Wednesday, 27 November 2013

Tiga Poin Penting Surat Balasan Abbott


* Minsera.Blogspot.com * Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) usai rapat terbatas menyampaikan isi surat Perdana Menteri (PM) Tony Abbott kepada publik. Salah satu poin penting dalam balasan surat SBY tersebut adalah Australia berjanji tak akan mengusik Indonesia pada waktu kedepan.
  1. "Komitmen PM Australia bahwa Australia tidak akan melakukan sesuatu di masa depan yang akan merugikan dan mengganggu Indonesia. Satu poin yang penting," kata SBY di kantor presiden, Jakarta, Selasa malam (26/11).
  2. Keinginan Australia melanjutkan hubungan bilateral kedua negara yang sesungguhnya dewasa ini berada dianggap dalam keadaan kuat.
  3. Abbott setuju dan mendukung usulan SBY untuk menata kembali kerjasama bilateral termasuk pertukaran intelijen dengan menyusun protokol dan kode etik.
"Itulah tiga hal yang penting yang saya dapatkan dari surat PM Australia," kata dia lagi.

Surat balasan Abbott diterima tanggal 23 November lalu ketika SBY berada di Bali. Sedangkan surat SBY kepada Abbott dilayangkan pada 20 November untuk meminta penjelasan atas penyadapan yang dilakukan Canberra terhadap SBY dan sejumlah pejabat negara.

"Tanggal 23 November atau Sabtu lalu menlu (menteri luar negeri) Marty Natalegawa mengantarkan surat itu kepada saya dan telah saya baca pada hari itu ketika saya berada di Bali. Segra setelah itu saya mendiskusikan dengan menlu dan sejumlah pejabat terkait," lanjutnya.


Sumber : BeritaSatu

Indonesia Batalkan Pembelian Hercules Australia














Indonesia Batalkan Pembelian Hercules Australia


Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan memutuskan untuk membatalkan rencana pembelian enam pesawat angkut C-130 Hercules bekas dari Australia. Pemerintah juga menolak hibah empat unit pesawat serupa dari Negeri Kanguru tersebut. “Proyek Hercules dari Australia digantikan,” ujar Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis, Selasa, 26 November 2013.

Pembatalan ini merupakan buntut pengungkapakan aksi penyadapan yang dilakukan pemerintah Australia pada 2009. Gusar pada tindakan negeri jiran itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lantas menghentikan kerja sama pertahanan dengan Australia.


Pesawat Hercules C-130 Hibah dari Australia 

Sebelumnya, Indonesia dan Australia sepakat dengan transaksi jual-beli enam unit pesawat angkut militer Hercules seharga US$ 15 juta per unit. Australia pun menawarkan empat unit pesawat Hercules secara cuma-cuma, meski Indonesia diwajibkan membayar biaya perawatan dan perbaikan senilai US$ 15 juta per unit, jumlah yang sama dengan harga pesawat Hercules baru.

Rachmad Lubis mengatakan sampai saat ini pemerintah belum membayarkan uang ke Australia. Menurut dia, besarnya anggaran proyek Hercules bekas Australia masih dalam perhitungan. “Karena sifatnya adalah biaya untuk pemeliharaan pesawat,” tuturnya. Kementerian Pertahanan belum menentukan apakah akan membeli pesawat angkut serupa dari negara lain. Sebab harga pesawat Hercules baru bisa mencapai lima kali lipat dari biaya hibah dari Australia. “Sementara kami masih wait and see,” ujarnya. (tempo.co.id)

komentar admin :
Salut buat pemerintah kalau berani membatalkan hibah dan pembelian hercules bekas ostral. ada CN 235 dan 395 plus A400. itu Indonesia akan lebih bermartabat di mata Ostrali dan kelompok penyadap lainnya. gertak barat dengan sesumbar kalau indonesia akan membeli Su-35 dan Pakfa juga merapat ke Om Ruski dan China. kelabakan tu paman Assu dan sekutunya. dijamin deh..
* Minsera.Blogspot.com * Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan memutuskan untuk membatalkan rencana pembelian enam pesawat angkut C-130 Hercules bekas dari Australia. Pemerintah juga menolak hibah empat unit pesawat serupa dari Negeri Kanguru tersebut. “Proyek Hercules dari Australia digantikan,” ujar Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis, Selasa, 26 November 2013.

Pembatalan ini merupakan buntut pengungkapakan aksi penyadapan yang dilakukan pemerintah Australia pada 2009. Gusar pada tindakan negeri jiran itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lantas menghentikan kerja sama pertahanan dengan Australia.


Pesawat Hercules C-130 Hibah dari Australia 

Sebelumnya, Indonesia dan Australia sepakat dengan transaksi jual-beli enam unit pesawat angkut militer Hercules seharga US$ 15 juta per unit. Australia pun menawarkan empat unit pesawat Hercules secara cuma-cuma, meski Indonesia diwajibkan membayar biaya perawatan dan perbaikan senilai US$ 15 juta per unit, jumlah yang sama dengan harga pesawat Hercules baru.

Rachmad Lubis mengatakan sampai saat ini pemerintah belum membayarkan uang ke Australia. Menurut dia, besarnya anggaran proyek Hercules bekas Australia masih dalam perhitungan. “Karena sifatnya adalah biaya untuk pemeliharaan pesawat,” tuturnya. Kementerian Pertahanan belum menentukan apakah akan membeli pesawat angkut serupa dari negara lain. Sebab harga pesawat Hercules baru bisa mencapai lima kali lipat dari biaya hibah dari Australia. “Sementara kami masih wait and see,” ujarnya. (tempo.co.id)
Sumber: 
http://www.tempo.co/read/news/2013/11/26/078532641/Pemerintah-Tak-Jadi-Beli-Hercules-Australia


Sunday, 24 November 2013

Presiden SBY Terima Surat Balasan PM Abbott


* Minsera.Blogspot.com * Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Sabtu 23 November 2013, menerima surat balasan dari Perdana Menteri Australia Tony Abbott terkait protes Indonesia atas aksi penyadapan sembilan pejabat negara.

Surat itu diantar langsung oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. "Presiden secara resmi telah menerima surat balasan dari Perdana Menteri Australia," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha.

Menurut Julian, belum ada rencana menggelar konferensi pers guna mengumumkan sikap Pemerintah Indonesia atas surat balasan tersebut. Sebab, saat ini surat balasan sedang dipelajari Presiden.

Presiden SBY saat ini tengah melakukan kunjungan kerja ke Bali untuk menghadiri Forum Kebudayaan Dunia atau World Culture Forum (WCF) 2013. 

Beberapa hari sebelum kunjungannya, yakni pada Rabu malam, 20 November, Presiden SBY mengirimkan surat kepada PM Australia meminta penjelasan atas penyadapan terhadap para pejabat tinggi Indonesia.
Menurut SBY, penjelasan harus ditujukan kepada bangsa Indonesia, bukan kepada komunitas di Australia.

Sumber: 
http://indo-defense.blogspot.com/2013/11/presiden-sby-terima-surat-balasan-pm.html

Hongzha-6K, bomber baru Cina yang bikin AS ciut


* Minsera.Blogspot.com *  BEIJING – Peluncuran pesawat Hongzha-6K, pembom nuklir jarak jauh Cina, langsung mendapat perhatian serius dari pejabat militer di Pentagon, Amerika Serikat (AS).
Ini terlihat dari reaksi para pimpinan di Pentagon yang memberikan perhatian lebih atas penerbangan perdana Hongzha-6K tersebut.
‘Ada Ancaman dari Cina’, demikian salah satu laporan dari Pentagon yang bocor ke media setempat yang menyebut pesawat pembom itu mampu menyerang pangkalan AS di Pasifik yang sulit dicapai.
Namun, Pentagon dalam pernyataannya menepis kalau AS khawatir dengan kehadiran bomber baru Cina itu.
“Berbeda halnya dengan Cina, AS tidak dikelilingi pangkalan militer lepas pantai Cina. Tidak ada pangkalan militer Cina di Kanada, di Karibia, di Meksiko, di Asia. Sementara Cina dikelilingi oleh pangkalan militer AS,” demikian pernyataan pihak Pentagon dalam rilisnya, dilansir Fox News, Sabtu (23/11/2013).
“Tak seperti AS, Cina tak punya kapal induk aktif, sehingga kemampuan untuk mencapai target jauh di lepas pantai terhalang karena ini. Kemudian sejak tahun 1970, Beijing sudah memiliki rudal balistik antar benua, jadi AS merasa tidak terganggi,” tulis laporan itu.

Sumber: 
http://www.jurnal3.com/hongzha-6k-bomber-baru-cina-yang-bikin-as-ciut/

Friday, 22 November 2013

Regu Tentara Australia Dikeluarkan dari Pusat Pendidikan Kopassus


* Minsera.Blogspot.com Kamis 21 November 2013, TNI Angkatan Darat telah mengeluarkan seluruh tentara Australia yang tengah menjalani pendidikan militer di Pusat Pendidikan Kopassus (Pusdikpassus) Batujajar, Bandung, Jawa Barat.

Kepala Penerangan Umum TNI AD, Brigadir Jenderal TNI Rukman Ahmad, menjelaskan bahwa hal ini merupakan bagian dari langkah pemutusan hubungan kerjasama militer Indonesia dengan Australia.


"Pagi tadi, 16 tentara Australia dipindahkan ke hotel Hilton Bandung," ujar Rukman kepada VIVAnews.

Latihan militer gabungan TNI dengan tentara Australia, ia melanjutkan, sudah dihentikan sejak Rabu kemarin, sebagaimana instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menghentikan sejumlah kerjasama yang selama ini sudah terjalin dengan Negeri Kangguru.

Penghentian kerjasama ini bersifat sementara, sambil menunggu penjelasan resmi dari Pemerintah Australia soal penyadapan yang dilakukan terhadap Presiden SBY, Wakil Presiden Boediono, dan sejumlah pejabat tinggi Indonesia lainnya.

"Latihan dihentikan sesuai perintah Presiden yang ditindaklanjuti dengan perintah Panglima TNI dan Kasad," kata Rukman.

Setelah dipindahkan dari pusat pelatihan Kopassus, Rukman menambahkan, para tentara Australia itu akan segera dipulangkan ke negaranya.

"Mereka akan pulang hari Senin depan," kata Rukman.

Sumber: 
http://m.news.viva.co.id/news/read/460488-regu-tentara-australia-dikeluarkan-dari-pusat-pendidikan-kopassus

Nasib Hibah Pesawat Hercules Australia


* Minsera.Blogspot.comPasca penyadapan yang dilakukan Australia terhadap telepon Presiden Indonesia dan sejumlah pejabat tinggi lainnya, Indonesia menghentikan kerjasama militer dengan Australia. Penghentian kerjasama itu diwujudkan dengan ditariknya 6 pesawat F-16 di Darwin yang akan melakukan latihan Elang Ausindo 2013. Selain itu TNI juga menghentikan latihan Kopassus dengan militer Australia di Lembang- Jawa Barat.

Kita belum tahu apa respon militer Australia atas sikap TNI. Yang jelas Indonesia pun memiiki kerjasama militer dengan Australia, dalam program hibah 4 pesawat Hercules C-130 RAAF. Dengan biaya sebesar AUS$ 63 juta, Indonesia mendapatkan empat buah pesawat atau sekitar AUS$ 15 juta / unit. Padahal harga pesawat tersebut berkisar sekitar AUS$ 75 juta/ unit. Pesawat hibah ini memiliki sisa usia produktif sekitar 30 tahun atau sekitar 18.000 jam terbang.

Akankah Australia membatalkan hibah pesawat Hercules C-130 dan menjualnya ke negara lain, atau tetap menjualnya ke Indonesia, walau Indonesia menghentikan kerjasama militer dengan mereka ?. Kita lihat perkembangannya.

Sumber
http://jakartagreater.com/nasib-hibah-pesawat-hercules-australia/

Thursday, 21 November 2013

Australia menyadap khawatir Indonesia berpaling ke China


* Minsera.Blogspot.com * Direktur Kajian Politik Center for Indonesian National Policy Studies, Guspiabri Sumowigeno, menilai, latar belakang Australia menyadap komunikasi sejumlah petinggi Indonesia karena kekhawatiran mereka bahwa Indonesia akan "berpaling" kepada China.

Padahal, Barat (Amerika Serikat dan semua sekutunya di seluruh dunia) memiliki skenario alias strategi besar membendung pengaruh China di mana-mana, yang dinamakan China Containment.

Dalam konteks China Containment inilah maka perebutan pengaruh Barat dan China itu terjadi secara sengit.

"Inilah yang sekarang sedang membuat panik kekuatan-kekuatan politik Australia," kata Sumowigeno, Kamis.

China Containment merupakan cara Amerika Serikat dan sekutunya membendung peningkatan pengaruh China sebagai negara adidaya baru dalam ekonomi, militer, politik, dan budaya.

Menurut Sumowigeno, pengungkapan skandal penyadapan Australia dari kantor kedutaan besarnya di Jakarta ini, "Pasti merusak strategi yang ditujukan untuk membendung kebangkitan pengaruh China yang sedang muncul menjadi kekuatan adidaya ekonomi, politik dan militer."

Ia mengatakan, komitemen Indonesia terhadap China Containment itu cukup terlihat.

Indikasinya, Indonesia seolah tidak menganggap intervensi politik dan militer Australia dalam kampanye pelepasan Timor Timur dari Indonesia sebagai tamparan yang seharusnya membekas dalam pada 1999.

Adalah Australia yang berdiri paling depan dalam memberi tekanan politik dan kekuatan militer berupa International Force for East Timor (Interfet) ke Indonesia soal (saat itu) Provinsi Timor-Timur, pada awal 1999.

Australia sukses melepaskan Timor Timur dari Indonesia pada Agustus 1999, juga "membentengi" jajak pendapat PBB yang diketahui juga tidak berlangsung secara jujur dan adil sepenuhnya. Keberhasilan memereteli wilayah Indonesia oleh Australia pada Timor Timur inipun tidak dianggap hambatan psikologis berarti oleh Indonesia.

Indonesia kemudian cepat membalikkan keadaan, dari krisis menjadi persahabatan dengan Timor Timur, sejalan keberhasilan tim perumus Komisi Kebenaran Persahabatan yang dibentuk bersama.

Dengan Australia, hubungan itu juga diubah segera, terutama setelah dijalin kerja sama pada 2001; padahal kebanyakan kerja sama itu lebih menguntungkan Australia, di antaranya Indonesia menjadi "benteng" pemberantasan gelombang imigrasi gelap ke Australia.

Indonesia, kata dia, tetap menjalin hubungan mesra nyaris seperti sekutu dengan Australia, meskipun dalam kacamata politik internasional telah diperlakukan secara keji oleh Australia dalam persoalan Timor Timur.

"Indonesia tidak mendapatkan imbalan sepadan untuk jasanya mencegah kejatuhan Timor Portugis ketangan kelompok kiri atau komunis yang meresahkan Australia sebelum tembok Berlin runtuh," kata dia.

Dalam perspektif Beijing, lanjut dia, sikap ini konfirmasi bahwa Indonesia memang ikut menjadi pilar dari China Containment. China dianggap lebih sebagai ancaman yang nyata ketimbang Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Barat-nya, termasuk Australia.

Ia mengatakan kepanikan Australia saat ini juga karena negara Timor Timur kemudian ternyata juga bukan anak manis bagi Negara Kanguru itu dan berkali-kali menggunakan "kartu China" untuk kepentingan nasionalnya.

Paling jelas adalah menekan Australia agar mau lebih jujur, adil, dan terbuka soal pengelolaan minyak dan gas Bumi di celah Timor. Minyak Bumi di celah Timor yang digembar-gemborkan Australia ada dalam jumlah sangat besar itu diangkut dan dikilang di Australia.

Negara Timor Timur hanya mendapat semacam "bagi hasil" dengan perhitungan deposit pasti minyak Bumi dan gas, eksploitasi mereka, dan keuntungan yang hanya diketahui segelintir pihak saja.

"Wacana pembukaan pangkalan militer China di negara Timor Timur amat menggetarkan Australia," katanya.

Salah satu faktor yang menghalangi hal itu tidak terwujud adalah karena tiada restu dari Jakarta, dan China masih menimbang perasaaan Indonesia, bila mereka jadi membuka pangkalan militer di dalam wilayah gugusan kepulauan Nusantara.

"Tingkat kepercayaan Indonesia yang menipis pada Austraia bisa membuat Jakarta mengambil sikap berbeda terhadap wacana itu untuk membuat perhitungan," ujarnya. 

Analis Australia: Abbot Harus Minta Maaf Jika Tak Mau Dipersulit RI


* Minsera.Blogspot.comPakar pertahanan Australia Philip Dorling mendesak Perdana Menteri Australia Tony Abbott segera meminta maaf kepada Indonesia. Menurutnya, Australia memerlukan kerendahan hati untuk mencegah kerusakan besar dalam hubungan diplomatiknya dengan Indonesia yang notabene merupakan salah satu negara tetangga terdekat mereka.


“Tony Abbott tak boleh menunda meminta maaf kepada Indonesia. Lebih penting lagi, ia harus menggelar penyelidikan berskala besar terhadap badan dan agen-agen intelijen Australia,” kata Dorling dalam kolomnya di harian Australia, The Sydney Morning Herald, Rabu 20 November 2013.

Dorling berpendapat apabila pemerintah negaranya bersikukuh tak mau minta maaf, maka bukan tak mungkin kerusakan diplomatik tak hanya terjadi pada hubungan antara Australia dengan Indonesia, tapi juga dengan negara-negara Asia lainnya yang sejak lama menjadi target penyadapan Badan Intelijen Australia (Defence Signals Directorate).

Doktor lulusan Flinders University itu menilai PM Tony Abbott dan Menteri Luar Negeri Julie Bishop terjebak pada pola kaku meskipun Australia sudah nyata-nyata tertangkap basah menyadap Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyoho, istrinya, dan delapan pejabat serta mantan pejabat tinggi RI lainnya.

Pernyataan Abbott yang mengatakan pemerintahnya tak mengomentari persoalan intelijen dianggap sama sekali tak membantu. Dorling melihat Abbott seperti berharap ketegangan antara Indonesia dan Australia akan mereda dengan sendirinya. “Dalam jangka panjang, sikap itu benar. Tapi masalahnya, seberapa besar kerugian yang akan diderita Australia dengan membiarkan persoalan ini,” ujarnya.

Dorling mengingatkan Abbott tentang betapa seriusnya langkah Indonesia dalam menurunkan derajat hubungannya dengan Australia. “Dubes RI ditarik dari Australia, dikaji ulangnya kerjasama bilateral dengan Australia, dan status staf Kedutaan Australia di Jakarta yang tak pasti, semua itu menunjukkan kerasnya posisi pemerintah Indonesia terhadap isu ini,” kata dia.

Patut diingat, ujar Dorling, Australia butuh kerjasama Indonesia dalam isu-isu sensitif semacam penyelundupan manusia atau imigran gelap yang tak hentinya memasuki negeri itu. Australia juga punya kepentingan besar dalam program pemberantasan terorismenya bersama Indonesia. “Dalam diplomasi regional, Jakarta dapat dengan mudah mempersulit posisi Australia,” kata dia.

Dorling menyimpulkan, permintaan maaf amat perlu dikeluarkan Australia. “Suka atau tidak, Australia ketahuan menyadap, dan ini harga yang harus kita bayar,” ujarnya. Lagipula, kata dia, sekedar permintaan maaf tak akan mengurangi kemampuan Australia di masa depan untuk melindungi kepentingan nasionalnya.

Sebelumnya, PM Tony Abbott mengatakan pemerintah manapun di dunia punya tugas utama melindungi negaranya dan mengedepankan kepentingan nasional. “Setiap pemerintah mengumpulkan informasi, dan mereka (Indonesia) pun tahu bahwa pemerintah negara lain melakukan hal serupa,” ujar Abbott di hadapan parlemen Australia.

Sebagai perdana menteri, Abbott harus memastikan keselamatan setiap warganya. “Itu sebabnya kami mengumpulkan informasi intelijen,” ujarnya. Namun Abbott menjamin informasi yang diperoleh Badan Intelijen Australia tak akan digunakan untuk hal buruk.

Namun Presiden SBY tak terima dengan ucapan Abbott itu. Ia melontarkan kemurkaannya lewat Twitter. “Tindakan (penyadapan oleh) Amerika Serikat dan Australia jelas telah merusak kemitraan strategis dengan Indonesia sebagai sesama negara penganut sistem demokrasi. Indonesia menuntut Australia memberikan jawaban resmi yang dapat dipahami publik terkait isu penyadapan terhadap Indonesia,” kata SBY.

Panglima TNI Tarik Jet Tempur dari Australia


* Minsera.Blogspot.comPanglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menarik pulang lima pesawat tempur F-16 dari Darwin, Australia, menyusul dihentikannya sejumlah kerjasama militer Indonesia-Australia, Rabu 20 November 2013.

Dalam keterangan resmi, Panglima juga akan menarik seluruh personel pendukung pesawat yang sedianya akan mengikuti kegiatan Air Man to Air Man Talk. Ini merupakan program kerjasama antara TNI AU dengan Royal Australian Air Force (RAAF).

Mabes TNI juga menghentikan kerjasama penting lain, seperti kerjasama dalam bidang informasi dan intelijen.  

Jenderal Moeldoko juga menghentikan Latihan Bersama TNI AD dan Royal Australian Army. "Kegiatan itu adalah Latihan Bersama Kartika Bura dan Latihan Bersama Down Komodo," katanya.

Program lain yang dihentikan adalah Latihan Bersama TNI AL dan Australian Navy, seperti Latihan New Horizon TTX, Latihan Initial Planning Conference KAKADU, dan Observer Ex Black Carilion. "Selain itu, seluruh latihan bilateral yang akan dilaksanakan TNI, baik TNI AD, TNI AL, maupun TNI AU dengan Angkatan Bersenjata Australia juga dihentikan sampai dengan waktu yang tidak ditentukan."

Penghentian kerjasama militer ini merupakan buntut kemarahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas aksi penyadapan telepon terhadap sembilan pejabat negara. Penyadapan Australia ini dilakukan pada masa pemerintahan Kevin Rudd


Sumber: 
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/460173-panglima-tni-tarik-jet-tempur-dari-australia

Tuesday, 19 November 2013

Arkeolog Temukan Kapal Selam Nazi Jerman di Laut Jawa


* Minsera.Blogspot.com
“Di kapal selam itu kami menemukan piring bercap Nazi!” ujar Shinatria Adhityatama, seorang arkeolog muda dan penyelam dari Pusat Arkeologi Nasional. “Masih ada temuan tengkorak [rangka manusia] dan sisa torpedo.”

Dia dan timnya belum menemukan simbol atau kode angka lain yang menunjukkan bahwa reruntuhan kapal selam itu bagian armada kapal selam yang paling disegani saat Perang Dunia Kedua. Namun, temuan peralatan makan bersimbol swastika Nazi Jerman telah menguatkan dugaan Adhityatama bahwa rongsokan besi tua di dasar laut Jawa itu adalah Unterseeboot atau U-Boat.

Ada dua piring dengan simbol Nazi Jerman warna hitam yang berhasil diangkat ke permukaan oleh tim arkeolog. Satu piring besar berdiameter 34 sentimeter, dan lainnya sebuah piring kecil dengan diameter 24 sentimeter.

“Kemungkinan itu adalah U-Boat tipe IXC/40 buatan 1942 yang tenggelam pada 1944,” ungkap Adhityatama. Dia mendapatkan informasi bahwa ada dua U-Boat yang hilang kontak dengan Berlin yang saat itu posisinya di sekitar Laut Jawa.

Tim Pusat Arkeologi Nasional bekerja sama dengan Balai Arkeologi Yogyakarta dan komunitas Sentra Selam Jogja melakukan eksplorasi pencarian kapal selam U-Boot yang tenggelam di Laut Jawa. Penjelajahan di kawasan laut—yang banyak menyimpan misteri tenggelamnya kapal-kapal dagang hingga kapal militer itu—dilakukan pada 4-17 November 2013.

Pada 9 November lalu, tim melakukan observasi ke dasar laut. Mereka mendapat informasi warga nelayan setempat tentang “sesuatu yang berbentuk seperti tabung” di dasar laut sekitar 68 mil dari Karimun Jawa. Tim beruntung karena mendapatkan jarak pandang yang cukup untuk mengobservasi lokasi bangkai kapal selam itu.

Hari berikutnya Adhityatama dan tim menyelisik keberadaan kapal selam Nazi Jerman yang malang itu. Bagian buritan kapalnya telah hilang. Arkeolog tengah memastikan apakah buritan kapal selam itu hancur atau patah dan bersemayam di tempat lain. “Kapal selam ini diperkirakan panjangnya 76 meter, tetapi tersisa 47 meter,” ujar Adhityatama. “Kondisinya 60 persen—masih baik.”

“Selama ini kita hanya mendengar isu saja tentang armada Jerman yang datang ke Indonesia,” ungkap Adhityatama. Temuan ini, menurutnya, menunjukkan bahwa U-Boat tak hanya di Atlantik atau Pasifik, tetapi juga di Indonesia.

Tim arkeolog tengah mengkaji mengapa banyak kapal selam Nazi Jerman bergentayangan di lautan Nusantara. Apakah mereka berdagang menggunakan kapal selam lantaran lebih aman, atau ditugaskan oleh Berlin untuk membantu Jepang atas kerjasama poros Jerman-Jepang-Italia, atau mencari suaka politik? Atau, apakah mereka ada hubungannya dengan sepuluh makam serdadu Nazi Jerman yang bersemayam di Cikopo? Semuanya masih misteri.

“Lokasi persisnya masih kami rahasiakan,” ujar Adhityatama. “Kami ingin mengamankan temuan terlebih dahulu.” Timnya khawatir terjadi penyusupan dan penjarahan apabila titik temuan itu diketahui publik, sedangkan di lokasi temuan belum ada kesiapan pengamanan.

Untuk menjaga benda—yang diduga—cagar budaya tersebut dari penjarahan dan perusakan, tim arkeolog akan melakukan pengamanan yang berbasis kepada warga. “Saat kami datang masih banyak nelayan yang menggunakan bahan peledak yang [dikhawatirkan] dapat merusak kapal selam tadi.”

“Kami akan mengadakan pendekatan ke masyarakat,” ungkapnya. Warga sekitar perlu mendapat pengertian tentang nilai sejarah sehingga diharapkan dapat turut menjaga kelestariannya. “Disamping itu perlu adanya bantuan pengamanan dari Angkatan Laut atau Dinas Kelautan dan Perikanan.”

Identitas Bangkai Kapal Selam Jerman yang Tenggelam Di Karimun Jawa 


Lubang Torpedo U-Boat. Tim Peneliti Pusat Arkeologi Nasional berhasil menemukan bangkai kapal selam U-Boat milik Nazi Jerman. Bangkai kapal selam yang berasal dari Perang Dunia II ini terletak di sekitar kawasan perairan Kepulauan Karimun Jawa, Jawa Tengah

Apa yang dilakukan kapal selam Jerman di perairan Jawa? Buku sejarah Indonesia tidak pernah mengungkit soal keterlibatan armada kapal selam Nazi Jerman tersebut. Kalau begitu, apa misi mereka di Nusantara dan bagaimana mereka bisa sampai ke Indonesia?

Pertanyaan-pertanyaan ini mengemuka dalam diskusi kesimpulan awal penelitian Pusat Arkeologi Nasional di perairan Karimun Jawa. Tim peneliti menemukan bangkai kapal selam Jerman U-Boat yang relatif cukup utuh. Temuan, selain bangkai kapal selam itu, adalah rangka yang diduga para awak kapal dan sejumlah peralatan.

Ketua Tim Peneliti, Bambang Budi Utomo, mengatakan dugaan awal mengarah pada dua kapal selam U-Boat Jerman bernomor kapal U-168 dan U-183. Dari data literatur milik Pemerintah Jerman, memang diketahui kedua kapal itu tenggelam di perairan Indonesia, namun pada tahun berbeda belum diketahui pasti.

Data yang diakses dari UBoat Archive dan UBoat misalnya menegaskan kapal selam U-168 tenggelam pada 1944, sementara kapal U-183 tenggelam pada 1945. "Kapal U-168, kami menduga ini yang kami temukan, tenggelam pada 6 Oktober 1944," kata Bambang, Senin (18/11). Kapal itu dihajar torpedo kapal sekutu yang juga berlayar di perairan Laut Jawa.

Dari data misi kapal UBoat, sambung Bambang, memang tercantum armada kapal selam Jerman sempat mondar-mandir di perairan Laut Jawa, Laut Australia, dan Samudera Hindia. Ini ada hubungannya dengan persekutuan Jepang-Jerman dalam menghadapi sekutu.

Jerman menyiagakan armada kapal selamnya di Asia Tenggara untuk memotong pasokan logistik dari Eropa ke Australia. "Tapi apa sejauh itu? Kita juga mendapat data bahwa Jerman ternyata punya 'pangkalan' di Pulau Penang Malaysia, di Jakarta, bahkan di Surabaya," kata Bambang.

Misteri Belasan Kerangka Dalam Bangkai Kapal Selam Nazi 


Temuan Tengkorak di dalam Ruang Kru di Bangkai Kapal Selam U-Boat Jerman. Tim Peneliti Pusat Arkeologi Nasional berhasil menemukan bangkai kapal selam U-Boat milik Nazi Jerman.

Temuan mengejutkan datang dari bawah laut Indonesia. Di Laut Jawa, di sekitar Kepulauan Karimun Jawa, para arkeolog berhasil menemukan bangkai kapal selam milik Nazi Jerman. Tidak hanya itu, peneliti bahkan menemukan rangka manusia di dalam kapalnya!

"Dari data sampel artefak yang kita kumpulkan, diduga kuat kapal selam itu milik Jerman dari armada U-Boat (Unterseeboot)," kata Ketua Tim Peneliti Pusat Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo, Senin (18/11).

Penelitian arkeologi bawah laut ini dilakukan awal November kemarin selama sepuluh hari. Dari penelitian awal, kata Bambang, tim berhasil mengangkat sejumlah artefak seperti piring makan, cawan, teropong, kancing, sol sepatu, cangkir, peralatan selam, kaca mata, dan aki. "Kami juga menemukan tengkorak dan kerangka," kata Bambang.

Namun, tim memutuskan untuk belum mengambil kerangka dan tengkorak tersebut. Salah satu masalahnya adalah kepercayaan warga lokal mengenai kerangka di bangkai kapal. Bambang mengatakan, warga setempat percaya kalau tulang belulang itu diambil dari 'kuburannya' maka akan terjadi sesuatu.

Arkeolog lainnya yang ikut dalam penelitian itu, Prayitno Hadi, mengatakan dari laporan penyelam diketahui tengkorak dan tulang belulang itu ada di dalam satu ruangan. Tengkorak dan tulang-tulang itu sudah terbungkus lumpur. Namun dalam posisi 'intact' yang relatif sedikit gangguan alam. Secara kasar diduga ada 14 individu di dalam ruang tersebut.

Bambang mengatakan, temuan kapal selam Jerman ini cukup membanggakan bagi arkeologi Indonesia. Sebab, dilakukan tim arkeolog Indonesia, tanpa bantuan asing. "Kita terbukti mampu mengadakan pengangkatan dengan biaya yang cukup besar tapi teknologi sederhana," tuturnya.

Saat ini seluruh temuan sampel sudah diteliti lebih lanjut di laboratorium Pusat Arkeologi Nasional di Pejaten, Jakarta Selatan. Meski sudah menemukan kapal selam Jerman, Bambang dan Prayitno sepakat masih banyak pertanyaan yang belum terjawab soal sejarah kapal tersebut.

SBY Kecam Tony Abbott Melalui Twitter


* Minsera.Blogspot.com Sejumlah media asing ramai-ramai memberitakan tweet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berisi kecaman atas dugaan penyadapan yang dilancarkan Australia. Dalam kicauannya di situs jejaring sosial Twitter, Presiden Susilo menyayangkan pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang dinilai meremehkan. 

Mengangkat judul 'Indonesian president accuses Tony Abbott of 'belittling' spy revelations,' laman The Guardian menyatakan, Presiden SBY menyerang pernyataan publik Tony Abbott soal skandal penyadapan melalui serangkaian tweet bernada marah. "Saya juga menyayangkan pernyataan PM Australia yang menganggap remeh penyadapan terhadap Indonesia, tanpa rasa bersalah," tulis SBY melalui akunnya, @SBYudhoyono.

Kicauan Presiden SBY Senin malam itu melanjutkan kemarahan Jakarta paska berita penyadapan Australia yang diturunkan oleh The Guardian dan harian Sydney Morning Herald (SMH). Laman Inggris dan Australia tersebut mengutip dokumen yang dibocorkan mantan kontraktor Badan Intelijen Amerika Serikat (NSA), Edward J Snowden. Dalam berita dua media ini, Australia disebut menyadap telepon Presiden SBY Ibu Negara Ani Yudhoyono, serta beberapa pejabat tinggi Indonesia lainnya.

Presiden SBY yang menggunakan tanda *SBY* di belakang setiap kicauan yang ditulisnya sendiri juga menegaskan tindakan Amerika Serikat dan Australia sangat mencederai kemitraan strategis dengan Indonesia, sesama negara demokrasi.

"Kita juga akan meninjau kembali sejumlah agenda kerjasama bilateral, akibat perlakuan Australia yang menyakitkan itu," tulis SBY.

Presiden juga menulis, "Indonesia juga meminta Australia memberikan jawaban yang resmi dan bisa dipahami masyarakat luas atas penyadapan terhadap Indonesia."

Sementara laman Australia SMH juga menurunkan laporan mengenai kicauan SBY ini dengan judul, 'Spying scandal: SBY takes to Twitter to hit out at Tony Abbott.'

PM Australia Tony Abbott dan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono

Senada dengan laman Guardian, SMH pun mengutip rangkaian tweet SBY tersebut. SMH menambah laporannya dengan juru bicara Abbott yang menolak berkomentar, Senin malam, setelah Jakarta menarik kembali duta besarnya dari Australia.

Pagi ini, Abbott mengulangi pernyataan bahwa ia tidak akan melakukan atau mengatakan sesuatu yang bisa membahayakan hubungan penting dengan Indonesia.

Sementara laman news.com.au menurunkan tulisan dengan judul 'SBY slams Abbott's handling of spy drama.' Laman ini mengutip pendapat mantan diplomat Amerika Serikat Kurt Campbell. Dia menilai, Australia tidak bisa berbuat atau berkata banyak untuk menurunkan ketegangan hubungan dengan Indonesia. Australia harus menyiapkan diri menghadapi hubungan yang tak nyaman dengan Indonesia dalam beberapa bulan ke depan.

Sementara itu, mantan analisis intelijen Andrew Wilkie mengatakan," Mereka (Indonesia) tahu kita memata-matai mereka. Kita juga tahu, mereka memata-matai kita."

Monday, 18 November 2013

SBY Harus Usir Diplomat Australia Sekarang


* Minsera.Blogspot.comJAKARTA – Aksi penyadapan Australia di Indonesia kembali terbongkar. Kali ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta orang dekatnya seperti ibu Ani Yudhoyono dan beberapa menteri diketahui menjadi korban penyadapan.

Pengamat hukum internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, meminta SBY bersikap tegas kepada Australia. SBY harus berani mengusir beberapa diplomat Australia sebagai bentuk balasan.


“Indonesia dikesankan seperti negeri yang mudah disadap dan mudah untuk dipermalukan. Ini karena tidak ada tindakan yang serius dari pemerintah, ujar Hikmahanto dalam rilis pers yang diterima Okezone, Senin (18/11/2013).

“Presiden SBY harus bertindak tegas dan keras saat ini juga. Presiden harus segera instruksikan agar Menlu memerintahkan agar dua atau tiga diplomat Amerika Serikat (AS) dan Australia angkat kaki dari Indonesia,” lanjutnya.

Seperti diketahui, AS dan Australia tergabung dalam kerja sama intelijen “Lima Mata”. Kerja sama intelijen kedua negara termasuk dalam aksi penyadapan di Indonesia.

Aksi penyadapan SBY diungkap harian Guardian. Mereka membuka dokumen rahasia yang menunjukkan daftar pejabat tinggi indonesia yang disadap Australia. Aksi penyadapan dilakukan pada 2009.


Selain SBY dan istrinya, intelijen Australia juga menyadap Boediono, Jusuf Kalla, Andi Malarangeng, Dino Patti Djalal, Hatta Rajasa, Sri Mulyani, Widodo AS dan Sofyan Djalil.

15 Ribu Pasukan Marinir Segera Ditempatkan di Papua


* Minsera.Blogspot.com * Sebanyak 15 ribu prajurit marinir segera ditempatkan di Sorong, Papua untuk mendukung keamanan dan pertahanan komando wilayah laut timur. 

Kesatuan baru ini merupakan bagian yang nantinya akan menjadi Divisi III Marinir.

Demikian dikatakan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Marsetio saat menghadiri HUT Korps Marinir di Cilandak, Jakarta, Jumat (15/11) siang.

Kasal mengatakan, pembangunan markas komando sudah dilaksanakan sejak 2012 lalu, dan sesuai target pada tahun 2013 ini pembangunan sarana dan prasarana Divisi III telah selesai.

Selain pembangunan markas komando, di kompleks KM16 ini lanjut Kasal, juga akan dibangun barak-barak mariner, perumahan untuk anggota dan fasilitas penunjang lainnya.

Saat ini mabes TNI AL tinggal menunggu peraturan presiden turun, yang dijelaskan Kasal akan terbit pada awal 2014. Sambil menunggu perpres tersebut, TNI AL terus 
melengkapi kebutuhan alutsista terbaru.



Lebih lanjut, Kasal mengatakan, pembentukan Divisi III Marinir di Sorong Papua sudah menjadi kebutuhan pokok. Saat ini marinir baru memiliki setingkat tiga brigade, yaitu di Surabaya, Jakarta dan Lampung. Sementara tugas marinir sendiri menjangkau seluruh Indonesia, terlebih untuk pengamanan pulau terluar yang tidak berpenghuni, menjadi kewajiban marinir.

Untuk wilayah Indonesia bagian timur, kekuatan marinir masih dirasakan kurang karena baru ada kekuatan setingkat satu batalyon. Dengan kekuatan tersebut dinilai tidak cukup ideal untuk mengamankan wilayah Papua yang luas.

Dengan begitu pulalah Tank Amphibi jeni BMP-3F akan pula di tempatkan di daratan papua untuk Mobilisasi pasukan. 

CN235-220 Patmar: Elang Baru TNI AL


* Minsera.Blogspot.com * Rabu, 2 Oktober 2013, adalah hari paling membahagiakan bagi TNI AL. Pagi itu, di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Kabaranahan Kementerian Pertahanan Laksda TNI Rachmad Lubis resmi menyerahkan satu dari tiga CN-235-220 Patmar (Patroli Maritim) pesanan Kemenhan kepada TNI AL untuk patroli di perairan dan perbatasan Indonesia. Bagi Komandan Skuadron 800 Pusat Penerbangan TNI AL, Letkol Laut (P) Imam Safii, CN235 Patmar amat ditunggu-tunggu.

Kemampuan dan daya jelajah patrolinya lebih tinggi dari pesawat sebelumnya. Sebelum ini, TNI AL hanya mengandalkan NC-212 Patmar. Tapi, karena kemampuan terbangnya hanya empat jam dan kecepatan optimalnya hanya 100-150 knot, kemampuan patrolinya menjadi terbatas. Berbeda dengan CN-235 Patmar, oleh karena sanggup terbang sampai sembilan jam dengan kecepatan optimal 200 knot, kemampuannya akan jauh lebih berarti bagi Puspenerbal yang kerap disebut kepanjangan mata Kapal Perang Indonesia (KRI).

“Jika dengan NC-212 Patmar hanya bisa patroli di daerah sasaran 10 menit, CN235 Patmar bisa sampai berjam-jam dan menjangkau tempat yang lebih jauh. Dengan search radar dan Forward Looking Infra Red (FLIR) yang jauh lebih maju ini, kami bahkan sudah bisa mendeteksi kapal-kapal nelayan dari ketinggian 13.000 kaki,” ungkap Imam Safii, membandingkan FLIR di pesawatnya dengan FLIR NC-212 yang baru bisa “melihat” dari ketinggian 5.000 kaki.

Tak heran jika Menteri Pertahanan Poernomo Yusgiantoro pun titip misi yang agak sulit. Disela-sela acara serah terima yang juga dihadiri KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia dan Dirut DI Budi Santoso, ia bahkan langsung menginstruksikan agar KSAL Laksamana TNI Marsetio segera menerjunkan pesawat ini untuk memantau kapal-kapal imigran gelap yang makin kerap gentayangan di pantai selatan Jawa. Arah mereka ke Australia, sehingga pemantauan pun harus dilakukan bersama militer Australia.

FLIR SAFIRE III

Bagi Puspenerbal sendiri, pesawat baru ini akan dikonsentrasikan di Perairan Aru dan wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia dan Indonesia-Filipina. Maklum, di wilayah perbatasan, penyelundupan masih kerap terjadi; sementara di Aru, pencurian ikan oleh kapal asing diakui masih sulit diberantas. Dengan FLIR versi SAFIRE III, ungkap sumber Angkasa, CN235 Patmar sanggup mengidentifikasi kapal pelaku penyelundupan atau pencurian ikan dari ketinggian 4.000 kaki. Data identitas ini selanjutnya bisa dikirim real-time ke KRI terdekat untuk penindakan yang lebih cepat.

FLIR SAFIRE III juga bisa "menembakkan" laser untuk mengukur jarak pesawat dengan sasaran. "Ini adalah kelebihan lain dari FLIR terbaru yang terpasang di perut CN235 Patmar. Kemajuan teknologi telah membuat kemampuan peralatan terus meningkat. Dengan posisi radar di perut, kini kami juga bisa melihat sasaran di belakang pesawat," jelasnya sembari membandingkan dengan posisi radar sebelumnya di moncong pesawat yang hanya bisa melihat ke depan, kiri dan kanan pesawat.

Tapi, bukankah penempatan dome radar di bawah membuat drag menjadi lebih besar? Betul, sergah Direktur Teknologi Dr. Andi Alisjahbana kepada Angkasa. Üntuk itulah di ujung sayap utama sekarang kami tambahkan winglet. Sayap kecil ini bisa meredam sampai 10 persen dari drag, jadi balance-lah," ungkapnya.

http://angkasa.co.id/...

Russia Handed Over INS Vikramaditya to India


* Minsera.Blogspot.comSEVERODVINSK − Russia handed over to India its aircraft carrier renamed INS Vikramaditya on Saturday after a much-delayed refit and cost escalations that led to disagreements between Moscow and New Delhi.

The Indian Navy finally received its modified carrier – formerly known in Russian as Admiral Gorshkov − at the Sevmash shipyard in the northern town of Severodvinsk.

The ship was first scheduled to be delivered in 2008, but the deadline was repeatedly postponed over the period.

The official ceremony was attended Saturday by Russian Deputy Prime Minister Dmitry Rogozin and Indian Defense Minister AK Antony, who arrived in Russia on Friday for a four-day visit.

The commissioning papers were signed by deputy director of Russia’s arms exporter Rosoboronexport Igor Sevastyanov and the ship’s Indian captain Suraj Berry.

The Vikramaditya will be escorted to India by a group of warships to secure its safe sail to its base in base in the Arabian Sea through a classified route because it does not have any air defense systems on board, according to Indian website Zee News.

The warship is expected to reach India by February 2014, Russian officials said earlier.

Renamed after a legendary Indian king, the warship was originally as a Project 1143.4 or modified Kiev class aircraft carrier commissioned by the Soviet Navy in 1987. It was decommissioned in 1996 after cuts to the Russian Navy fleet.

The refurbishments of the vessel lurched from one crisis to another since the $947 million deal was signed with Russia in 2004 for its purchase and refit.

The delays pushed up the cost of its refurbishing to $2.3 billion, sparking acrimony between Russia and India over the contract

http://en.ria.ru/military_news/20131116/184748992/Russia-Passes-Refitted-Aircraft-Carrier-to-India-After-5-Year-Delay.html

Thursday, 14 November 2013

Pesawat Tempur T-50 Pesanan TNI Tuntas Diserahkan Akhir Tahun Ini



* Minsera.Blogspot.com Pesawat tempur T-50 buatan Korea Selatan (Korsel) pesanan TNI akan tuntas diserahkan oleh Korea Aerospace Industries Ltd akhir 2013. Delapan pesawat sudah diserahkan, sedangnya delapan sisanya akan diserahkan dalam dua bulan jelang tutup tahun.

"Kami akan serahkan tepat waktu sesuai pesanan," kata President & CEO Korea Aerospace Industries Ltd (KAI) Ha Sung-Yong saat menerima Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin di pabrik KAI, Sacheon City, Gyeongnam, Korsel, Rabu (13/11).

Hadir pada kesempatan itu, Duta Besar Indonesia untuk Korsel John A Prasetio dan tiga pemimpin redaksi media massa dari Indonesia, yakni Rikard Bagun dari harian umum Kompas, Heidy Lukito dari majalah mingguan Gatra, dan Primus Dorimulu dari harian umum Suara Pembaruan, harian bisnis Investor Daily, dan portal berita Beritasatu.com.

Selain melihat pesawat T-50 kesembilan (nomor TT-5009) dan kesepuluh (TT-5010) yang masih dalam tahap ferry flight, Wamenhan dan rombongan juga meninjau pembuatan enam pesawat terakhir. Delapan pesawat T-50 sudah berada di pangkalan TNI Angkatan Udara, Madiun. TNI memesan satu skuadron atau 16 pesawat T-50 buatan KAI sejak 2011. Namun, karena proses politik anggaran di DPR, pembuatan pesawat tempur ini baru dimulai pertengahan tahun 2013.

Dalam peninjauan sepintas, tampak jelas keseriusan pemerintah Korsel dalam meningkatkan kemampuan di bidang industri militer. Pabrik pesawat KAI cukup besar dan dilengkapi peralatan modern. Selama 2,5 jam di Sancheon City terlihat beberapa pesawat tempur latih buatan KAI silih berganti take-off, bermanuver di udara, dan landing.

Ha Sung-Yong menyatakan kegembiraannya bekerjasama dengan Indonesia. Setelah kerjasama ekonomi dan politik internasional, Korsel dan Indonesia meningkatkan kerjasama di bidang industri pertahanan. Pesawat yang ditumpangi Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dan rombongan dari pangkalan udara Seoul ke Sancheon City pulang-pergi adalah "Tetuko", pesawat CN-235 khusus pesawat angkut militer buatan PT Dirgantara Indonesia (DI), dahulu PT industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).

Sjafrie memuji KAI yang sudah memproduksi tepat waktu pesawat tempur T-50 pesanan TNI. "Kami berterimakasih kepada Korsel yang sudah membantu modernisasi persenjataan TNI," ujarnya.

Pembelian satu skuardon pesawat T-50 dari Korsel, kata Sjafrie, merupakan langkah awal menuju kemandirian Indonesia dalam memproduksi pesawat tempur. Pemesanan 16 pesawat buatan KAI ini disertai transfer teknologi. Perlahan, PT DI akan memproduksi pesawat tempur.

Indonesia, kata Sjafrie, sudah memasuki era industri pertahanan. Bekerjasama dengan Korsel, TNI akan memproduksi pesawat tempur dan kapal selam. Panser dan sejumlah senjata sudah bisa diproduksi Indonesia. Modernisasi, peningkatan kekuatan militer, dan pembangunan industri pertahanan Indonesia sudah dimulai sejak sembilan tahun lalu.

Sumber
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=450934278348254&set=a.295458637229153.63592.181276675314017&type=1&theater

Pengiriman Leopard 2 dan Marder Selesai Tahun 2016



*
Minsera.Blogspot.com *
The Indonesian Ministry of Defence has contracted with the Rheinmetall Group of Düsseldorf to supply it with tracked armoured vehicles, logistical support and ammunition worth roughly €216 million.

The contract, which was signed in December 2012, now comes into full force following the successful completion of all legal formalities.

Along with 103 thoroughly overhauled and modernized Leopard 2 main battle tanks, the order encompasses 42 upgraded Marder 1A3 infantry fighting vehicles and 11 various armoured recovery and engineering vehicles, plus associated documentation, training equipment and additional logistical support. Furthermore, the order includes an initial supply of practice and service ammunition. Indonesia thus becomes the 18th Leopard 2 MBT user nation.

Delivery to the Indonesian Army will take place progressively during the 2014-2016 timeframe.

With a population of some 240 million, Indonesia is one of the world's largest democracies. It plays an increasingly important role as a regional superpower and source of stability in South East Asia.

The decision to procure these vehicles reflects Indonesia's need to modernize its ability to respond to potential threats to its territorial integrity. Moreover, in order to take part in UN peacekeeping and peace enforcement missions, Indonesia requires equipment that corresponds to the military standards of its partner nations.

Rheinmetall has over forty years' experience in developing and manufacturing main battle tanks, infantry fighting vehicles and related combat support systems. The Leopard 2 continues to set the standard for modern MBTs, with over 3,600 now in service.

The Rheinmetall Group played a decisive part in developing and producing Leopard 2 tanks ordered by the armed forces of Germany and the Netherlands. Of the 2,125 A4 versions of the Leopard 2 built, Rheinmetall completely manufactured 977 of these systems in Kiel, all of which went to the German and Dutch armies.

When teamed with the Leopard 2 MBT, Rheinmetall's Büffel/Buffalo 3 armoured recovery vehicle forms a veritable "Main Battle Tank System". The Group's extensive portfolio of Leopard-based vehicles and associated armament and ammunition attests to its unsurpassed systems engineering capabilities and extreme competence in the world of combat and combat support vehicles.

Link : http://www.pressebox.com/.../boxid/639851

Timnas Pelajar U-18 Indonesia Melaju ke Final Piala Pelajar Asia


* Minsera.Blogspot.comMeski sempat diragukan, dan sempat tersendat-sendat di babak grup, timnas pelajar U-18 Indonesia akhirnya berhasil melaju ke final Piala Pelajar Asia U-18 ke 41 yang digelar di Thailand. Dalam babak semifinal, anak asuh Carlos De Mello ini berhasil menjungkalkan salah satu kandidat juara China dengan skor 4-3.

Dalam pertandingan yang digelar di Mae Fah Luang University, Indonesia sempat tertinggal 1-2 hingga pertengahan babak. Namun di babak kedua, Terens Owang dkk berhasil membalikkan keadaan hingga kemudian unggul 4-3. Di babak final yang akan digelar Jumat (15/11) mendatang, Indonesia akan berhadapan dengan Korea Selatan, yang sebelumnya menyingkirkan tuan rumah Thailand dengan skor 2-0.

Timnas pelajar Indonesia sebelumnya memang diragukan bisa tampil maksimal. Selain persiapan yang hampir tidak banyak dikupas media, di babak grup Indonesia juga sempat dihajar Thailand 0-4. Indonesia akhirnya lolos ke semifinal setelah berhasil menjadi runner up grup, menyingkirkan Malaysia. Dalam babak grup, setelah dikalahkan Thailand, Indonesia kemudian bermain imbang melawan Sri Lanka, dan kemudian menang melawan Hong Kong. Timnas Indonesia sendiri di awal kompetisi juga berhasil mengalahkan Malaysia. Dengan demikian Indonesia akhirnya mendampingi Thailand yang keluar sebagai juara grup A.

Pencapaian timnas pelajar U-18 kali ini merupakan pencapaian terbaik semenjak terakhir kali timnas pelajar Indonesia berhasil meraih gelar juara di tahun 1985, yang ketika itu digelar di stadion Utama, Senayan Jakarta. Saat itu, timnas asuhan trio pelatih Omo Suratmo, Maryoto, dan Bukhard Pape berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Thailand dengan skor 2-0.

Dengan menghadapi Korea Selatan, ini merupakan ulangan babak penyisihan grup dalam Piala Pelajar Asia ke 40 yang tahun lalu digelar di Iran. Saat itu, timnas yang diasuh Indra Sjafrie harus mengakui keunggulan Korea Selatan dengan skor 2-0, dan Indonesia pun gagal melaju ke babak semifinal. Semoga saja Terens Owang dkk kali ini bisa membalaskan dendam Sabeq Fahmi dkk.

Good luck timnas U-18

Tuesday, 12 November 2013

MEF Tahap 2 ada Chinnok Untuk TNI AD


* Minsera.Blogspot.com * Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, mengungkakan bahwa pihaknya berencana akan menambah jumlah Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista), termasuk sejumlah helikopter.

"Kami akan hadirkan 12 helikopter Fennec dari Prancis, lalu helikopter serangnya ada Apache, minimum 6," ujar Moeldoko, Senin 11 November 2013.

Selain dua jenis helikopter itu, Moeldoko mengungkapkan keinginan untuk mendatangkan helikopter Chinook. "Ke depan, mungkin Chinook untuk memindahkan personel di perbatasan khususnya, kita sangat membutuhkan," jelasnya.


Namun, dia mengakui bahwa keinginannya untuk mendatangkan Chinook masih belum dikomunikasikan dengan pihak DPR. Menurutnya, pihaknya dengan DPR hanya baru menyetujui pembicaraan mengenai Apache, helikopter serang andalan tentara Amerika Serikat.

Moeldoko berharap agar rencananya untuk menghadirkan helikopter Chinook bisa segera terwujud. Karena, menurutnya hal tersebut dirasakan cukup penting. "Mudah-mudahan tahun 2015 bisa dianggarkan, karena tidak terlalu mahal," tuturnya.