Sunday 25 August 2013

SBY: RI-Malaysia Bahas Situasi Mesir


* Minsera.Blogspot.com *
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah berkomunikasi dengan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mohamad Najib untuk mendiskusikan perkembangan situasi Mesir.


"Alhamdullilah, posisi Malaysia dan Indonesia serupa. Intinya kita berharap agar permasalahan di Mesir bisa diselesaikan secara damai menuju ke rekonsiliasi nasional," di Istana Negara, Jakarta, Jumat (23/8/2013).

Dilanjutkannya, jatuhnya korban jiwa yang semestinya bisa dicegah. Kendati baik dari Malaysia dan Indonesia tentu tidak ingin mencampuri urusan dalam negeri Mesir.

"Tadi pagi juga berkomunikasi dengan menlu kita, Marty yang sedang mengembangkan tugas di PBB dan Kanada. Saya juga mendapatkan perkembangan setelah melakukan pembicaraan dengan beberapa menteri sewaktu bertemu di PBB NY, sudah disampaikan pandangan dan posisi Indonesia," ungkap SBY.

Beberapa saat mendatang, tambah SBY, pihaknya akan bertemu dengan beberapa tokoh PBB termasuk dewan HAM dan juga deputi sekjen, karena sekjen berada di luar Amerika Serikat (AS). Sesuai arahannya kepada menlu.

"Sementara itu saya juga berkomunikasi dengan dubes di Kairo. Alhamdulillah, sebenarnya dua sampai tiga hari ini keadaan di Kairo jauh membaik bahkan situasinya dalam pengendalian yang baik," pungkasnya.


Sumber: 
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=454447534654630&set=a.358473790918672.78772.358471770918874&type=1&theater

Indonesia Segera Mengakuisisi Attack Helicopter Apache Jenis Terbaru dan Chinnok


* MInsera.Blogspot.com *
 Mesa, Arizona - Belum lama ini, delegasi pejabat tinggi Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan perwira tinggi TNI AD, mengunjungi fasilitas rotocraft Boeing di Mesa, Arizona, Amerika Serikat (AS). Kunjungan ini terutama untuk melihat produksi dan kemampuan model baru helikopter tempur Apache AH-64E.
Sebagaimana disampaikan melalui rilis hari ini, Kamis (22/8), dalam kesempatan itu, beberapa anggota rombongan menerbangkan langsung versi terbaru helikopter Apache yang diproduksi di fasilitas itu. Termasuk di antaranya KSAD Jenderal Moeldoko, Sekjen Kemhan Letnan Jenderal Budiman, serta beberapa anggota rombongan lain, yang total berjumlah sekitar 14 perwira TNI AD.
Diketahui, Indonesia sendiri telah menyampaikan minat untuk membeli sedikitnya 8 helikopter Apache AH-64E dari militer AS, melalui perjanjian Penjualan Militer Luar Negeri. Pemerintah Indonesia bahkan telah mengirimkan Surat Permohonan untuk Surat Penerimaan, serta telah mendapatkan izin dari Pemerintah AS untuk membeli helikopter AH-64E tersebut.
"Helikopter Apache diharapkan menjadi bagian penting dari upaya berkelanjutan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan strategi pertahanannya," kata Dave Brostrom, Manajer Pengembangan Bisnis Boeing. "Boeing merasa terhormat dianggap sebagai bagian dari upaya modernisasi pertahanan Indonesia," sambungnya.
Delegasi RI sendiri disambut oleh pimpinan senior Boeing Apache, termasuk Dave Koopersmith (Wakil Presiden untuk Program Helikopter Serang), Dave Palm (Direktur Pengembangan Bisnis untuk Vertical Lift), serta Mike Burke (Direktur Pengembangan Bisnis untuk Helikopter Serang). Oleh mereka, rombongan di antara berkeliling di tempat produksi Apache itu dan bertemu dengan sejumlah pejabat program AD AS.
Selain Apache, Brostrom sendiri mengaku mencatat bahwa Indonesia juga telah menyatakan minat atas helikopter Chinook CH-47F, yang diproduksi di Ridley Township, Pennsylvania. Akan halnya realisasi pembelian Apache, disebutkan bahwa kerangka waktu untuk keputusan mengenai permohonan itu belum diumumkan.
Sebagai salah satu unit dari The Boeing Company, Boeing Defense, Space & Security adalah satu dari perusahaan pertahanan, ruang angkasa dan keamanan dunia terbesar. Berkantor pusat di St Louis, perusahaan ini terakhir tercatat bernilai US$33 miliar, dengan mempekerjakan sebanyak 59.000 karyawan di seluruh dunia.


Sumber: 
 http://www.beritasatu.com/nusantara/133283-kunjungi-pabrik-di-arizona-delegasi-militer-ri-terbangkan-apache-ah64e.html

DPR Akan Tambah Anggaran Militer


* Minsera.Blogspot.comKomisi I DPR yang membidangi pertahanan dan keamanan sedang mempertimbangkan usulan bertambahnya anggaran militer Indonesia. Komisi pertahanan akan mengaji dan menelaah postur dan kemampuan keuangan negara, apakah memungkinkan anggaran untuk TNI ditambah.

"Anggaran untuk TNI, terutama bagi keperluan modernisasi alutsista dan kesejahteraan prajurit, belum memadai. Idealnya, anggaran TNI itu naik hingga 40 persen dari yang dialokasikan sekarang ini," kata anggota Komisi I DPR, Tantowi Yahya, di Jakarta, Jumat (23/8). 

Anggaran TNI sebenarnya terus naik. Dalam APBN sekarang juga naik, meski memang belum mencapai jumlah yang ideal. Kenaikan anggaran militer harus mempertimbangkan banyak hal dan harus disusun sesuai dengan kebutuhan yang paling prioritas. "Kenaikan harus berpatokan pada banyak faktor, utamanya kemampuan APBN kita," kata dia.

Melihat postur APBN, yang defisit anggaranny masih menganga, kenaikan anggaran pertahanan harus dikaji dengan cermat dan mendalam. Di tengah kondisi ekonomi global yang masih lesu, yang paling penting, anggaran untuk TNI tak dipangkas. Dan, itu harus disyukuri. "Tidak dikurangi saja sudah bagus," kata Tantowi. 

Terkait tekad calon Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, yang akan berusaha keras memodernisasi alutsista dengan mengutamakan produk dalam negeri, Tantowi mengapresiasina. Dirinya juga sepakat dengan pendapat Moeldoko bahwa tentara Indonesia harus diusahakan berusaha untuk tidak tertinggal. 

"Tapi janganlah kita bermimpi untuk melebihi kemampuan dan kelengkapan alutsista negara-nera maju, begitu kata Jenderal Moeldoko. Saya kira itu satu pendapat yang realistis," katanya.


Sumber
 KoranJakarta