Tuesday, 2 April 2013

Alutsista yang kemungkinan Di akuisisi oleh Indonesia (page 4)

Misteri Keberadaan Kilo Class TNI AL di Indonesia

Jumlah kapal selam Indonesia yang hanya dua unit, memang cukup diragukan oleh berbagai pengamat militer internasional. Alasannya, secara hitung-hitungan militer, jumlah itu sangat minim. Keraguan lain disebabkan, hingga saat ini pihak Indonesia maupun Rusia belum pernah terdengar membatalkan pembelian 2 kapal selam Kilo Class. Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin sudah menyetujui kredit ekspor untuk pengadaan kapal selam itu sebesar 700 juta USD.
 

Sebagian pengamat militer negara asing mempercayai Indonesia memiliki 4 hingga 6 kapal selam Kilo Class. Kalaulah dugaan itu betul adanya, beruntunglah Indonesia. Namun jika dugaan itu tidak benar dan Indonesia hanya memiliki 2 kapal selam tua, tentu kebijakan itu terasa aneh. Yang membuat penasaran adalah, mengapa TNI AL tampaknya tenang-tenang saja, walau hanya memiliki dua kapal selam gaek, sementara armada permukaan laut terus digenjot jumlah dan kualitasnya.
Hal itu kontras dengan pengadaan alutsista untuk matra darat, udara maupun permukaan laut. Lihat saja, alutsista untuk matra permukaan laut terus ditambah dengan: 4 Korvet Sigma, 3 Nakhoda Ragam Class, 1 PKR Sigma 10514, PKR Trimaran KRI Klewang, 4 Heavy Landing Platform Dock KRI Makassar Class, KCR-40 dan kapal-kapal patroli lainnya, BMP-3, Ruda C-705 dan lain-lain.

Matra udara ada penambahan: 6 Sukhoi SU30MK2, 16 Super Tucano, 34 pesawat F-16 Block 32++, 9 C-295, 4 Hecules, , Bell 412, CN 235, Rudal anti udara dan lain-lain.

Sementara untuk matra darat ada penambahan: 100 MBT Leopard Revo, 50 IFV Marder, MLRS Astros II, ATGM, Meriam Caessar 155mm, Rantis Sherpa, Panser Anoa, 12 Helikopter Fennec, Rudal anti udara Startreak dan lain sebagainya.

Pengembangan kekuatan bawah laut yang terkesan ketinggalan, terseok-seok, hanya dijaga dua kapal selam tua. Apakah keputusan itu masuk akal?





0 comments:

Post a Comment