1).

Moeldoko menjelaskan, anggaran tersebut nantinya akan digunakan sebesar 52 persen untuk pembelian senjata tempur. Sedangkan sisanya bisa digunakan untuk pembangunan industri pertahanan.

“Kita juga bisa menekan anggaran rutin sebesar 52 persen, sedangkan sisanya 48 persen untuk anggaran pembangunan. Diharapkan dengan meningkatnya anggaran untuk TNI semakin baik,” jelasnya.

Moeldoko mengatakan, untuk pemeliharaan alutsista yang telah ada saat ini menurutnya masih membutuhkan tenaga-tenaga ahli dari negara lain. Hal itu disebabkan, Indonesia masih bergantung kepada negara yang membuat sistem persenjataan tersebut.

“Pemeliharaan alutsista, kita belum bisa buat. Untuk perawatan kita harus ke Rusia. Kita masih punya ketergantungan yang sangat tinggi dengan negara yang membuatnya. Ahli teknologi kita masih perlu waktu yang cukup panjang,” jelasnya

Terkait adanya penyelewengan dana di tubuh TNI, Moeldoko menegaskan, bahwa TNI telah bekerja sama dengan KPK dan BPKP untuk melakukan audit anggaran. Moeldoko janji tidak terjadi penyimpangan.

“Kita ada kerjasama dengan KPK dan BPKP. Kita minta petunjuk, kita konsultasikan agar tidak ada penyimpangan-penyimpangan. Tidak ada lagi istilah-istilah titipan panglima-panglima TNI,” tandasnya.

AL Australia Menelantarkan Pencari Suaka



* Minsera.Blogspot.com *  CANBERRA, - Pertama kalinya Australia menggunakan kapal penyelamat untuk mengirim 56 pencari suaka ke wilayah Indonesia. Para pencari suaka pun mengatakan, mereka telah ditipu oleh pihak Angkatan Laut Australia yang mendepak mereka ke Indonesia.


Fairfax Media mewawancarai sekelompok besar pencari suaka yang berasal dari Pakistan dan Bangladesh. Sepekan lalu, mereka berupaya untuk memasuki Australia dengan menumpang kapal kayu setelah transit di Indonesia.


Para pencari suaka ini mengatakan, mereka diangkut oleh Kapal Perang Australia, HMAS Stuart dan ditahan dikapal tersebut sebelum akhirnya dipindahkan ke kapal Patroli Perbatasan dan Bea Cukai Australia. Mereka mengira akan dipindahkan ke Pulau Christmas.

Namun pada akhirnya para pencari suaka tersebut dipindahkan ke kapal penyelamat kecil berwarna oranye dan dilengkapi bahan bakar yang cukup untuk mencapai Indonesia.

Sementara warga Indonesia yang menjadi kapten kapal yang membawa mereka ke Australia, dipaksa untuk memimpin para pencari suaka menempuh waktu perjalanan tiga jam ke Indonesia.


Kabar mengenai penipuan yang dilakukan ini didapatkan oleh Fairfax Media setelah Australia mendepak kapal pencari suaka pada 26 Desember 2013. Total, sudah lima kali Australia dilaporkan mendepak para pencari suaka tersebut kembali ke wilayah Indonesia meskipun ditentang keras oleh Indonesia dan juga oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).


Seorang warga Pakistan Fazal Qadir menceritakan mengenai ulah yang dilakukan oleh Angkatan Laut Australia. Pria berusia 28 tahun itu mengatakan, berangkat dari luar perairan Jawa pada 5 Januari 2014 dengan kapal yang dipenuhi oleh 56 penumpang.

"Setelah tiga hari di laut, sebuah pesawat Australia mengetahui keberadaan kami dan saat itu kapal sudah dalam kondisi bocor. Kami merasa bahagia ketika bertemu mereka (AL Australia), kami mengira akan diterima," ujar Qadir, seperti dikutipSydney Morning Herald, Sabtu (18/1/2014).


Qadir bersama para pencari suaka yang lain saat itu merasa yakin akan diselamatkan, bukan didepak kembali ke Indonesia. Mereka pun dinaikkan ke HMAS Stuart dan bergerak menuju Pulau Christmas.

"Kami bergerak terus mengelilingi Pulau Christmas. Selama dua hari kami berada di dalam kapal perang," lanjut Qadir.


Setelah diinterogasi oleh personel AL Australia, para pencari suaka kemudian dipindahkan ke kapal milik imigrasi Australia dan tetap di kapal tersebut hingga tiga hari.

Pada akhirnya para pencari suaka tersebut kembali ditipu. Qadir mengatakan, mereka kemudian dinaikkan ke sebuah kapal penyelamat yang diikat oleh kapal imigrasi Australia tersebut.

Seluruh pencari suaka kemudian disuruh naik karena akan dipindahkan ke Pulau Christmas.
Namun pada kenyataannya, para pencari suaka ini justru diberikan dokumen yang mengharuskan mereka kembali ke Indonesia.


Pada akhirnya, kapal penyelamat itu didorong masuk ke wilayah Indonesia dan pencari suaka tersebut tidak bisa mewujudkan impian menyentuh Negeri Kanguru.  :(OKEZONE)