Wednesday, 31 December 2014

Happy New Year 2015



* Minsera.Blogspot.com * Selamat Tahun Baru 2015 teman2 warmil, terima kasih atas partisipasinya selama ini mudah2an di tahun 2015 grup kita bisa menjadi Blog yang paling rame dan heboh di jagat dunia maya Aamiin
Salam hormat dari seluruh admin Minsera.Blogspot.com * kepada para member...

Internasional Puji SAR Indonesia sebagai Tim Terbaik di Asia



* Minsera.Blogspot.com *  Dunia internasional memuji kemampuan tim SAR Indonesia yang mampu menemukan AirAsia QZ8501 dengan cepat, dan dianggap sebagai salah satu tim SAR terbaik di di Asia.

“Indonesia telah berpengalaman menghadapi bencana, sehingga mereka memiliki kemampuan yang sangat bagus dalam menginvestigasi berbagai insiden," ujar Greg Waldron, editor majalah penerbangan FlightGlobal, sebagaimana dikutip dari Wall Street Journal, Selasa (30/12/2014).
Dari catatan dia, tim SAR Indonesia telah mampu menangani dengan baik berbagai kecelakaan pesawat seperti tenggelamnya kapal ferry dan beberapa kecelakaan pesawat, kendati menghadapi kondisi geografis yang cukup sulit.
Waldron mengatakan tim SAR Indonesia sebenarnya mampu mencari pesawat di lokasi terakhir pesawat tersebut melakukan komunikasi. Namun, karena kondisi cuaca yang buruk, hal itu urung dilakukan.
Investigator Indonesia (KNKT) juga telah memiliki hubungan yang erat dengan berbagai lembaga internasional dalam menelisik berbagai insiden kecelakaan pesawat. Lembaga itu salah satunya adalah National Transportation Safety Board (NTSB) Amerika Serikat.
Sementara itu, Mark Martin dari konsultan penerbangan independen Martin Consulting menuturkan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki kapal laut tanpa awak yang mampu melacak keberadaan benda di bawah laut. “Jika ada pesawat yang tenggelam di laut, saya yakin, pihak Indonesia bisa dengan cepat melacaknya dan proses pencarian akan berhasil," kata dia.

Martin juga menyarankan agar kru pesawat juga dilatih untuk memahami kondisi perairan yang ada dalam rute penerbangan di Indonesia, dan memiliki kemampuan navigasi standar ketika dalam keadaan darurat.
CEO AirAsia Toni Fernandes malam ini juga mengapresiasi tim SAR yang dengan cepat mampu menemukan posisi jatuh pesawat. "Kami sangat berterimakasih kepada Basarnas yang dengan cepat menemukan korban. Saat ini fokus kami adalah bagaimana mengevakuasinya," tutur Fernandes.

Pesawat Air Asia di Temukan


* Minsera.Blogspot.comevakuasi sebanyak enam jenazah penumpang AirAsia QZ8501, Selasa (30/12/2014), dilakukan sendiri oleh Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bung Tomo. Kapal perang yang lain baru akan datang pada Selasa petang.
Kami Segenap Tim Minsera.Blogspot.com mengucapkanTurut berduka cita untuk Keluarga korban Air Asia. Smoga evakuasi berjalan dengan lancar & tim di beri kekuatan demi tugas kemanusiaan ini.

Kegiatan Presiden JokoWidodo Saat Peninjauan Lokasi Pesawat AirAsia yang Jatuh



* Minsera.Blogspot.comKegiatan Presiden RI saat meninjau lokasi ditemukannya ‪#‎QZ8501‬dengan menggunakan Hercules A-1341. Sumber: @setkabgoid (twitter). Link berita: http://tni-au.mil.id/…/presiden-ri-naik-hercules-tni-au-tin…









Monday, 29 December 2014

Ini Rute Hercules TNI AU Cari Pesawat AirAsia Hingga Temukan Ceceran Minyak


* Minsera.Blogspot.com * Pesawat Hercules Alpha 1319 merupakan salah satu dari 2 pesawat C130 TNI AU yang diterbangkan mencari Pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang sejak kemarin. Hercules C130 ini memulai operasinya di Tanjung Pandan Utara hingga akhirnya berhasil menemukan titik minyak.



Hercules Alpha 1319 yang dikapteni oleh Pilot Letkol Pnb IG Putu Setia D berangkat dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada pukul 06.00 WIB, Senin (29/12/2014). Hercules Alpha 1323 pun menyusul dengan jam pemberangkatan pukul 06.30 WIB.

Alpha 1319 tiba di lokasi penyisiran di Tanjung Pandan sekitar pukul 07.30 WIB. Selama kurang lebih 5,5 jam, pencarian pesawat ini tidak menemukan apa-apa atau negative. TNI AU dibantu oleh 1 pesawat Hercules Singapura, 1 heli dan Hercules Malaysia pada operasi SAR hari ini namun mereka kembali dengan tangan kosong.

Masih menyisakan waktu penerbangan, atas koordinasi Posko di Halim, Hercules sempat menyusur ke wilayah Laut Jawa dekat Pangkalan Bun. Selanjutnya Alpha 1319 kembali bergerak ke wilayah Perairan Tanjung Pandan di wilayah sebelah Timur karena adanya laporan mengenai ceceran minyak di wilayah tersebut.

"Kita kaporan ada ceceran minyak di timur Tanjung Pandan. Memang ada ceceran minyak tapi belum bisa dipastikan apakah dari pesawat atau dari kapal laut yang melintas," ujar Putu di Lanud Halim Perdanakusuma usai operasi pencarian hari ini usai dilakukan.

Menurut Putu, ada 2 titik ceceran minyak yang ditemukan di wilayah Selat Karimata. Daerah tersebut berdekatan dengan lokasi Pesawat AirAsia terakhir terdekteksi sebelum hilang kontak.

"Ada 2 lokasi di sekitar selat itu. Ada 6 kali kita mutar (di lokasi ceceran minyak). Jaraknya kedua titik berdekatan," kata Putu.

Sumber: 
http://news.detik.com/read/2014/12/29/183741/2789455/10/ini-rute-hercules-tni-au-cari-pesawat-airasia-hingga-temukan-ceceran-minyak

TNI AU: Data Radar Pukul 06.12 WIB Sinyal Terakhir AirAsia di Pangkalan Bun



* Minsera.Blogspot.com * Jakarta - TNI AU memastikan data radar terakhir AirAsia QZ 8501 tujuan Surabaya-Singapura terlacak di perairan Pangkalan Bun. Setelah itu pesawat hilang dari radar.


"Radar mencatat pukul 06.12 WIB sinyal terakhir. Lokasi di 127 nautical mile dari Pangkalan Bun. Setelah itu hilang," terang Kadispen TNI AU Marsma Hadi Tjahyanto, Senin (29/12/2014).

Menurut dia, dengan mengacu data printout radar itu, maka area pencarian juga difokuskan di kawasan itu.

"Pesawat Australia itu tadi kan mencari di sekitar sana," urai dia.

Namun dengan sejumlah perhitungan, pencarian diperluas meliputi sejumlah sektor hingga ke Belitung.

"Ini berdasarkan pengembangan dan evaluasi tim," tutup dia.

MARINIR TERJUNKAN PASUKAN KHUSUS UNTUK PENCARIAN PESAWAT AIR ASIA



* Minsera.Blogspot.com * Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksdya TNI Didit Herdiawan melepas tim Satgas Korps Marinir TNI AL untuk pencarian pesawat Air Asia QZ 8501 di Lapangan Apel Marinir Cilandak. (Senin, 29/12/2014).

Tim Satgas yang diberangkatkan terdiri dari 53 personel pasukan khusus marinir dari kesatuan Denjaka dan Yontaifib-2 Mar. Bersamaan dengan itu juga digelar SRCPB (Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana) Marinir yang berkekuatan 675 personel Pasmar-2 yang siap diberangkatkan ke tempat terjadinya bencana di seluruh tanah air, termasuk apabila dibutuhkan dalam pencarian pesawat naas tersebut.



Selanjutnya Satgas akan berkoordinasi dengan Basarnas mengenai dislokasi dan titik pencarian pesawat Air Asia. "Untuk sementara akan diproyeksikan di sekitar perairan Pangkal Pinang dan sekitarnya," terang Wakasal. Tim Satgas pencarian pesawat Air Asia akan bekerja selama 7 hari atau lebih berdasarkan koordinasi di lapangan.
Satgas yang dibekali material pendukung 4 unit Sea Reader dan 6 perahu karet siap melaksanakan "Rubber Duck Operation" (RDO), yakni operasi berisiko tinggi yang sering dilakukan oleh anggota Pasukan Intai Ampibi Korps Marinir. Tehnik RDO adalah suatu tehnik operasi dengan menerjunkan perahu karet beserta perlengkapan yang dibutuhkan dari pesawat terbang untuk menjangkau sedekat mungkin dengan sasaran secara cepat dan rahasia melalui laut.
Sementara itu menurut Laksdya TNI Didit Herdiawan, untuk unsur laut yang saat ini dilibatkan dalam pencarian terdiri dari 8 KRI, 2 Kapal Patroli Maritim dan 2 Helikopter.
Hadir dalam acara tersebut Dankormar Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington, Pangarmabar Laksda TNI Widodo, Danpasmar-2 Brigjen TNI (Mar) Denny Kurniadi, S.Mn., beberapa Pejabat Teras Mabesal dan Kormar serta Pasmar-2.
Sumber : MARINIR

9 Kali TNI AU Kelilingi Tanjung Pinang , Tanda-tanda AirAsia Belum Tampak



* Minsera.Blogspot.comUpaya pencarian terhadap pesawat milik maskapai AirAsia yang dilaporkan hilang di wilayah perairan Tanjung Pandan, Bangka Belitung, sejak Minggu (28/12/2014), terus dilakukan. TNI Angkatan Udara pun telah mengirimkan dua pesawat Hercules C-130 dari Base Ops Lanud Halim Perdana Kusuma untuk membantu proses pencarian.

Menurut navigator pesawat Hercules C-130 Alpha 1319, Mayor Djoko Purnomo, pencarian pertama yang dilakukan timnya difokuskan di wilayah utara bagian barat perairan itu. Selama dua jam pencarian terakhir, belum ada tanda-tanda mengenai keberadaan pesawat AirAsia.
"Kita sudah sembilan kali melakukan putaran di wilayah barat ini dan belum menemukan tanda-tanda apa pun," kata Djoko saat berbincang dengan awak media saat proses pencarian, Senin (29/12/2014).
Djoko mengungkapkan, luas area bagian barat yang diputarioleh timnya ini mencapai 3.600 mil laut. Selain timnya, setidaknya tujuh pesawat lain, baik dari Indonesia, Singapura, maupun Malaysia, turut melakukan pencarian di sektor lain.
"Pembagian itu diatur oleh Basarnas. Mereka yang menentukan di mana lokasi pencarian," ujarnya.
Ia menambahkan, setelah pencarian di wilayah barat ini selesai, timnya akan kembali melakukan pencarian di wilayah sebelah utara sepanjang 120 mil laut sesuai dengan titik koordinat yang telah diberikan.
Sementara itu, berdasarkan pantauan di lokasi, kondisi cuaca cukup cerah. Hal ini memungkinkan bagi tim pencari untuk melakukan upaya pencarian secara optimal.
"Kondisi cuaca cukup bagus ya," katanya.
•TNI AU Keluarkan Alutsista dan Terjunkan Timsus
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Manahan Simorangkir mengungkapkan, pihaknya telah mengirim bantuan pencarian Pesawat AirAsia QZ8501. Pesawat jenis Airbus itu hilang kontak sejak kemarin pagi.
Selain mengirim beberapa peralatan utama sistem persenjataan (alutista) yang dimiliki, Manahan mengatakan, TNI AL juga menerjunkan tim khusus ke lokasi pencarian yang jadi titik duga hilangnya pesawat berpenumpang 155 orang tersebut.
"Kami kirimkan tim khusus ke lokasi pencarian," kata Manahan di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) TNI AL, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (29/12/2014).

Manahan menjelaskan, tim khusus yang diterjunkan ke kawasan Belitung itu, yakni 1 tim penyelam TNI ALS, 1 tim Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL, dan 3 tim Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) Marinir TNI AL dengan Rubber Duck Operation (RDO).
"Ini kesiapan TNI AL dalam rangka turut membantu Basarnas untuk mencari Pesawat AirAsia yang hilang kemarin. Kami melakukan pencarian di sekitar Belitung seperti yang diperikirakan Basarnas," kata Manahan.
Selain itu, TNI AL juga mengirim 8 KRI, di antaranya KRI Sutedi Senoputra, KRI Todak, KRI Bung Tomo, KRI Hasanuddin, KRI Pulau Rengat (kapal penyapu ranjau), KRI Yos Sudarso, dan KRI Banda Aceh (kapal markas). Kemudian diterjunkan juga 2 Kapal TNI AL (Manau dan Sambas), 2 helikopter, dan 2 pesawat patroli maritim (Maritime Patrol Aircraft/MPA) CN 235.
"Total personel TNI AL yang diterjunkan semuanya kurang lebih 850 orang," kata Manahan.

Sumber : Kompas & Tribun

Sunday, 28 December 2014

Permintaan Terakhir Pilot AirAsia Sebelum Hilang Kontak



* Minsera.Blogspot.com * Pesawat AirAsia QZ 8501 jurusan Surabaya-Singapura dipastikan hilang kontak pada pukul 06.17 WIB. Ada 2 permintaan pilot pesawat berpenumpang 155 orang itu sebelum hilang dari radar.

"Kontak terakhir dengan menara kontrol di Jakarta, pertama pilot minta naik dari ketinggin dari 32 ribu kaki ke 34 ribu kaki melalui menara kontrol di Jakarta dan sudah diizinkan naik," ungkap Staf Khusus Kemenhub Hadi Mustofa kepada Liputan6.com di Jakarta, Minggu (28/12/2014).

Selain dengan menara kontrol di Jakarta, jelas Hadi, sang pilot juga sudah berkoordinasi dengan menara kontrol di Singapura. "Sudah berkoioidinasi juga dengan menara kontrol di Singapura," kata Hadi.

Kemudian, lanjut Hadi, pilot meminta sedikit belok arah sebelum hilang kontak. "Pilot minta izin sedikit berbelok arah tapi tetap di rute internasional biasanya," ujar dia.

Menurut Hadi, Pilot AirAsia bernama Kapten Iriyanto itu tak menyebutkan alasan kenapa meminta izin sedikit berbelok arah. "Tidak disebutkan alasannya, kemungkinan cuaca buruk," tukas Hadi.

Sumber: 
http://news.liputan6.com/read/2153177/permintaan-terakhir-pilot-airasia-sebelum-hilang-kontak

Indonesian Airforce Help to Search AirAsia Plane

Boeing 737 Surveilance
* Minsera.Blogspot.comTNI Angkatan Udara mengerahkan pesawat Boeing 737 Surveilance untuk mencari AirAsia QZ 8501 yang hilang. TNI AU juga mengirimkan 15 orang untuk mencari pesawat berisi 155 orang itu.
"TNI AU kirim Boeing 737 Surveilance dari Makassar sesuai laporan," jelas Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (28/12/2014).
Pesawat Boeing Surveilance itu akan diterbangkan ke arah 249 derajat dengan jarak 127 Nautical Mile dari Palangkaraya, posisi terakhir pesawat itu dilaporkan hilang.
"Sekarang sudah menuju ke sasaran. Sebelah utaranya laut daerah Bangka Belitung. Kita juga akan mengirimkan 15 orang untuk melakukan pencarian," jelas Hadi.
Dalam data radar TNI AU, Hadi mengatakan pesawat tersebut menghilang dari radar.
Corporate Secretary PT Angkasa Pura I, Farid Indra Nugraha, memberikan data lengkap tentang penerbangan tersebut, Minggu (28/12/2014):
Rute: Surabaya-Singapura
Nomor penerbangan: QZ 8501
Jadwal : 05.20 LT (Local Time)
Jadwal Tiba: 08.30 LT
Nomor registrasi pesawat: PK AXC
Take Off : 05.35 LT
Eta Sin : 00:35
Komposisi Crew QZ 8501
Captain : IRIYANTO
FO (First Officer/kopilot-red) : REMI EMMANUEL PLESEL
SFA (Senior Flight Attendant): WANTI SETIAWATI
FA (Flight Attendant) : KHAIRUNISA HAIDAR FAUZI
FA : OSCAR DESANO
FA : WISMOYO ARI PRAMBUDI
ENG (Engineer): SAIFUL RAKHMAD
POB (Person on Board) : 138 dewasa/ 16 anak-anak / 01 bayi
BGE(Baggage/bagasi) :106 Collies / 1305 Kg
CGO (Cargo) : NIL (nihil)

AirAsia Missing In Borneo Sea



* Minsera.Blogspot.com * ‪#‎BREAKINGNEWS
: 2014-12-28 : Surabaya (SUB) - Singapore (SIN) - A320 (PK-AXC) 05:20 AM WIB 05:35 AM 08:30 AM SGT - Status :UNKNOWN

TNI AU Prioritaskan Bekas Pangkalan Rahasia Belanda



* Minsera.Blogspot.com * Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Balikpapan, Kalimantan Timur, Kolonel (Pnb) Zulfahmi berjanji memberikan perhatian prioritas terhadap bekas pangkalan udara rahasia Belanda di Melak, Kutai Barat.
"Saya akan meneruskan apa yang sudah dimulai pejabat sebelumnya," kata Kolonel Zulfahmi di Balikpapan, Sabtu (27/12).
Zulfahmi menggantikan pejabat sebelumnya Kolonel (Pnb) Tri Budi yang pindah tugas ke Makassar sebagai Asisten Personel Komando Operasi Angkatan Udara II di Pangkalan Udara Hasanuddin.
Adapun serah terima jabatan Danlanud Balikpapan telah dilaksanakan pada Kamis (24/12) lalu.
Dengan pesawat udara jenis T-50, Kolonel Tri Budi sebagai Danlanud Balikpapan beberapa kali mendarat di bekas pangkalan udara rahasia Belanda tersebut dan menggelar pertemuan dengan masyarakat.
Saat ini, pangkalan udara itu menyisakan dua landasan udara yang kondisinya masih cukup bagus. Kondisi itu berbeda dengan sejumlah bangunan yang dulunya perkantoran, barak, hanggar, dan gudang amunisi.
Dalam gudang amunisi juga tersimpan sejumlah bom yang masih aktif, meskipun kondisinya sudah berkarat dan tampak tua.
Selain lahan yang ditumbuhi semak dan kelihatan tidak terurus, pada lahan bekas pangkalan itu ada masyarakat yang mencoba membangun rumah. Bahkan, menurut Kolonel Tri Budi, ada yang berusaha memperjualbelikan tanah pangkalan itu.
"Masalah itu yang akan kami tertibkan semua," kata Kolonel Zulfahmi, yang sebelumnya bertugas di Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur, sebagai Kepala Dinas Operasi.
Sejumlah catatan dari Perang Dunia II menyebutkan pangkalan udara rahasia Belanda di Melak tersebut bernama Samarinda II Airfield.
Pangkalan ini dibangun Belanda di antara Melak dan Long Iram, tidak jauh dari tepi Sungai Mahakam pada tahun 1936 dan mulai beroperasi 1938. Melak dan Long Iram sekarang termasuk wilayah administrasi Kabupaten Kutai Barat.
"Itu pangkalan besar, ada 2 runway (landasan pacu) dan diawaki 500 personel," ujarnya.
Pada tahun 1936, Belanda menggunakan pangkalan itu sebagai antisipasi bila terjadi perang dan seluruh pangkalan udara lain dihancurkan musuh.

Sumber: Antaranews.com

Friday, 5 December 2014

Takut kapal ditenggelamkan, negara lain larang masuk wilayah RI

Ilustration

* Minsera.Blogspot.com * Jum'at, 05-12-2014
Presiden Joko Widodo dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti gencar mengirim pesan ancaman menenggelamkan kapal asing yang beroperasi secara ilegal di perairan Indonesia. Menurut Susi, ada sekitar 5.400 kapal asing bodong yang berkeliaran di laut Indonesia.
Susi menegaskan, pemerintah sudah berkomunikasi dengan sejumlah duta besar negara sahabat terkait kebijakan menenggelamkan kapal asing yang bakal mulai dilakukan terhitung sejak 14 desember 2014.
"Sudah panggil dubes-dubes yang kaitan dengan pencuri-pencuri ikan ini," ujar Susi di Jakarta, Kamis (4/12). Di hadapan para dubes, Susi berulang kali sikap pemerintah terhadap kapal asing yang kedapatan mencuri ikan maupun hasil laut di perairan Indonesia. Dia mengklaim mendapat reaksi positif dari para dubes.
"Mereka respek kita punya keinginan tata laut dengan manajemen yang benar. Mereka setuju," tambah Susi.
Pemilik maskapai penerbangan Susi Air ini mengatakan, dubes asing yang ada di Indonesia juga telah melakukan sosialisasi tentang regulasi kelautan Indonesia.
"Mereka sendiri bikin pengumuman untuk tidak masuk (wilayah laut) Indonesia lagi. Sudah bahaya, karena Indonesia akan tegas," tandasnya.


•Lewat satelit Menteri Susi lihat kapal asing mulai tinggalkan RI
Kurang dari satu bulan memimpin Kementerian Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti sudah mengeluarkan beberapa kebijakan. Utamanya yang berkaitan dengan aksi kapal asing ilegal di perairan Indonesia.
Indonesia harus menanggung kerugian besar dari aksi pencurian biota laut yang dilakukan kapal asing di wilayah perairan Indonesia. Susi mengeluarkan kebijakan penghentian sementara izin kapal tangkap ikan dan larangan bongkar muatan kapal di tengah laut atau yang istilahnya transhipment. Kebijakan itu dipertegas dengan rencana pemerintah menenggelamkan kapal asing yang nekat beraksi di perairan Indonesia mulai 14 Desember 2014.
Hasilnya, kata Susi, kapal-kapal asing mulai meninggalkan Indonesia. Itu diketahui dari satelit INDESCO (Infrastructure Development for space Oceanography). Disebut-sebut, sekitar 3.000 kapal asing berbondong-bondong kabur dari wilayah hukum laut Indonesia. "Gambar di satelit INDESO juga memperlihatkan gambar segitiga dan titik-titik (kapal asing) itu hilang dan bersih," ujar Susi di Jakarta, Kamis (4/12). Satelit INDESCO merupakan pemodelan oseanografi yang tidak hanya menggunakan pendekatan secara fisika melainkan juga bilogi. Satelit ini mampu memantau perpindahan ikan, terutama ikan pelagis.
Terdapat tujuh aplikasi yang dikembangkan pada satelit tersebut, yakni penghitungan stok ikan, satelit radar yang digunakan pemantauan pencurian ikan, kemudian pemantauan tumpahan minyak, pemantauan budidaya udang (tambak), inventarisasi rumput laut serta budidayanya, menunjang program perlindungan karang dan bakau melalui coral sensing serta tata kelola kawasan pesisir yang terintegrasi dengan INDESCO.
Menteri Susi mengaku lega kebijakan yang dikeluarkannya berdampak signifikan. "Hari Senin kemarin saya dapat artikel BPS karena aksi anti-illegal fishing menyumbang deflasi. Jadi ini semua sangat luar biasa," tegasnya.

Tuesday, 25 November 2014

New Nuclear Missile Submarine Set to Join Russian Navy

K-551 Vladimir Monomakh, Borei class SSBN yang ke 3 akan masuk AL Rusia pada 19 Desember

------------------------------

3rd New Nuclear Missile Submarine Set to Join Russian Navy

Amid a buildup of Moscow's naval power, the Russian navy is set to commission its third brand new Borei-class nuclear missile submarine, the K-551 Vladimir Monomakh, a senior Defense Ministry source was quoted as saying by the TASS news agency on Friday.

The navy's flag will be raised over the boat on Dec. 19, marking its official induction into the fleet four months after completing sea trials, the source said, although the boat will be signed over to the navy on Dec. 10.

The Borei-class submarines are Russia's next-generation “boomers” — large submarines packed with nuclear-tipped intercontinental ballistic missiles (ICBMs) that lurk in the safety of the ocean depths, ensuring that Russia will always have a reserve of missiles to fire at its enemies if its land-based strategic nuclear forces are obliterated.

But in this role, the Boreis have struggled to make their mark. Delays in the development of the Bulava-type ICBMs that the new submarines were designed to carry have prevented the vessels from being strategically relevant and useful to the navy.

The missile, which has been in development since 2009, was successfully test fired by the Monomakh in September, but is still several successful launches away from incorporation into Russia's armory.

The Boreis — capable of carrying up to 12 missiles — are post-Soviet Russia's replacement for the aging Typhoon- and Delta IV-class boats, which were an integral part of the Soviet Union's nuclear deterrence force. Russia plans on building at least eight of the new ships.

The navy has also ordered eight next-generation hunter-killer submarines, known as the Yasen class, which hunt enemy submarines and surface ships.

Together, Russia's new submarine fleet aspires to reclaim Russia's role as a major player on the high seas. But this goal will be elusive, as Russia's surface fleet has so far not enjoyed the same level of investment as its submarine fleet.

* Minsera.Blogspot.com * Amid a buildup of Moscow's naval power, the Russian navy is set to commission its third brand new Borei-class nuclear missile submarine, the K-551 Vladimir Monomakh, a senior Defense Ministry source was quoted as saying by the TASS news agency on Friday.

The navy's flag will be raised over the boat on Dec. 19, marking its official induction into the fleet four months after completing sea trials, the source said, although the boat will be signed over to the navy on Dec. 10.

The Borei-class submarines are Russia's next-generation “boomers” — large submarines packed with nuclear-tipped intercontinental ballistic missiles (ICBMs) that lurk in the safety of the ocean depths, ensuring that Russia will always have a reserve of missiles to fire at its enemies if its land-based strategic nuclear forces are obliterated.

But in this role, the Boreis have struggled to make their mark. Delays in the development of the Bulava-type ICBMs that the new submarines were designed to carry have prevented the vessels from being strategically relevant and useful to the navy. 

The missile, which has been in development since 2009, was successfully test fired by the Monomakh in September, but is still several successful launches away from incorporation into Russia's armory.

The Boreis — capable of carrying up to 12 missiles — are post-Soviet Russia's replacement for the aging Typhoon- and Delta IV-class boats, which were an integral part of the Soviet Union's nuclear deterrence force. Russia plans on building at least eight of the new ships.

The navy has also ordered eight next-generation hunter-killer submarines, known as the Yasen class, which hunt enemy submarines and surface ships. Together, Russia's new submarine fleet aspires to reclaim Russia's role as a major player on the high seas. But this goal will be elusive, as Russia's surface fleet has so far not enjoyed the same level of investment as its submarine fleet.

Sumber:  http://www.themoscowtimes.com/business/article/3rd-new-nuclear-missile-submarine-set-to-join-russian-navy/511631.html

Australia’s Submarine Program in the Dock


* Minsera.Blogspot.com *  AL Australia gagal mengirimkan kapal selam untuk membayangi satuan AL Rusia. Karena 3 sedang dalam kondisi tidak operasional sesuai jadwal dan 3 lainnya yang aktif berposisi terlalu jauh. Menunjukkan bahwa RAN idealnya mempunyai 12 kapal selam dengan 6 yang aktif disetiap waktu.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

A recent incident involving a Russian naval task force that sailed close to Australia’s northern waters highlights issues of force structure, readiness, and basing for the RAN’s submarines. In the end, Australia had to content itself with sending 2 ANZAC Class frigates and an AP-3C Orion aircraft, because there were no submarines that could reach the area in time.

The RAN actually has 3 submarines available, but HMAS Rankin was sailing from Western Australia to Tasmania in the south, and the other 2 active submarines were conducting work-up trials off the coast of Perth in the west. To give readers a geographic idea, sailing from Australia’s western coat to its northeast coast is kind of like sailing from Spain to Estonia. None of Australia’s 3 operational submarines could arrive in time.

This isn’t a failing of the Collins Class. A force of 6 submarines is only going to generate about 3 operational boats, and Australia’s submarine base remains fixed on its inaccessible west coast. Defensively, that’s great. In deployment terms, not so great. Lacking the endurance and constant high-speed capabilities of nuclear-powered boats, Australia needs submarine bases in its north and/or east if it wants to project power forward in a timely way. The 2012 Force Posture Review has recommended this course of action. Sources: The Australian, “Russian ships expose failings of Australian submarine operations”.

Daewoo Shipbuilding says wins order to build 6 patrol vessels for Malaysia

DSME memenangkan kontrak pengadaan 6 kapal patroli untuk TLDM

------------------------------

Daewoo Shipbuilding says wins order to build 6 patrol vessels for Malaysia

SEOUL: Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co Ltd says in a statement it won an order to build 6 Corvettes, naval patrol vessels, for the Royal Malaysian Navy.

Three vessels will be delivered from South Korea starting from January 2018 and the rest will be assembled in Malaysia with Daewoo's cooperation. - Reuters


* Minsera.Blogspot.com *  SEOUL: Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co Ltd says in a statement it won an order to build 6 Corvettes, naval patrol vessels, for the Royal Malaysian Navy.

Three vessels will be delivered from South Korea starting from January 2018 and the rest will be assembled in Malaysia with Daewoo's cooperation. - Reuters

Sumber: http://www.asiandefencenews.com/2014/04/dsme-unveils-its-missile-surface.html

30 Menit Bersama Tank Leopard 2A4


* Minsera.Blogspot.com *  RABU (19/11) petang di Markas Komando Batalyon Kavaleri 8/2 Narasinga Wiratama di Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Beberapa tentara batalyon di bawah Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat itu menyalakan mesin tank Leopard, salah satu tank andalan TNI. Mesin 20 tank Leopard yang berderet di garasi Markas Komando Batalyon Kavaleri (Yonkav) 8/2 itu lalu menderu bersama. Dua tank digerakkan keluar garasi. ”Jarang ada kesempatan tank Leopard keluar garasi. Jadi, ini peristiwa langka,” kata Komandan Yonkav 8/2 Narasinga Wiratama Mayor (Kav) Valian Wicaksono Mahdi. 

Sosok dua tank berwarna variasi hitam-hijau-coklat itu sontak mendominasi pelataran di muka garasi. Setelah beberapa menit mesin dipanaskan, tank Leopard berjalan mengitari markas, keluar dari kawasan garasi. Jalannya tank Leopard sore itu terlihat berat, namun mantap. Maklum, berat kosong tank buatan Jerman tersebut mencapai 52 ton dengan kapasitas mesin 47.600 cc. Namun, ternyata kecepatan maksimal tank Leopard, seperti dikatakan Valian, bisa mencapai 68 kilometer per jam. Adapun saat mundur, tank bisa melaju hingga 31 kilometer per jam. 

Jadi, Leopard yang berjalan pelan Rabu sore itu lebih karena tank ketika itu hanya untuk parade di tengah press tour wartawan Kementerian Pertahanan. Perjalanan singkat tank Leopard, primadona baru persenjataan TNI, yang hanya sekitar 30 menit disambut hangat warga markas Yonkav. Beberapa anak yang baru saja selesai mengaji sore itu di masjid Yonkav berteriak-teriak gembira sembari melambaikan tangan. Anak-anak itu bahkan berlari mengikuti tank yang belum pernah dilihatnya. Sebagian anak yang naik sepeda juga mengayuh sepedanya mengiringi tank hingga kembali lagi masuk garasi. 

Dongkrak kualitas Valian mengatakan, pembelian tank Leopard yang nantinya sebanyak 41 unit mendongkrak standar persenjataan Republik Indonesia. ”Awalnya Indonesia hanya punya tank Scorpion yang tergolong tank ringan. Itu tank terbaik kita waktu itu. Setelah ada tank Leopard, artinya kita sudah punya tank berat atau heavy tank,” ujarnya. Sebagai perbandingan, tank Scorpion hanya bisa menembak musuh dalam jarak 2 kilometer. Akibatnya, bisa jadi sebelum mendekati musuh dalam rentang jarak tersebut, Scorpion sudah bisa ditaklukkan tank musuh yang lebih canggih. Sementara tank Leopard bisa menembak musuh dalam jarak 4 kilometer. ”Gerakan tank Leopard juga ditunjang stabilizer sehingga bisa menembak sembari berjalan. Selain itu, kualitas pelindung lapis baja dan aplikasi pelindung lain juga lebih baik daripada jenis tank lain,” tambah Valian. 

Lebih ringan Yang juga menarik, tekanan jejak tank Leopard jika melintas di jalan raya lebih ringan ketimbang truk tronton. Dari penelitian tim Institut Teknologi Bandung, yang dikutip Valian, berat Leopard di jalan raya berkisar 8.908,0 newton per meter persegi. Adapun berat truk tronton di jalan raya mencapai lima kali lipatnya, yakni 44.285,71 newton per meter persegi. Lebih ringannya tank Leopard di jalan raya dipengaruhi tekanan jejak yang merata karena model roda tank yang berlapis karet. Sementara truk tronton lebih berat karena terfokus di beberapa titik, dalam hal ini titik-titik ban truk berada.

Kepala Bidang Pemberitaan Kementerian Pertahanan Kolonel (Kal) Anton Santosa menambahkan, ”Ketika Indonesia hanya punya tank ringan seperti Scorpion, kita tidak diperhitungkan, bahkan di ASEAN.” Maklum, ketika itu, negara-negara ASEAN lain sudah punya tank berat. Malaysia, misalnya, sudah punya tank PT-91 produk Polandia. Sementara Vietnam dan Myanmar memiliki armada tank berat buatan Rusia. ”Waktu itu, sebelum kita punya Leopard, Indonesia hanya sejajar dengan Timor Leste dan Filipina,” kata Anton.(ADI PRINANTYO)

Qatar ready to buy 24 Rafale


* Minsera.Blogspot.com * The Qataris are in exclusive and very advanced talks to be the first buyers of the French military aircraft. A contract of Euros 2.5 billions. France and Qatar are indeed in very advanced talks to buy at least 24 planes , at the list price of Euros 2.5 billion. According to our information, France is negotiating in direct way with the Qatari. Clearly, there are no other candidates vying to sell them airplanes.

As long as it is not announced, one can not yet claim victory, one still says in the French camp. Everyone is a little scared after countless failures for Rafale sale abroad.

In addition, what has changed since the recent failures is a change in methodology. France does not try to twist the arm customers to sign as soon as possible. Patience is now the key factor. Jean-Yves Le Drian, the defense minister, went eight times in Qatar, and sometimes stayed there two or three days , even if it was not planned . And the customer appreciates.

Saturday, 30 August 2014

Selamat Datang di Rumah Baru Leo



* Minsera.Blogspot.com * Satu persatu, MBT Leopard 2 dan IFV Marder diturunkan dari kapal pengangkutnya. Bukan pekerjaan mudah memang menurunkan sebanyak total 26 unit MBT Leopard 2 dan 26 buah Marder. Secara cepat dan efisien, kru dari Jerman itu mampu menurunkan puluhan tank. Dan menyaksikan puluhan MBT berjejer memang tiada bandingnya. Apalagi, ARC sempat ikut joyride dari kapal pengangkut menuju lapangan. Whoaaa... its a best ride eveeerrrr...!!




Hingga berita ini diturunkan, belum semua MBT dan Marder selesai diturunkan. Dan rencannya, pemuatan ke kapal angkut menuju Surabaya baru akan dilakukan pada Minggu (31/08) pagi. Untuk itu mari kita nikmati dulu sebagian foto-foto jepretan ARC berikut ini. Tapi jangan lupa nantikan updatenya hanya di www.arc.web.id








Sumber: http://arc.web.id/galeri/646-gallery-welcome-to-your-new-home-leo.html


Selamat Datang Leopard 2A4 dan IFV Marder 1A3



* Minsera.Blogspot.com * Selamat datang 24 unit Leopard 2A4 dan 28 unit IFV Marder...

kondisi saat packing dan dalam pengiriman 









Saturday, 23 August 2014

24 MBT Leopard A4 dan 28 IFV Marder akan tiba di T. Priok tanggal 28 Agustus dengan kapal Morning Celesta


* Minsera.Blogspot.com * Sebanyak 52 tank produksi Rheinmetall Jerman dijadwalkan tiba di pelabuhan Tanjung Priok pada 28 Agustus 2014. Tank yang dikirim, dengan perincian sebanyak 24 MBT Leopard A4 dan 28 Tank Marder.
Kedua jenis tank ini telah diberangkatkan sejak 31 Juli 2014 lalu, dengan kapal kargo berbendera Panama, Morning Celesta, dari pelabuhan Bremenhaven, Jerman.
Rencananya, setibanya di pelabuhan Tanjung Priok, tank-tank ini akan dipindahkan dari Morning Celesta ke kapal yang lebih kecil untuk dikirim ke Tanjung Perak Surabaya.
Tank-tank ini segera disiapkan untuk parade militer pada ulang Tahun TNI 5 Oktober mendatang di Surabaya.
Mengejar target parade militer, durasi pengerjaan tank tersebut dipercepat dari 12 bulan menjadi delapan bulan, sehingga sejumlah bagian dari tank ini belum usai dikerjakan.
Atase Pertahanan KBRI Berlin, Kol. (Pnb) Samsul Rizal terus memonitor produksi dan pengiriman alutsista pesanan Kementrian Pertahanan tersebut. Dia mengatakan bahwa sistem komunikasi dan sistem pendingin 24 MBT Leopard akan dikerjakan di Indonesia.
"Pengerjaan tersebut sesuai dengan perjanjian ToT (Transfer of Technology) antara Indonesia dan pihak Rheinmetall," kata dia kepada VIVAnews di Jerman.
Menggandeng Rheinmetall, PT Pindad akan dilibatkan dalam melengkapi sistem pendingin dan sistem komunikasi tank tank tahap pertama ini.

Friday, 22 August 2014

KRI John Lie (358) dan KRI Usman Harun (359) tiba di Malaga, Spanyol dalam perjalanan menuju tanah air


* Minsera.Blogspot.comPenyambutan kedatangan KRI John Lie 358 dan KRI Usman Harun 359 di Pelabuhan Malaga, Spanyol, menandai penutupan HUT ke-69 RI di negara setempat.

"KBRI Madrid bersama dengan masyarakat Indonesia di Spanyol khususnya di Madrid dan Malaga mengadakan acara khusus penyambutan KRI John Lie 358 dan KRI Usman Harun 359 di Pelabuhan Malaga," kata Sekretaris Tiga Pensosbud KBRI Madrid, Nona Siska Noviyanti, kepada Antara London, Jumat (22/8).
Dalam peraakan HUT ke-69 RI, KBRI Madrid menyelenggarakan serangkaian acara dengan mengajak masyarakat Indonesia di Spanyol.
Rangkaian acaranya, di antaranya peringatan Hari Anak Nasional 2014 dengan mengadakan berbagai lomba, aksi sosial donor darah di Palang Merah Spanyol (Cruz Roja Espanol) serta upacara Bendera dan Malam Perayaan di KBRI Madrid.
Malam Perayaan HUT ke-69 RI itu dihadiri masyarakat Indonesia dari berbagai kota, tidak hanya Madrid tetapi juga dari Barcelona, Valencia, Zaragoza, Sevilla dan Pamploma serta beberapa pelajar Spanyol alumni Program Dharmasiswa Kemdikbud RI.
Pada kesempatan tersebut, Dubes Yuli Mumpuni Widarso menyampaikan pokok-pokok Pidato Presiden RI Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono di depan Sidang Paripurna DPR RI tanggal 16 Agustus 2014.
Terkait dengan perkembangan dan raihan yang dicapai Indonesia, Dubes mengajak masyarakat Indonesia di Spanyol untuk meraih peluang yang ada dari perkembangan di Indonesia dengan menyinergikan dengan potensi di Spanyol.
Seluruh rangkaian kegiatan perayaan HUT ke-69 RI itu ditutup dengan acara penyambutan kedatangan kapal perang baru RI berjenis Perusak Kawal Rudal MRLF (Multi Role Light Fregate), yakni KRI John Lie 358 (KRI JOL-358) dan KRI Usman Harun 359 (KRI USH-359) yang berlabuh di Pelabuhan Malaga, Spanyol dalam perjalanan dari Pelabuhan Portland, Inggris ke Surabaya, Indonesia.
Kedua kapal perang RI tersebut masing-masing diawaki 87 Perwira, Bintara dan Tamtama TNI AL dengan Komandan masing-masing Kol (L) Antonius Widyoutomo di KRI John Lie 358 dan Kol (L) Didong Rio Duta di KRI Usman Harun 359.
Acara penyambutan berlangsung meriah, dengan semangat Merah-Putih HUT RI. Masyarakat Indonesia datang dari, Valencia, Sevilla, Marbella, Malaga dan sekitarnya menyambut kedua kapal perang yang akan memperkuat armada perang TNI AL.
Dubes menyatakan kehadiran kedua kapal perang tersebut merupakan momentum bersejarah sebagai kado untuk HUT ke-69 RI. Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia menghadapi tantangan yang tidak kecil dalam mengamankan perairan, ribuan pulau dan garis pantainya.
Terkait dengan program peningkatan kapasitas personel TNI AL, KBRI Madrid sedang menunggu terwujudnya rencana pemesanan kapal latih (schooling ship) untuk pasukan TNI AL, menggantikan KRI Dewa Ruci (1952) yang sudah waktunya diganti karena tidak memenuhi tuntutan program pelatihan anggota AL yang modern.
"Pemerintah menetapkan akan menggantinya dengan kapal latih yang modern, model tiang tinggi (tall ship) seperti KRI Dewa Ruci, buatan galangan kapal tiang tinggi terbaik di Spanyol," demikian Dubes.