* Minsera.Blogspot.com * Kerabat Kerja D.K.A.R.I yang bertugas dalam Hijrah KLB Presiden 4 Januari 1946
Pengawas :
1. Soegito (DL)
2. Soedarjo (DL)
3. Soeharjono (DL)
4. B.S Anwir (DL)
5. Mansur Lubis (DT)
Lokomotif :
1. Husin
2. Murtado
3. Mulud
4. Suad
Mekanik :
1. Tukimin
2. Kun Hai
3. Irie
Listrik :
1. Hidajat
Kondektur :
1. Sastrosardono
2. Sujono
Restorasi :
1. Sukatma ( Koki )
2. Moh. Saleh
3. Sulaiman
Pelayan KA :
1. Sapei 7. Rahali
2. Kasban 8. Jiman
3. Amir 9. Slamet
4. Kasim 10. Djahidin
5. Adje 11. Nata
6. Subandi 12. Ilyas
Salah satu tulisan Bapak Presiden Soekarno Mengenai KLB 4 Januari 1946
" Formasi Kereta api yang dinamakan KLB ini, mechanis technis dan personil technis adalah salah satu FORMASI JANG BERSEDJARAH dengan formasi ini saja pada malam 4 Januari 1946 meninggalkan Djakarta dengan tjara rahasia - memindahkan pemerintah Republik Indonesia dari Dari Djakarta ke Djokjakarta dan sedjak itu formasi KLB ini masih sering mendjalankan tugas-tugas jang penting bagi Presiden. Saja bangga kepada KLB ini "
Sekilas Kisah Perjalanan Hijrah Presiden Soekarno dari Jakarta ke Yogyakarta
Hijrahnya pemerintah RI ke Yogyakarta dilakukan diam-diam pada tanggal 3 Januari 1946 pukul 19.00.Latar belakang dari hijrahnya pererintah RI adalah akibat kondisi kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan tidak aman.Presiden Soekarno menggunakan Kereta Api Luar Biasa (KLB) dari Jakarta.
lokomotif yang digunakan untuk menarik rangkaian kereta rombongan dibuat pada tahun 1919 di bengkel Staatspoorwegen, Belanda.Rangkaian KA Luar Biasa dalam keadaan gelap berpura-pura langsir (ganti loko, ganti rangkaian, atau pindah jalur) dari Manggarai ke arah Cikini, yang kala itu jalur rel masih sebidang.
Sesampainya di belakang kediaman Presiden Soekarno , Jl. Pegangsaan Timur 56, naiklah Presiden beserta Wapres dan sebagian anggota kabinet.Perlahan-lahan, KLB itu sampai di Stasiun Manggarai, terus ke Stasiun Jatinegara dan Stasiun Kranji yang pada waktu itu dijaga ketat oleh tentara Belanda.
Suasana sangat tegang.Baru setelah kereta berada di Bekasi, yang dikuasai pejuang RI, ketegangan mencair. Bahkan sepanjang jalan menuju Jogja, rakyat menyambut dengan pekik Merdeka.Esok harinya, 4 Januari 1946 rombongan tiba di Stasiun Yogyakarta Tugu, disambut oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Sri Paku Alam VII, dan rakyat.
1. Soegito (DL)
2. Soedarjo (DL)
3. Soeharjono (DL)
4. B.S Anwir (DL)
5. Mansur Lubis (DT)
Lokomotif :
1. Husin
2. Murtado
3. Mulud
4. Suad
Mekanik :
1. Tukimin
2. Kun Hai
3. Irie
Listrik :
1. Hidajat
Kondektur :
1. Sastrosardono
2. Sujono
Restorasi :
1. Sukatma ( Koki )
2. Moh. Saleh
3. Sulaiman
Pelayan KA :
1. Sapei 7. Rahali
2. Kasban 8. Jiman
3. Amir 9. Slamet
4. Kasim 10. Djahidin
5. Adje 11. Nata
6. Subandi 12. Ilyas
Salah satu tulisan Bapak Presiden Soekarno Mengenai KLB 4 Januari 1946
" Formasi Kereta api yang dinamakan KLB ini, mechanis technis dan personil technis adalah salah satu FORMASI JANG BERSEDJARAH dengan formasi ini saja pada malam 4 Januari 1946 meninggalkan Djakarta dengan tjara rahasia - memindahkan pemerintah Republik Indonesia dari Dari Djakarta ke Djokjakarta dan sedjak itu formasi KLB ini masih sering mendjalankan tugas-tugas jang penting bagi Presiden. Saja bangga kepada KLB ini "
Sekilas Kisah Perjalanan Hijrah Presiden Soekarno dari Jakarta ke Yogyakarta
Hijrahnya pemerintah RI ke Yogyakarta dilakukan diam-diam pada tanggal 3 Januari 1946 pukul 19.00.Latar belakang dari hijrahnya pererintah RI adalah akibat kondisi kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan tidak aman.Presiden Soekarno menggunakan Kereta Api Luar Biasa (KLB) dari Jakarta.
lokomotif yang digunakan untuk menarik rangkaian kereta rombongan dibuat pada tahun 1919 di bengkel Staatspoorwegen, Belanda.Rangkaian KA Luar Biasa dalam keadaan gelap berpura-pura langsir (ganti loko, ganti rangkaian, atau pindah jalur) dari Manggarai ke arah Cikini, yang kala itu jalur rel masih sebidang.
Sesampainya di belakang kediaman Presiden Soekarno , Jl. Pegangsaan Timur 56, naiklah Presiden beserta Wapres dan sebagian anggota kabinet.Perlahan-lahan, KLB itu sampai di Stasiun Manggarai, terus ke Stasiun Jatinegara dan Stasiun Kranji yang pada waktu itu dijaga ketat oleh tentara Belanda.
Suasana sangat tegang.Baru setelah kereta berada di Bekasi, yang dikuasai pejuang RI, ketegangan mencair. Bahkan sepanjang jalan menuju Jogja, rakyat menyambut dengan pekik Merdeka.Esok harinya, 4 Januari 1946 rombongan tiba di Stasiun Yogyakarta Tugu, disambut oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Sri Paku Alam VII, dan rakyat.
http://www.youtube.com/watch?v=c_0Oq231Qdo
ReplyDelete