* Minsera.Blogspot.com * “Di kapal selam itu
kami menemukan piring bercap Nazi!” ujar Shinatria Adhityatama, seorang
arkeolog muda dan penyelam dari Pusat Arkeologi Nasional. “Masih ada temuan
tengkorak [rangka manusia] dan sisa torpedo.”
Dia dan timnya
belum menemukan simbol atau kode angka lain yang menunjukkan bahwa reruntuhan
kapal selam itu bagian armada kapal selam yang paling disegani saat Perang
Dunia Kedua. Namun, temuan peralatan makan bersimbol swastika Nazi Jerman telah
menguatkan dugaan Adhityatama bahwa rongsokan besi tua di dasar laut Jawa itu
adalah Unterseeboot atau U-Boat.
Ada dua piring
dengan simbol Nazi Jerman warna hitam yang berhasil diangkat ke permukaan oleh
tim arkeolog. Satu piring besar berdiameter 34 sentimeter, dan lainnya sebuah
piring kecil dengan diameter 24 sentimeter.
“Kemungkinan itu
adalah U-Boat tipe IXC/40 buatan 1942 yang tenggelam pada 1944,” ungkap
Adhityatama. Dia mendapatkan informasi bahwa ada dua U-Boat yang hilang kontak
dengan Berlin yang saat itu posisinya di sekitar Laut Jawa.
Tim Pusat Arkeologi
Nasional bekerja sama dengan Balai Arkeologi Yogyakarta dan komunitas Sentra
Selam Jogja melakukan eksplorasi pencarian kapal selam U-Boot yang tenggelam di
Laut Jawa. Penjelajahan di kawasan laut—yang banyak menyimpan misteri
tenggelamnya kapal-kapal dagang hingga kapal militer itu—dilakukan pada 4-17
November 2013.
Pada 9 November
lalu, tim melakukan observasi ke dasar laut. Mereka mendapat informasi warga
nelayan setempat tentang “sesuatu yang berbentuk seperti tabung” di dasar laut
sekitar 68 mil dari Karimun Jawa. Tim beruntung karena mendapatkan jarak
pandang yang cukup untuk mengobservasi lokasi bangkai kapal selam itu.
Hari berikutnya
Adhityatama dan tim menyelisik keberadaan kapal selam Nazi Jerman yang malang
itu. Bagian buritan kapalnya telah hilang. Arkeolog tengah memastikan apakah
buritan kapal selam itu hancur atau patah dan bersemayam di tempat lain. “Kapal
selam ini diperkirakan panjangnya 76 meter, tetapi tersisa 47 meter,” ujar Adhityatama.
“Kondisinya 60 persen—masih baik.”
“Selama ini kita
hanya mendengar isu saja tentang armada Jerman yang datang ke Indonesia,”
ungkap Adhityatama. Temuan ini, menurutnya, menunjukkan bahwa U-Boat tak hanya
di Atlantik atau Pasifik, tetapi juga di Indonesia.
Tim arkeolog tengah
mengkaji mengapa banyak kapal selam Nazi Jerman bergentayangan di lautan
Nusantara. Apakah mereka berdagang menggunakan kapal selam lantaran lebih aman,
atau ditugaskan oleh Berlin untuk membantu Jepang atas kerjasama poros
Jerman-Jepang-Italia, atau mencari suaka politik? Atau, apakah mereka ada
hubungannya dengan sepuluh makam serdadu Nazi Jerman yang bersemayam di Cikopo?
Semuanya masih misteri.
“Lokasi persisnya
masih kami rahasiakan,” ujar Adhityatama. “Kami ingin mengamankan temuan
terlebih dahulu.” Timnya khawatir terjadi penyusupan dan penjarahan apabila
titik temuan itu diketahui publik, sedangkan di lokasi temuan belum ada
kesiapan pengamanan.
Untuk menjaga
benda—yang diduga—cagar budaya tersebut dari penjarahan dan perusakan, tim
arkeolog akan melakukan pengamanan yang berbasis kepada warga. “Saat kami
datang masih banyak nelayan yang menggunakan bahan peledak yang [dikhawatirkan]
dapat merusak kapal selam tadi.”
“Kami akan
mengadakan pendekatan ke masyarakat,” ungkapnya. Warga sekitar perlu mendapat
pengertian tentang nilai sejarah sehingga diharapkan dapat turut menjaga
kelestariannya. “Disamping itu perlu adanya bantuan pengamanan dari Angkatan
Laut atau Dinas Kelautan dan Perikanan.”
Identitas Bangkai
Kapal Selam Jerman yang Tenggelam Di Karimun Jawa
Lubang Torpedo
U-Boat. Tim Peneliti Pusat Arkeologi Nasional berhasil menemukan bangkai kapal
selam U-Boat milik Nazi Jerman. Bangkai kapal selam yang berasal dari Perang
Dunia II ini terletak di sekitar kawasan perairan Kepulauan Karimun Jawa, Jawa
Tengah
Apa yang dilakukan
kapal selam Jerman di perairan Jawa? Buku sejarah Indonesia tidak pernah
mengungkit soal keterlibatan armada kapal selam Nazi Jerman tersebut. Kalau
begitu, apa misi mereka di Nusantara dan bagaimana mereka bisa sampai ke
Indonesia?
Pertanyaan-pertanyaan
ini mengemuka dalam diskusi kesimpulan awal penelitian Pusat Arkeologi Nasional
di perairan Karimun Jawa. Tim peneliti menemukan bangkai kapal selam Jerman
U-Boat yang relatif cukup utuh. Temuan, selain bangkai kapal selam itu, adalah
rangka yang diduga para awak kapal dan sejumlah peralatan.
Ketua Tim Peneliti,
Bambang Budi Utomo, mengatakan dugaan awal mengarah pada dua kapal selam U-Boat
Jerman bernomor kapal U-168 dan U-183. Dari data literatur milik Pemerintah
Jerman, memang diketahui kedua kapal itu tenggelam di perairan Indonesia, namun
pada tahun berbeda belum diketahui pasti.
Data yang diakses
dari UBoat Archive dan UBoat misalnya menegaskan kapal selam U-168 tenggelam
pada 1944, sementara kapal U-183 tenggelam pada 1945. "Kapal U-168, kami
menduga ini yang kami temukan, tenggelam pada 6 Oktober 1944," kata
Bambang, Senin (18/11). Kapal itu dihajar torpedo kapal sekutu yang juga
berlayar di perairan Laut Jawa.
Dari data misi
kapal UBoat, sambung Bambang, memang tercantum armada kapal selam Jerman sempat
mondar-mandir di perairan Laut Jawa, Laut Australia, dan Samudera Hindia. Ini
ada hubungannya dengan persekutuan Jepang-Jerman dalam menghadapi sekutu.
Jerman menyiagakan
armada kapal selamnya di Asia Tenggara untuk memotong pasokan logistik dari
Eropa ke Australia. "Tapi apa sejauh itu? Kita juga mendapat data bahwa
Jerman ternyata punya 'pangkalan' di Pulau Penang Malaysia, di Jakarta, bahkan
di Surabaya," kata Bambang.
Misteri Belasan
Kerangka Dalam Bangkai Kapal Selam Nazi
Temuan Tengkorak di
dalam Ruang Kru di Bangkai Kapal Selam U-Boat Jerman. Tim Peneliti Pusat
Arkeologi Nasional berhasil menemukan bangkai kapal selam U-Boat milik Nazi
Jerman.
Temuan mengejutkan
datang dari bawah laut Indonesia. Di Laut Jawa, di sekitar Kepulauan Karimun
Jawa, para arkeolog berhasil menemukan bangkai kapal selam milik Nazi Jerman.
Tidak hanya itu, peneliti bahkan menemukan rangka manusia di dalam kapalnya!
"Dari data
sampel artefak yang kita kumpulkan, diduga kuat kapal selam itu milik Jerman
dari armada U-Boat (Unterseeboot)," kata Ketua Tim Peneliti Pusat
Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo, Senin (18/11).
Penelitian
arkeologi bawah laut ini dilakukan awal November kemarin selama sepuluh hari.
Dari penelitian awal, kata Bambang, tim berhasil mengangkat sejumlah artefak
seperti piring makan, cawan, teropong, kancing, sol sepatu, cangkir, peralatan
selam, kaca mata, dan aki. "Kami juga menemukan tengkorak dan
kerangka," kata Bambang.
Namun, tim
memutuskan untuk belum mengambil kerangka dan tengkorak tersebut. Salah satu
masalahnya adalah kepercayaan warga lokal mengenai kerangka di bangkai kapal.
Bambang mengatakan, warga setempat percaya kalau tulang belulang itu diambil
dari 'kuburannya' maka akan terjadi sesuatu.
Arkeolog lainnya
yang ikut dalam penelitian itu, Prayitno Hadi, mengatakan dari laporan penyelam
diketahui tengkorak dan tulang belulang itu ada di dalam satu ruangan.
Tengkorak dan tulang-tulang itu sudah terbungkus lumpur. Namun dalam posisi
'intact' yang relatif sedikit gangguan alam. Secara kasar diduga ada 14
individu di dalam ruang tersebut.
Bambang mengatakan,
temuan kapal selam Jerman ini cukup membanggakan bagi arkeologi Indonesia.
Sebab, dilakukan tim arkeolog Indonesia, tanpa bantuan asing. "Kita
terbukti mampu mengadakan pengangkatan dengan biaya yang cukup besar tapi
teknologi sederhana," tuturnya.
Saat ini seluruh
temuan sampel sudah diteliti lebih lanjut di laboratorium Pusat Arkeologi
Nasional di Pejaten, Jakarta Selatan. Meski sudah menemukan kapal selam Jerman,
Bambang dan Prayitno sepakat masih banyak pertanyaan yang belum terjawab soal
sejarah kapal tersebut.