Saturday, 26 July 2014

Bung Tomo Class: Ceritamu..!

Bung Tomo Class with Indonesian Soldier at England 

* Minsera.blogspot.com *  Anda pernah menonton film James Bond: The Sky Fall? Tentu anda masih ingat dengan peristiwa ledakan yang mengguncang SIS Building, yang menjadi markas besar Agen Rahasia M16, atau British Secret Intelligence Service. Konon, di gedung ini pulalah arah mata angin mulai menemukan tujuannya untuk membawa kapal perang jenis MRLF pesanan Kesultanan Brunei Darussalam, Nakhoda Ragam Class, melabuhkan layarnya ke pangkuan ibu pertiwi, Indonesia Tercinta..!

Nun jauh di sebuah kota kecil di Indonesia, sebuah bungkusan kecil dari sebuah negara Eropa yang kaya, telah diterima oleh seseorang di beranda depan rumahnya. Ekspresinya tetap tenang meskipun ia telah mengetahui bahwa bungkusan kecil itu datang dari luar negeri, Inggris..! Perlahan dia melangkah menuju sebuah ruang kerja yang hanya diterangi oleh cahaya matahari yang menerobos dinding-dinding kaca yang telanjang. Bungkusan itu pun di buka.

Beberapa fail dan denah kapal perang kini berserakan di depannya. Satu persatu spesifikasi kapal itu dicermatinya. Kadang mengangguk, mengernyit, tersenyum, atau bahkan geleng-geleng kepala. Pada sebuah lembaran fail, tatapan matanya mulai terlihat begitu fokus, ekspresi serius pun tiba-tiba menghempaskan ketenangan yang sedari tadi diperlihatkannya.


Tidak cukup hanya sampai di situ, tangannya pun mulai menggapai secarik kertas dan sebatang pensil. Tidak jelas, entah tulisan, lukisan atau hitungan yang dia goreskan. Namun yang jelas, tanpa disadarinya, hari sudah mulai merangkak gelap. Ia pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu diambilnya sebungkus mie instant sebagai pengganjal perut, maklum
 gara-gara dokumen dari Inggris itu, dia sampai lupa waktu untuk menikmati santap makan siang dan makan malamnya.

Tidak heran jika tubuhnya pun terlihat agak ceking, tapi tentu saja tidak demikian dengan otaknya, sama sekali jauh dari kesan ceking. Terbukti dengan hadirnya dokumen itu di rumahnya. Bisa jadi dialah satu-satunya manusia di muka bumi ini yang menerima dokumen itu langsung dari produsen peralatan perang terkemuka, BAE System di Inggris.

Sambil menyeruput kuah mie instant yang dibuatnya, dia pun melanjutkan mencermati detail gambar dan kalimat yang tertera dalam dokumen tersebut. Hingga akhirnya diapun menggapai handphone yang tergeletak agak jauh dari tempatnya duduk saat itu. Seseorang dihubunginya, dan sebuah pertemuanpun dijanjikan.
Tiga hari kemudian, pagi-pagi sekali dia sudah terlihat berada di Bandara Juanda, Surabaya.

Sebuah koper ukuran sedang dan tas komputer yang tersandang, tampak menyertai keberangkatannya. Sebuah presentasi penting akan segera digelar bersama para petinggi di Jakarta. Pendek kata, presentasi itu pun sukses menyatukan suara para petinggi yang hadir, padahal sebelumnya, pro kontra kerap memenuhi ruang diskusi.

Mimpi dan harapan besarpun bersandar di pundaknya.
Tidak lama berselang, tim negosiasi pun berangkat ke Brunei. Dari negeri Sultan Hasanal Bolqiah, terbetik kabar gembira. Sang Sultan bersedia melepas ketiga ‘the Sultan’s boats’ nya hanya dengan harga $380 juta, atau hanya sekitar 20% dari total biaya yang telah dikeluarkan oleh paduka Sultan untuk pengadaan ketiga kapal tersebut. Kabar ini pun kemudian tersebar di berbagai media seluruh dunia.

Tindakan bodoh telah diambil oleh TNI AL, begitulah kira-kira kebanyakan pendapat para pembaca seusai mengetahui transaksi mengejutkan tersebut. Ya memang sangat mengejutkan, karena sebelumnya Indonesia juga sempat menolak tawaran itu, bahkan hampir semua negara di dunia yang ditawari kapal ini, menyatakan sikap penolakan yang sama. Tapi kini, Indonesia telah membulatkan tekad untuk mengakuisisi kapal perang yang konon paling super canggih di kelasnya..!

Pertanyaannya, mengapa kita mau menerimanya sedangkan negara sekelas Zimbabwe aja ogah untuk mengambilnya.? Hehehe..! Pria ceking ini hanya bisa nyengir saat ditanyakan tentang hal ini. Ia pun menepis isu tentang ketidakseimbangan kapal dan tutupnya pabrikan rudal MBDA Seawolf sebagai alasan atas penolakan Indonesia sebelumnya.

Konon saat itu kita masih sedang mencari solusi untuk menutupi kelemahan yang dimilikinya. Sekarang semuanya sudah bisa kita atasi berkat negosiasi sengit dari berbagai lapisan, dari mulai negosiasi para ahli, hingga ke negosiasi pemimpin negara. Hasilnya, lelaki ceking itu yang dibantu oleh beberapa orang stafnya, kemudian di berangkatkan ke Inggris, jauh sebelum proses perbaikan dikerjakan.

Kolaborasi pintar antara para ahli perkapalan Inggris, Jerman, Perancis dan Indonesia pun berjalan lancar. Satu persatu, detail permasalahan yang selama ini menjadi isu besar, berhasil dituntaskan.

Hasilnya, sea trial yang dilakukan beberapa waktu lalu, ternyata mampu menunjukan keseimbangan kapal yang tinggi, sehingga kapal itu pun dinyatakan lulus untuk menempati rumah barunya di Indonesia. Segenap bangsa Indonesia kini sedang menantikan kehadiran asset baru kebanggaannya.

Pertanyaan kecil kemudian menggelitik: Lho kok cuma datang dua, bukankah yang kita beli itu ada 3? Kenapa yang satunya ketinggalan? Hehehe..! Ternyata, ini juga salah satu penyebab mengapa kita memutuskan untuk mengakusisi ketiga kapal ini. Dan ini pulalah yang menjadi point penting yang diperjuangkan presiden SBY saat harus menandatangani naskah kerjasama pertahanan dengan rekan sejawatnya dari Inggris, David Cameron, ketika bertandang ke Jakarta beberapa waktu lalu.

Pengerjaan KRI Usman Harun adalah sebuah langkah awal dari proses TOT yang diwajibkan oleh pemerintahan SBY. Indonesia mengirimkan para ahlinya ke Inggris, untuk menuntaskan pengerjaan KRI Usman Harun aka KD Jerambak yang pada tahun 2003 sengaja dihentikan pengerjaannya oleh pihak BAE System.

Kelemahan-kelemahan yang teridentifikasi oleh para ahli Indonesia berhasil dieliminir, sesuatu yang tidak akan pernah bisa dilupakan oleh pihak BAE System. Berkat keberhasilan ini, efek besar yang langsung bisa dirasakan, adalah menangnya tender PT PAL dalam pengadaan kapal jenis LPD untuk Angkatan Laut Philipines.

Di Manila, kita telah berhasil menyisihkan Korea Selatan, yang notabene adalah guru Indonesia dalam pengerjaan kapal jenis LPD Makassar Class. Semua ternyata tidak terlepas dari keberhasilan para ahli Indonesia dalam mengoprek kapal Bung Tomo Class di Inggris.

Daya jelah kapal yang semula hanya bertahan sampai 14 hari, berhasil dilipatgandakan menjadi hingga satu bulan, mengingat perairan Indonesia yang amat luas. Yang membanggakan, pembangunan tangki dan instalasi pipa yang dilakukan, ternyata sama sekali tidak mengurangi keseimbangan dan kecepatan kapal. Hal inilah salah satu yang membuat para ahli di BAE System menaruh respect yang tinggi terhadap para insinyur Indonesia.

Begitu pula ketika dilakukan pembongkaran terhadap MBDA Seawolf untuk digantikan dengan senjata sejenis yang lebih canggih, VLS Mica, para bule itu pun terkesima. Sistem payung udara yang diusung Nautis ll, yang sebelumnya malfunction pun, tak lepas dari sentuhan para ahli kita.

Kini kapal Nakhoda Ragam Class, yang dulu banyak dicibir dan ditolak oleh berbagai negara karena dipandang sebagai sesosok perempuan pendek, gemuk, lamban dan tak berpelindung, mulai menuai banyak pujian. Tidak sedikit negara yang mulai paranoid dengan kehadiran kapal ini di perairan Nusantara.

Tapi masih sangat sedikit pihak yang memahami kekuatan sejati yang dimilikinya. Ketika mencoba menanyakan hal ini, pria ceking itu pun bisa nyengir. Semua berawal dari SIS Building, kita harus menghormatinya..!

Hmmmm..! Mungkin diperlukan seorang wanita seksi untuk merayu James Bond agar mau terbuka tentang rahasia jeroan kapal tersebut. Anda masih ingat, diawal penyerahannya pada Brunei, kapal ini direkomendasikan untuk operasikan oleh 90 orang crews?

Tapi kini, meskipun senjatanya bertambah, berkat otomatisasi yang dicangkokkan para insinyur Indonesia, kapal super canggih ini sudah bisa dioperasikan oleh hanya 79 orang crews saja. Sebuah lompatan yang cukup signifikan, yang sudah membuat negara-negara seperti Oman dan Pakistan merasa menyesal karena tidak memiliki sekelompok insinyur Indonesia yang pandai itu, dan membuat TLDM merasa perlu untuk mempercepat pengadaan kapal Gowind Classnya. Hehehe..! Untuk mengetahui detailnya, kita tunggu aja kehadiran James Bond ke Indonesia..! Salam hangat bung..!

Sumber : JakartaGreater

Friday, 25 July 2014

Presiden SBY Resmi Lantik Gatot Nurmantyo Menjadi KSAD


* Minsera.Blogspot.comPresiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melantik Pangkostrad Letjen TNI Gatot Nurmantyo menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Gatot kini resmi menggantikan Jenderal Budiman yang memasuki masa pensiun.


Pengangkatan Gatot berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 36/TNI/2014. Pelantikan itu dilakukan di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta, Jumat (25/7/2014).
"Presiden RI menimbang dan seterusnya, mengingat dan seterusnya, memperhatikan dan seterusnya, memutuskan, menetapkan memberhentikan dengan hormat Jenderal TNI Budiman dari jabatannya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat dengan ucapan terima kasih atas jasa-jasanya," bunyi keputusan tersebut yang dibacakan Sekmil Presiden.
Acara pelantikan diikuti oleh Wakil Presiden Budiono dan menteri-menteri di antaranya, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Menlu Marty Natalegwa, Menko Kesra Agung Laksono. Turut hadir Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kapolri Jenderal Sutarman dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
Jenderal Budiman tidak hadir ke acara pelantikan Letjen Gatot Nurmantyo sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang baru. Menko Polhukam tidak tahu alasan absennya Jenderal Budiman pada acara tersebut.
"Loh kok tanya saya? Kenapa enggak tanya Budiman," ujar Menko Polhukam, Djoko Suyanto, usai pelantikan di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta, Jumat (25/7/2014).
Berkali-kali Djoko mengatakan tidak mengetahui penyebab Budiman tidak hadir. Dia juga tidak mau berpolemik soal itu.
Djoko menyarankan sebaiknya pertanyaan itu diarahkan ke Sekertaris Militer Presiden.
"Tanya Sesmil saja, saya enggak tahu satu per satu," ucapnya.
Sementara itu, serah terima jabatan KSAD dari Jenderal Budiman kepada Letjen Gatot Nurmantyo akan dilaksanakan pukul 13.30 WIB nanti di lapangan upacara Mabes AD, Jl Veteran 5, Jakarta Pusat. Jenderal Budiman akan memasuki masa pensiun pada September 2014.
Sumber : Detik

China Tawarkan Teknologi Rudal


* Minsera.Blogspot.comADMIN #Spyborg Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan sampai saat ini kerja sama industri pertahanan pembuatan rudal antara Indonesia dan Tiongkok terus berjalan. 
Purnomo menyebut pemerintah Negeri Tirai Bambu tersebut memberi lampu hijau dalam proses alih teknologi rudal Tiongkok ke para ahli Indonesia.

"Pemerintah Tiongkok mendukung alih teknologi itu," kata Purnomo kepada wartawan di kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis, 24 Juli 2014. Purnomo baru saja menerima kedatangan Wakil Komisi Pusat Militer Negeri Tiongkok Jenderal Fan Changlong di kantornya.

Jenderal Fan adalah pejabat tinggi militer Tiongkok, bahkan posisinya lebih tinggi di atas panglima tentara dan menteri pertahanan. Dia dianggap setara dengan wakil presiden, sebab berada di bawah presiden atau panglima tertinggi militer Tiongkok.
Meski begitu,

Purnomo mengatakan kerja sama alih teknologi rudal tersebut sedikit melewati prosedur yang berbeda antarnegara. Sebab industri pertahanan Indonesia berada di bawah kendali Kementerian Pertahanan, sementara industri pertahanan Tiongkok atau State Administration for Science Technology and Industry for National Defence (SASTIND), tidak berada di bawah Kementerian Pertahanan. "Mereka (SASTIND) berpikir secara bisnis, jadi ada jalur terpisah yang harus kami lalui," kata Purnomo.

Pemerintah sendiri sangat tertarik dengan kerja sama rudal Tiongkok. Alasannya, TNI Angkatan Laut sebagai pengguna terbanyak rudal Tiongkok tersebut merasa sangat cocok. Sebagai bukti, Purnomo melanjutkan, dalam gelaran latihan gabungan di Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, TNI Angkatan Laut merasa puas dengan rudal buatan Tiongkok yang ditembakkan dari atas kapal perang Indonesia.

"TNI AL puas dari sisi kuantitas, kualitas, serta harga. Jadi mereka ingin betul-betul lanjutkan kerja sama ini," kata Purnomo.
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu mengatakan Indonesia sedang memprioritaskan kerja sama pembuatan rudal jarang pendek dan menengah dengan Tiongkok.

Setidaknya sampai saat ini Indonesia memakai empat produk rudal yang diproduksi Tiongkok, antara lain rudal C-802, C-705, QW-1, dan QW-3.

Sayangnya, Jenderal Fan Changlong sebagai perwakilan dari pemerintah Tiongkok tak bersedia menyampaikan pernyataannya tentang kerja sama rudal di hadapan wartawan yang sudah menunggu. Jenderal Fan memilih langsung meninggalkan kantor Kementerian Pertahanan Indonesia tanpa berbicara dengan pers.

Sumber : TEMPO

Selamat Datang 3 Fighter F-16 52 ID



* Minsera.Blogspot.com * Madiun, Penerbangan “Ferry” tiga pesawat F-16 C/D 52ID dari Anderson AFB Guam ke Lanud Iswahjudi Madiun telah mendarat dengan selamat pada pukul 11.25 WIB Jumat (25/7). 
Pesawat-pesawat tinggal landas dari Guam pada pukul 09.07 local time (pkl 06.07 WIB) dengan menempuh waktu 5 jam 16 menit dan melaksanakan empat kali pengisian bahan bakar di udara oleh pesawat Tanker KC-10 dari Yokota AFB Jepang. Flight F-16 ini terbang pada ketinggian 26.000 kaki didampingi pesawat tanker dan selama dua jam pertama “menyelam” dalam awan sehingga terpaksa mengisi bahan bakar dalam awan. memasuki wilayah udara Indonesia disambut ibu pertiwi dengan cuaca cukup cerah, dimana pengisian bahan bakar terakhir dilaksanakan diatas Pulau Halmahera, selanjutnya pesawat tanker KC-10 ikut sampai jarak 150 km dari Makassar, kemudian balik kanan kembali ke Guam.

Bertindak sebagai leader penerbangan "Viper Flight" ini adalah Col. Howard Purcell dengan pesawat bernomer ekor TS-1625, selanjutnya Maj. Collin Coatney/ Letkol. Firman Dwi Cahyono dengan pesawat TS-1620 dan terakhir Ltc. Erick Houston/ Mayor Anjar Legowo menerbangkan pesawat TS-1623. Penerbangan bersejarah ini disambut oleh dengan pengalungan bunga oleh Panglima Koopsau II Marsdya TNI Abdul Muis yang didampingi Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Donny Ermawan,

Kepala Proyek “Peace Bima Sena II” Kolonel Tek Amrullah Asnawi dan para pejabat dari jajaran Kemhan, Mabes AU dan Lanud Iswahjudi.
Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI IB Putu Dunia dalam menyambut kedatangan pesawat F-16 C/D-52ID mengatakan bahwa Proyek “Peace Bima Sena II” merupakan bagian dari pembangunan kekuatan TNI AU secara bertahap, dan berlanjut sesuai rencana pembangunan Kebutuhan Pokok Minimal. Kasau menegaskan kehadiran 3 unit pesawat dari total pengadaan 24 unit pesawat F-16 C/D-52ID dan ditambah program upgrade 10 unit pesawat F-16 A/B-15OCU diproyeksikan menjadi kekuatan utama Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi Madiun dan Skadron Udara 16 Lanud Rusmin Nuryadin Pekanbaru.

Dua Skadron F-16 ini akan menjadi bagian dari strategi penggelaran dan pelibatan dua Komando Operasi Angkatan Udara. Kedatangan pesawat-pesawat F-16 C/D-52ID ini diharapkan dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuan Air Power kita untuk menegakkan kedaulatan serta hukum demi kepentingan nasional, tidak saja di wilayah udara nasional namun juga di luar wilayah ZEE Indonesia. Selain menjadi tulang punggung operasi Pertahanan Udara namun juga sebagai penjamin keunggulan udara komando gabungan TNI dalam penyelenggaraan operasi darat, laut maupun di udara.

Kedatangan burung-burung besi ini sangat melegakan sesudah sempat tertahan selama lima hari di Eielson AFB, Alaska dan sehari di Andersen AFB Guam akibat permasalahan tehnis pada pesawat tanker udara KC-10 dari Travis AFB. Ketiga pesawat F-16 C/D 52ID TNI AU memulai perjalanan panjang meninggalkan Hill AFB Utah pada hari Selasa (15/7) menuju Alaska.

Baru pada hari Rabu (22/7) ketiga pesawat ini bisa meninggalkan Eielson AFB menuju Andersen AFB, Guam yang ditempuh selama 9 jam 46 menit dengan sembilan kali pengisian bahan bakar diudara.
Sesuai rencana maka mulai awal bulan Agustus 2014 enam orang instruktur penerbang F-16 A/B-15OCU TNI AU akan mulai melanjutkan latihan terbang konversi “differential flying training” F-16 C/D-52ID di Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi Madiun dibawah supervisi tiga instruktur penerbang dari US Air Force Mobile Training Team.

http://tni-au.mil.id/berita/pesawat-f-16-cd-52id-tni-au-tiba-di-tanah-a