Tuesday 18 March 2014

Lepas dari Ukraina, Crimea menuju ke pelukan Rusia


* Minsera.Blogspot.comSetelah referendum, Crimea kini menjadi wilayah merdeka dan lepas dari Ukraina. Rusia sudah menyiapkan rancangan perjanjian untuk menyetujui jika Crimea ingin bergabung dengan Federasi Rusia.

Presiden Rusia, Vladimir Putin telah menyetujui rancangan perjanjian itu. Pihak Kremlin pada Selasa (18/3/2014) membenarkan, bahwa Moskow berencana untuk membuat wilayah selatan Ukraina yang memisahkan diri itu menjadi bagian dari Rusia.

Putin sendiri sudah menandatangani rancangan perjanjian untuk menerima Crimea sebagai bagian dari Rusia, sehari setelah Presiden Rusia itu mengabaikan sanksi terberat yang dijatuhkan Amerika Serikat dan Uni Eropa terhadap Moskow. Sanksi itu, seperti dikutip Reuters, disebut-sebut sebagai sanksi terberat yang dijatuhkan terhadap Moskow sejak akhir Perang Dingin.

AS sudah menjatuhkan sanksi setidaknya terhadap tujuh pejabat Rusia, termasuk Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin. Selain itu sanksi juga diberikan terhadap para pejabat Ukraina pro-Rusia, termasuk Presiden Ukraina terguling Viktor Yanukovych.

”Ini adalah sanksi paling komprehensif yang diterapkan kepada Rusia sejak akhir Perang Dingin,” kata seorang pejabat senior AS. Presiden Barack Obama memperingatkan sanksi akan menargetkan kekuatan ekonomi di Moskow jika Kremlin tidak mundur dari krisis Ukraina saat ini.

”Jika Rusia terus mengganggu di Ukraina, kami siap untuk menjatuhkan sanksi lebih lanjut,” ucap Obama, Namun Russia pun juga akan menghentikan pasokan Minyak dan Gas buminya ke negara Eropa. 

Prajurit Mabes TNI Resmi Gunakan Baret Hitam


* Minsera.Blogspot.comPanglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko bertindak selaku Inspektur Upacara pada Pembaretan Prajurit TNI, bertempat di lapangan Upacara B-3 Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Selasa (18/3). Pemakaian baret bagi prajurit Mabes TNI berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/190/III/2014.

Upacara pembaretan ini diikuti oleh seluruh prajurit Mabes TNI, dengan Komandan Upacara Kolonel Laut (S) Ivan Yulivan yang sehari-harinya menjabat sebagai Komandan Detasemen Markas (Dandenma) Mabes TNI.

Penggunaan baret Mabes TNI terhitung mulai tanggal (TMT) 18 Maret 2014, dimana seluruh personel TNI yang bertugas di lingkungan Unit Organisasi Mabes TNI harus menggunakan baret sebagai perlengkapan pakaian dinas seragam TNI.

Jenderal TNI Moeldoko dalam pengarahannya menekankan bahwa tugas seorang pemimpin atau komandan ada dua yaitu : pertama, menyiapkan pasukannya agar setiap saat siap tempur dan siap operasional. Kedua, menjaga dan memelihara serta meningkatkan kesejahteraan anak buahnya.

Selaku Panglima TNI, dalam rangka menjaga tugas yang pertama adalah bagaimana membangun interoperabilitas agar seluruh kekuatan bisa digerakkan menjadi satu di berbagai kekuatan menuju kepada satu titik tugas pokok.

“Pemakaian baret ini dimaksudkan agar seluruh prajurit TNI memiliki pemikiran dan keinginan yang sama yaitu bagaimana TNI menyamakan langkah menuju tugas pokok TNI, sehingga dapat menjadi lebih solid serta sumber daya manusianya dapat terus ditingkatkan”, ujar Panglima TNI.

Hadir pada acara tersebut Kasum TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar, S.E., Irjen TNI Letjen TNI Geerhan Lantara, para Asisten Panglima TNI, Kabalakpus TNI, seluruh personel TNI dan PNS Mabes TNI. 

Tak Terdeteksi Radar TNI AU, MH370 Dipastikan Tak Masuki Wilayah RI


* Minsera.Blogspot.comDalam salah satu dugaan yang disampaikan Perdana Menteri Malaysia PM Najib Razak, disebutkan bahwa lokasi hilangnya Malaysia Airlines bisa dimungkinkan di wilayah Indonesia. TNI AU memastikan pesawat tersebut tak pernah masuk ke wilayah udara tanah air. 
"Kalaupun masuk ke wilayah Indonesia, pasti tertangkap oleh radar kita. Dan kita nggak nangkap," ujar Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto dalam perbincangan dengan detikcom, Sabtu (15/3/2014).

Hadi menjelaskan, pesawat tersebut awalnya terdeteksi oleh radar Malaysia. Lalu hilang di wilayah Negeri Jiran itu sendiri. "Radar Malaysia saja menangkap bahwa hilangnya itu di wilayah dia sendiri. Kalau seandainya analisa itu betul, memang pesawat yang tidak menggunakan transponder bisa ditangkap oleh radar militer. Hanya sampai di Pulau Perak lalu hilang," kata Hadi.

Operasi pencarian pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 kini memasuki fase baru berdasarkan data satelit baru yang diterima. Pencarian di sekitar wilayah Laut China Selatan pun dihentikan.

Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak menyampaikan, ada dua koridor baru yang terbaca dari radar militer mengenai pergerakan pesawat. "Koridor utara yang bergerak dari perbatasan Kazakhstan dan Turkmenistan menuju Thailand utara, atau koridor selatan yang bergerak dari Indonesia menuju Samudera Hindia bagian selatan," papar Najib dalam konferensi pers yang digelar di Hotel Sama Sama, Kuala Lumpur hari ini.

Menurut Najib, berdasarkan data satelit, komunikasi terakhir pesawat MH370 dengan satelit adalah di salah satu dari dua koridor tersebut. Operasi pencarian pun kini akan difokuskan pada kedua koridor itu. TNI AU Kerahkan F-16 Cari Pesawat MAS MH370 TNI Angkatan Udara masih terus mencari pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 yang hilang.

Tidak hanya mengoperasikan pesawat intai maritim, pesawat tempur F-16 juga ikut dikerahkan dalam operasi pencarian ini. Ada 6 pesawat F-16 yang saat ini sudah berada di Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Soewondo, Medan, Sumatera Utara, Senin (17/3/2014).

Pesawat- pesawat itu berasal dari Skadron Udara 3 Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur. Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI IB Putu Dunia menyatakan, pesawat tempur itu sebenarnya akan mengikuti Latihan Pertahanan Udara Kilat dan Cakra yang digelar Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosek Hanudnas) III.

Latihan itu dilakukan dalam rangka memelihara integritas dan kedaulatan wilayah udara Indonesia. "Pesawat-pesawat ini ikut dalam latihan yang digelar di Kosek Hanudnas III," kata Putu Dunia kepada wartawan di Lanud Soewondo.

Nah, sementara latihan kemampuan dalam operasi itu berlangsung, pesawat juga sekaligus memantau lintasan yang dilaluinya, sekiranya menemukan tanda- tanda keberadaan pesawat MAS yang hilang itu. Dengan demikian latihan dan operasi pencarian itu disatukan.
"Di-combine," kata Putu Dunia.

Pesawat MAS MH370 hilang sembilan hari lalu dalam penerbangan Kuala Lumpur – Beijing. Setelah pencarian sepekan lebih tidak menemukan tanda- tanda keberadaan pesawat itu di sekitar Laut China Selatan maupun Selat Malaka, kini mencuat dugaan pesawat kemungkinan dibajak. 

Cuma Rusia yang bisa bikin AS menjadi abu


* Minsera.Blogspot.comDi tengah ketegangan Rusia dan Amerika Serikat (AS) atas referendum Crimea, seorang presenter televisi negara Rusia membuat kehebohan. Dalam tayangan televisi, presenter tersebut menyatakan hanya Rusia yang mampu mengubah AS menjadi abu radioaktif.

Dmitry Kiselyov, presenter televisi Rossiya 1, menjadi sorotan media dunia atas komentar beraninya itu. Tidak hanya memperingatkan AS, Kiselyov, bahkan membanggakan Presiden Rusia Vladimir Putin yang ia sebut jauh lebih hebat ketimbang Presiden AS, Barack Obama.

”Rusia adalah satu-satunya negara di dunia yang realistis mampu mengubah AS menjadi abu radioaktif,” kata Kiselyov yang tampil dalam sebuah acara televisi tersebut, seperti dikutip Independent, semalam (17/3/2014).

Menurutnya, Putin jauh lebih hebat ketimbang Obama, setidaknya berdasarkan jajak pendapat yang juga telah diketahui warga AS. Jajak pendapat yang dia maksud mengacu pada laporan Forbes yang menempatkan Putin sebagai pemimpin berpengaruh di atas Obama.

”Amerika sendiri menganggap Putin untuk menjadi pemimpin kuat dari Obama,” ucapnya. ”Mengapa Obama menelepon Putin sepanjang waktu dan berbicara dengannya selama berjam-jam?,” lanjut dia menyindir gaya diplomasi Obama.

Bukan kali ini saja Kiselyov membuat AS dan negara-negara Barat geram. Sebelum ini, dia pernah memicu kemarahan negara-negara Barat, karena menyerukan undang-undang anti - gay yang ketat. Dia bahkan menyarankan agar kaum homoseksual dilarang mendonorkan darah, sperma dan organ karena tidak cocok.

Rusia sendiri kini “berada di atas angin” setelah Crimea benar-benar ingin lepas dari Ukraina dan memilih bergabung dengan Rusia. Melalui referendum, lebih dari 96 persen rakyat Crimea memilih lepas dari Ukraina dan ingin bergabung dengan Federasi Rusia.