Tuesday 27 August 2013

Timor Leste Menyesal Merdeka dari Indonesia !



* Minsera.Blogspot.com *
 Psikolog politik dari Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk mengatakan berbagai konflik politik yang terus-menerus terjadi di Negara Timor Leste menunjukkan bahwa untuk mendirikan sebuah negara itu tidak mudah.
"Setelah keluar dari Indonesia, hingga kini elit Timor Leste terus saja berseteru untuk berbagai hal. Secara psikologi politik, ini menunjukkan bahwa membentuk suatu negara itu tidak mudah. Bahkan dari berbagai pernyataan elit Timor Leste, terlihat rasa penyesalan setelah berpisah dengan Indonesia," kata Hamdi Muluk, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (26/8).
Mereka lanjut Hamdi, baru saat ini sadar kalau membikin suatu rumah besar itu ternyata sulit. Beda saat mereka masih di NKRI. Menurut Hamdi, semuanya disediakan.
Beda halnya dengan proses terbentuknya NKRI. Menurut Hamdi, NKRI ini ada karena keinginan dari seluruh nusantara untuk bersatu dalam satu kesatuan yang kita kenal NKRI melalui Sumpah Pemuda pada  tanggal 28 Oktober 1928.
"Bahwa ada penyelenggara NKRI yang terindikasi korupsi dan mengelola negara tidak berpedoman kepada konstituasi, itu soal lain lagi. Ibarat organisasi, itu yang bermasalah pengurusnya, bukan organisasinya. Pengurus bisa saja diganti berdasarkan konsensus nasional. Tapi yang namanya NKRI harus tetap berdiri tegak karena Sumpah Pemuda itu," ungkap Hamdi Muluk.
Dia yakin dan optimis Indonesia utuh sampai kapan pun karena motivasi mendirikan NKRI didasari atas satu kesadaran, bukan paksaan. "Problem kita sekarang kan pengurusnya yang tidak kapabel. Ini saja mestinya yang dibenahi. Jangan rumahnya yang dibakar," harap Profesor Hamdi Mulu.

Tidak Ada Perlombaan Senjata di ASEAN


* Minsera.Blogspot.comNiat Indonesia untuk memiliki satu skuadron helikopter Apache dari Amerika Serikat (AS), bukan sebuah tanda adanya perlombaan senjata di ASEAN. Hal ini disampaikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Menurut Purnomo, ASEAN tidak membutuhkan senjata. Sebagai sebuah komunitas, ASEAN sangat menyatu antara satu dengan lainnya.

"Mengenai perlombaan senjata, saya tidak percaya itu ada di antara negara anggota ASEAN. ASEAN benar-benar menyatu dan kami terus saling bertukar pikiran dalam ASEAN Defence Minister," tutur Menhan Purnomo, di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Senin (26/8/2013).


Mengenai rencana Indonesia untuk memoderenisasi senjatanya, hal ini bukan berarti bahwa Indonesia bersiap untuk melawan negara ASEAN lainnya.

"Jika Anda melihat Singapura, Malaysia dan Thailand dan sebagian negara ASEAN lainnya mengalami peningkatan ekonomi. Sebagian dari dana mereka, disisihkan untuk memoderenisasi militer mereka," lanjutnya.

Menurut menhan memoderenisasi militer bukan berarti perlombaan senjata. Militer bukan berarti digunakan untuk perang, tetapi juga selain perang seperti bantuan saat bencana.

Selain itu, Menhan Purnomo menjelaskan bahwa ASEAN memiliki piagam yang menyebutkan bila salah satu negara anggota memiliki masalah dengan negara anggota lain, maka diupayakan ASEAN Spirit.


Bagi Purnomo, ASEAN Spirit adalah duduk, berbicara dan memecahkan permasalahan. Hal tersebut dapat dicontohkan dalam masalah perbatasan antara Kamboja dan Thailand. 

Sumber: 
http://www.okezone.com/

AH-64E Apache Block III RI Akan Tiba Mulai Oktober 2014


* Minsera.Blogspot.comKesepakatan penjualan senjata disampaikan pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Senin (26/8). "Kami sedang merinci lebih lanjut pengiriman dan waktu pelatihannya dari sekarang".


Selasa, 27-08-2013
Kementerian Pertahanan menegaskan pembelian delapan unit helikopter serang Apache AH-64E berjalan dengan lancar. Kementerian juga meyakinkan bahwa pembelian helikopter serang ini tidak ada intervensi dari negara penjual, Amerika Serikat, dalam penggunaannya kelak. 

"Tidak ada, dalam kebijakan kami membeli alutsista tidak boleh ada syarat pendektean penggunaan," kata Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin kepada wartawan saat ditemui usai menerima Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Charles Hagel, di Jakarta, Senin, 26 Agustus 2013. 

Begitu pula pengakuan Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro. Menurut dia, dalam nota perjanjian pembelian yang dia tandatangani tidak ada paksaan Amerika Serikat dalam penggunaan Apache. 

Dia pun berjanji tak ada materi serupa dalam detil kontrak yang bakal disusun secepatnya. Sayang, Purnomo tak mau menyebutkan isi klausul kontrak yang akan diajukan Indonesia. "Yang jelas dalam kontrak itu ada klausul waktu pembayaran dan pengiriman." 

Selain itu, Purnomo juga menyebut pembelian helikopter serang Apache satu paket dengan pelatihan pilot. Sejumlah penerbang helikopter TNI Angkatan Darat nantinya akan dikirim ke Amerika Serikat untuk mengikuti serangkaian pelatihan menerbangkan Apache. 

Dalam pembelian ini, dia melanjutkan, Indonesia juga akan menerima sejumlah senjata yang bisa dipasangkan ke Apache. "Detil senjatanya pihak TNI AD yang tahu," kata Purnomo. 

Mengenai besaran harga pembelian delapan unit helikopter Apache, baik Purnomo dan Sjafrie tutup mulut. Wakil Menteri Sjafrie Sjamsoeddin hanya menyebut pembelian menggunakan duit negara melalui mekanisme peminjaman. "Nanti efektif proses pengirimannya Oktober 2014," kata Sjafrie. 

Sebelumnya, pengamat militer Rizal Dharma Putra menyebut ada beberapa resiko membeli alutsista milik Amerika Serikat. Resiko itu mulai dari embargo suku cadang dan senjata, hingga intervensi penggunaan alutsista.

Amerika Serikat melarang penggunaan alat perang mereka untuk operasi militer lokal. Sebagai contoh pesawat OV-10 Bronco Indonesia yang merupakan hibah dari Amerika Serikat tak boleh digunakan dalam operasi militer di Aceh beberapa tahun lalu.

Sumber: 
Kontan

Independence Day Run


* Minsera.Blogspot.comDalam acara Independence Day Run (25/8) juga terdapat pasukan "Tough Warriors" yang berlari dengan rute 17 Kilometer. Mereka masing-masing berlari mengenakan pakaian dinas lapangan lengkap dengan membawa tas ransel seberat 17 kilogram. Pasukan "Tough Warriors" dipimpin oleh putra sulung Presiden SBY, Mayor Infanteri Agus Harimurti Yudhoyono, yang kemudian pada saat finish secara simbolis menyerahkan bendera Merah Putih kepada Presiden SBY.


Sumber: 
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=559577640774848&set=a.532904866775459.1073741828.512463078819638&type=1&theater

Opini Sesat Pejuang OPM Manfaatkan Kunjungan Delegasi MSG


* Minsera.Blogspot.comPresiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (12/8) di Istana Bogor, menerima kunjungan Perdana Menteri Kepulauan Solomon, Gordon Darcy Lilo. Dalam pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, PM Lilo menyampaikan apresiasinya atas apa yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia terhadap Papua. Apresiasi positif itu lantaran PM Lilo sudah melihat sendiri berbagai kemajuan di Papua, ketika diberikan kesempatan mengunjungi provinsi tersebut oleh Pemerintah Indonesia.

Apresiasi positif Pemerintahan Kepulauan Solomon terkait kemajuan pembangunan di Papua ini, setidaknya membongkar kebohongan-kebohongan sempalan OPM di luar negeri dan dalam negeri. Mereka selama ini begitu gencar membuat opini-opini negatif terkait kondisi Papua. Kebohongan mereka ini bagian dari strategi untuk mendapatkan dukungan dan simpati internasional. Aksi tebar kebohongan ini juga bagian dari upaya untuk meng-cover aksi-aksi perlawanan bersenjata mereka di Papua.

Sebenarnya momentum kunjungan salah satu delegasi anggota MSG (Melanesian Spearhead Group) ke Indonesia untuk memantau secara langsung kondisi di Papua. Dengan kunjungan ini diharapkan adanya kesan negatif dari pemerintahan Solomon atas perlakuan Indonesia terhadap Papua. Celakanya yang terjadi malah sebaliknya, Pemerintahan Solomon melalui Perdana Menterinya melihat kenyataan yang berbeda. Indonesia dinilai begitu memperhatikan kondisi pembangunan di tanah Papua.

Berbagai macam pola dan strategi OPM merupakan ancaman bagi kedaulatan Indonesia. Ingat Papua tetap bagian dari Negara Kesatuan Indonesia, dunia internasional melalui lembaga PBB mengakuinya. Ketegasan diperlukan bagi mereka yang nyata-nyata merongrong kedaualatan negeri ini.

Sumber: Hati Nurani dan Kecintaan Masyarakat Papua Terhadap Ibu Pertiwi Indonesia

Monday 26 August 2013

Ada Udang Di Balik Apache...? WHAT THE FU*K

* Minsera.Blogspot.comSeperti sudah bisa ditebak, kedatangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat ke Indonesia membawa kabar baik. Seusai pertemuannya dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, diumumkan pula kesepakatan penjualan helikopter AH-64E Apache Guardian kepada Indonesia. Nilai penjualan pun melorot drastis menjadi 500 juta dollar, dari sebelumnnya 1,4 Milyar dollar sesuai pengumuman DSCA. Bahkan disebutkan pula, harga tersebut mencakup radar Longbow serta pelatihan.




Kehadiran Apache seri paling mutakhir ini tak pelak akan menambah kemampuan TNI-AD, 
khususnya Penerbangan TNI-AD. Sebelumnya, untuk tugas serang TNI-AD mengandalkan heli 
Mi-35P serta NBO-105. Kita patut berbangga hati dalam hal ini tentunya.

Namun demikian, ada sedikit hal yang agak janggal. Seperti dalam laporan Startribune, 
Indonesia disebutkan telah setuju berdiskusi untuk memperbolehkan Amerika Serikat
mencari jenazah prajurit AS yang gugur semasa Perang  Dunia ke-2, di perairan serta 
daratan Indonesia. Menurut penilaian ARC, hal ini agak janggal. Pasalnya AS belum
 pernah secara aktif mencari jasad prajuritnya yang gugur di perang Korea atau Vietnam.
 Jika pun mencari, itu atas desakan komunitas tentara AS.

Bukan tidak mungkin, 'pencarian' yang dilakukan di perairan dan 
daratan Indonesia justru digunakan untuk hal lain. Memetakan perairan
Indonesia untuk operasi kapal selam atau mendata pantai mana saja 
yang cocok untuk pendaratan amfibi misalnya. Lagi pula,
 kebanyakan prajurit AS bertempur di kawasan timur Indonesia.
Tak perlu lah kami sebutkan ada apa di Timur Indonesia.
Para pembaca yang budiman tentu sudah bisa menebaknya.
Akan tetapi, semoga saja itu semua tidak benar, dan Amerika 
memang jujur ingin mencari jasad prajuritnya. Seandainya pun disepakati,
 semoga saja perwira penghubung dari TNI bisa sigap dan mawas.
Di sisi lain, dalam pertemuan tadi juga disepakati, Indonesia dan Amerika
akan menjadi tuan rumah bersama untuk ADMM Plus, 
dalam kegiatan Counter Terrorism Exercise (CTX), yang akan berlangsung
 pada tanggal 9-13 September 2013 mendatang di Kawasan IPSC
 Sentul, Bogor. Latihan bersama yang melibatkan 18 negara ini adalah
 pertama yang pernah dilaksanakan di Kawasan Asia Pasifik. 
Menhan Purnomo Yusgiantoro berharap Menhan Chuck Hagel 
dapat hadir untuk menyaksikan latihan bersama ini


Sumber: 
http://arc.web.id/berita/552-ada-udang-di-balik-apache.html

Sunday 25 August 2013

SBY: RI-Malaysia Bahas Situasi Mesir


* Minsera.Blogspot.com *
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah berkomunikasi dengan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mohamad Najib untuk mendiskusikan perkembangan situasi Mesir.


"Alhamdullilah, posisi Malaysia dan Indonesia serupa. Intinya kita berharap agar permasalahan di Mesir bisa diselesaikan secara damai menuju ke rekonsiliasi nasional," di Istana Negara, Jakarta, Jumat (23/8/2013).

Dilanjutkannya, jatuhnya korban jiwa yang semestinya bisa dicegah. Kendati baik dari Malaysia dan Indonesia tentu tidak ingin mencampuri urusan dalam negeri Mesir.

"Tadi pagi juga berkomunikasi dengan menlu kita, Marty yang sedang mengembangkan tugas di PBB dan Kanada. Saya juga mendapatkan perkembangan setelah melakukan pembicaraan dengan beberapa menteri sewaktu bertemu di PBB NY, sudah disampaikan pandangan dan posisi Indonesia," ungkap SBY.

Beberapa saat mendatang, tambah SBY, pihaknya akan bertemu dengan beberapa tokoh PBB termasuk dewan HAM dan juga deputi sekjen, karena sekjen berada di luar Amerika Serikat (AS). Sesuai arahannya kepada menlu.

"Sementara itu saya juga berkomunikasi dengan dubes di Kairo. Alhamdulillah, sebenarnya dua sampai tiga hari ini keadaan di Kairo jauh membaik bahkan situasinya dalam pengendalian yang baik," pungkasnya.


Sumber: 
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=454447534654630&set=a.358473790918672.78772.358471770918874&type=1&theater

Indonesia Segera Mengakuisisi Attack Helicopter Apache Jenis Terbaru dan Chinnok


* MInsera.Blogspot.com *
 Mesa, Arizona - Belum lama ini, delegasi pejabat tinggi Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan perwira tinggi TNI AD, mengunjungi fasilitas rotocraft Boeing di Mesa, Arizona, Amerika Serikat (AS). Kunjungan ini terutama untuk melihat produksi dan kemampuan model baru helikopter tempur Apache AH-64E.
Sebagaimana disampaikan melalui rilis hari ini, Kamis (22/8), dalam kesempatan itu, beberapa anggota rombongan menerbangkan langsung versi terbaru helikopter Apache yang diproduksi di fasilitas itu. Termasuk di antaranya KSAD Jenderal Moeldoko, Sekjen Kemhan Letnan Jenderal Budiman, serta beberapa anggota rombongan lain, yang total berjumlah sekitar 14 perwira TNI AD.
Diketahui, Indonesia sendiri telah menyampaikan minat untuk membeli sedikitnya 8 helikopter Apache AH-64E dari militer AS, melalui perjanjian Penjualan Militer Luar Negeri. Pemerintah Indonesia bahkan telah mengirimkan Surat Permohonan untuk Surat Penerimaan, serta telah mendapatkan izin dari Pemerintah AS untuk membeli helikopter AH-64E tersebut.
"Helikopter Apache diharapkan menjadi bagian penting dari upaya berkelanjutan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan strategi pertahanannya," kata Dave Brostrom, Manajer Pengembangan Bisnis Boeing. "Boeing merasa terhormat dianggap sebagai bagian dari upaya modernisasi pertahanan Indonesia," sambungnya.
Delegasi RI sendiri disambut oleh pimpinan senior Boeing Apache, termasuk Dave Koopersmith (Wakil Presiden untuk Program Helikopter Serang), Dave Palm (Direktur Pengembangan Bisnis untuk Vertical Lift), serta Mike Burke (Direktur Pengembangan Bisnis untuk Helikopter Serang). Oleh mereka, rombongan di antara berkeliling di tempat produksi Apache itu dan bertemu dengan sejumlah pejabat program AD AS.
Selain Apache, Brostrom sendiri mengaku mencatat bahwa Indonesia juga telah menyatakan minat atas helikopter Chinook CH-47F, yang diproduksi di Ridley Township, Pennsylvania. Akan halnya realisasi pembelian Apache, disebutkan bahwa kerangka waktu untuk keputusan mengenai permohonan itu belum diumumkan.
Sebagai salah satu unit dari The Boeing Company, Boeing Defense, Space & Security adalah satu dari perusahaan pertahanan, ruang angkasa dan keamanan dunia terbesar. Berkantor pusat di St Louis, perusahaan ini terakhir tercatat bernilai US$33 miliar, dengan mempekerjakan sebanyak 59.000 karyawan di seluruh dunia.


Sumber: 
 http://www.beritasatu.com/nusantara/133283-kunjungi-pabrik-di-arizona-delegasi-militer-ri-terbangkan-apache-ah64e.html

DPR Akan Tambah Anggaran Militer


* Minsera.Blogspot.comKomisi I DPR yang membidangi pertahanan dan keamanan sedang mempertimbangkan usulan bertambahnya anggaran militer Indonesia. Komisi pertahanan akan mengaji dan menelaah postur dan kemampuan keuangan negara, apakah memungkinkan anggaran untuk TNI ditambah.

"Anggaran untuk TNI, terutama bagi keperluan modernisasi alutsista dan kesejahteraan prajurit, belum memadai. Idealnya, anggaran TNI itu naik hingga 40 persen dari yang dialokasikan sekarang ini," kata anggota Komisi I DPR, Tantowi Yahya, di Jakarta, Jumat (23/8). 

Anggaran TNI sebenarnya terus naik. Dalam APBN sekarang juga naik, meski memang belum mencapai jumlah yang ideal. Kenaikan anggaran militer harus mempertimbangkan banyak hal dan harus disusun sesuai dengan kebutuhan yang paling prioritas. "Kenaikan harus berpatokan pada banyak faktor, utamanya kemampuan APBN kita," kata dia.

Melihat postur APBN, yang defisit anggaranny masih menganga, kenaikan anggaran pertahanan harus dikaji dengan cermat dan mendalam. Di tengah kondisi ekonomi global yang masih lesu, yang paling penting, anggaran untuk TNI tak dipangkas. Dan, itu harus disyukuri. "Tidak dikurangi saja sudah bagus," kata Tantowi. 

Terkait tekad calon Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, yang akan berusaha keras memodernisasi alutsista dengan mengutamakan produk dalam negeri, Tantowi mengapresiasina. Dirinya juga sepakat dengan pendapat Moeldoko bahwa tentara Indonesia harus diusahakan berusaha untuk tidak tertinggal. 

"Tapi janganlah kita bermimpi untuk melebihi kemampuan dan kelengkapan alutsista negara-nera maju, begitu kata Jenderal Moeldoko. Saya kira itu satu pendapat yang realistis," katanya.


Sumber
 KoranJakarta

Wednesday 21 August 2013

Jokowi: "Basement" Monas Juga Punya Fungsi Pertahanan


* Minsera.Blogspot.comGubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengapresiasi positif rencana penyelarasan strategi pertahanan dan pembangunan kota oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ia mengatakan, penyelarasan itu tertuang dalam pembangunan ruang bawah tanah di Tugu Monumen Nasional (Monas).
"Yang gampang saja, tahun depan kita mau buat basement di Monas 160 hektar. Fungsi strategi pertahanan ada di situ, tidak hanya parkir (atau) jual suvenir," kata Jokowi seusai bertemu Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin di Balaikota, Jakarta, Rabu (21/8/2013) siang.
Jokowi menyebutkan, tidak hanya di Tugu Monas, penyelarasan fungsi pertahanan dalam pembangunan akan tertuang dalam infrastruktur Ibu Kota. Misalnya, jalan tol digunakan landasan pesawat tempur, di sejumlah rumah susun sewa yang memiliki fungsi keselamatan warga dan lain-lain.
"Kayak Tol Jagorawi, dulu bisa untuk pendaratan pesawat. Sekarang enggak bisa karena ada jembatan penyeberangan. Nah, itu diganti underpass. Plan satu diganti plan dua. Negara mesti punya yang seperti-seperti itu, dong," kata Jokowi.
Pertemuan antara Jokowi dan Sjafrie itu membahas keselarasan antara strategi pertahanan dan pembangunan di Ibu Kota. Sjafrie mengatakan, perlu ada akses di Ibu Kota agar peralatan militer bisa difasilitasi di dalam penataan tata ruang pertahanan di Jakarta. Menurut Sjafrie, atas konsultasinya dengan Jokowi, program penyelarasan tersebut akan dimulai pada 2014. Ia meminta agar seluruh masyarakat mendukung program itu.


Sumber: 
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/08/21/1531442/Jokowi.Basement.Monas.Juga.Punya.Fungsi.Pertahanan

Kemhan Minta Jokowi Sediakan Lahan Lalu Lintas Tank "Kami juga akan terima roket jarak jauh untuk amankan Ibu Kota."


* Minsera.Blogspot.com * Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menemui Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo di Balai Kota, Jakarta, Rabu 21 Agustus 2013. Dalam pertemuan itu dibahas strategi pertahanan nasional yang harus bersinergi dengan pembangunan di Ibu Kota.

"Dengan Pak Gubernur tadi, kami saling bertukar pikiran, mensinkronkan strategi penataan Ibu Kota dengan strategi pertahanan. Kami selaraskan antara sistem pertahanan Ibu Kota dengan pembangunan wilayah di Jakarta," ujar Sjafrie usai bertemu Jokowi.

Menurut Sjafrie, langkah tersebut dilakukan karena pada September hingga Oktober mendatang pemerintah pusat membeli sejumlah peralatan perang atau alutsista yang akan ditempatkan di Jakarta dan beberapa wilayah lainnya di Jakarta.

Kementerian Pertahanan butuh lahan untuk mendaratnya tank di Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara.

"Kami akan terima tank berat yang akan masuk Jakarta dan disebarkan di satuan operasional, kami juga akan terima roket jarak jauh untuk amankan Ibu Kota, pesawat tempur dan tank amfibi," katanya.

Sjafrie menuturkan, setelah berbicara dengan Jokowi, Kementerian Pertahanan mulai mencari lokasi akses masuk bagi alutsista baru tersebut. Pantai Mutiara dan akses Jalan Benyamin Sueb di Kemayoran dianggap dapat menjadi akses masuk peralatan tempur tersebut.

"Tadi bincang dengan Pak Gubernur seperti di Pantai Mutiara, itu bisa menjadi akses tank amfibi untuk bisa keluar masuk, lalu kalau seandainya butuh landing track, mungkin Pak Gubernur bisa memfasilitasi kembali akses Kemayoran. Kemudian jalur protokol bisa jadi akses kendaraan denga beban 62 ton," ujarnya.


Sumber: 
http://us.m.news.viva.co.id/news/read/438054-kemhan-minta-jokowi-sediakan-lahan-lalu-lintas-tank

Jokowi Akan Jadikan Tol Jagorawi Landasan Pesawat Tempur


* Minsera.Blogspot.com * Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo bertemu dengan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Balai Kota, Jakarta, Rabu 21 Agustus 2013. Keduanya membahas penyelarasan pembangunan di DKI Jakarta dan strategi pertahanan nasional.

Menurut Jokowi , sebagai salah satu rencana konkretnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan merombak Jalan Tol Jagorawi supaya bisa dijadikan tempat mendarat darurat bagi pesawat tempur ketika keamanan terancam.

"Seperti di Tol Jagorawi dulu bisa untuk pendaratan pesawat. Sekarang tidak bisa karena ada jembatan penyeberangan. Nanti dihilangkan dan diganti dengan underpass," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan itu sangat penting dilakukan supaya ada alternatif apabila negara dalam keadaan bahaya. Atau sedang diserang oleh negara lain.

"Ini sangat penting bila rencana kesatu tidak bisa. Dipakai rencana kedua masih bisa. Negara harus punya seperti itu," katanya.

Ke depannya semua jembatan penyeberangan di sekitar Tol Jagorawi yang masih berada di wilayah DKI Jakarta akan diganti dengan underpass.

"Nanti semuanya ke dalam tidak usah naik jembatan penyeberangan dan banyak yang lain yang tidak bisa disampaikan," ujar dia.


Sumber: 
http://metro.news.viva.co.id

Cerita wartawan Antara dilepas tentara Mesir karena Bung Karno

* Minsera.Blogspot.com * Setelah sempat ditahan oleh tentara Mesir, Munawar Makyanie akhirnya dilepaskan. Siapa sangka wartawan Antara itu dilepas karena nama besar seorang Bung Karno, presiden pertama Indonesia.

ilustrasi
Ceritanya, ketika Munawar selama sekitar tiga jam meliput pagelaran tank tempur di Jalan Salah Salim, jalan utama yang menghubungkan Bandara Internasional dan pusat kota Kairo, pada Jumat (16/8) silam. Ia saat itu hendak salat Jumat di Masjid Al Azhar di Distrik Hussein dan sedianya akan meliput aksi unjuk rasa pendukung presiden terguling Mohamed Moursi di Bundaran Ramses, pusat kota Kairo.

Ketika melintas di Jalan Salah Salim, ada peristiwa menarik untuk diliput, dan Munawar pun mengambil gambar barisan tank tempur tersebut setelah minta izin kepada seorang tentara di sekitanya, dan dipersilakan. Baru beberapa kali menjepret, seorang tentara yang agak senior berteriak dari jauh, "Mamnu tashwir" (dilarang motret)," sambil berlari ke arah Munawar.

Dia juga sempat membentak tentara yang mengizinkan Munawar untuk memotret. Tanpa bertanya, dia langsung dengan paksa menarik tangan Munawar dan dimasukkan ke mobil patroli.

Padahal Munawar sudah berteriak-teriak. "Saya wartawan, saya wartawan," katanya. Tapi tentara berseragam loreng padang pasir itu tidak peduli teriakan tersebut, dan tetap saja menarik tangan wartawan Antara tersebut.

Di dalam mobil patroli militer, sudah ada empat warga asing berkulit putih, sepasang laki-wanita berkulit hitam, dan seorang pria berwajah Arab, terkena razia tentara. Munawar sempat bertanya kepada para warga asing itu, apakah mereka juga wartawan, namun seorang wanita bule yang duduk di sampingnya menjawab bahwa dia dan tiga temannya adalah turis, ditahan atas tuduhan melanggar jam malam (19.00-06.00).

Munawar kemudian bertanya lebih lanjut, mereka dari negara mana saja, seorang tentara pengawal tiba-tiba membentak, "Uskut!" (diam), dan semua mata para warga asing itu memandangnya.

Dengan spontan Munawar berteriak balik ke arah sang pengawal, "Saya wartawan Indonesia. Ini kartu pers saya," sambil memperlihatkan dua kartu pers yang bergantung di leher. Dua kartu pers tersebut, masing-masing adalah dari Press Center Kementerian Penerangan Mesir, dan satunya lagi kartu pers dari Istana Presiden Mesir.

Menanggapi teriakan Munawar, si tentara pengawal yang duduk di kursi mobil paling belakang dengan berpegang senjata siap tembak itu tidak mau tahu, dan tanpa bicara dia hanya memelototkan matanya. Sesaat kemudian, ia mengambil telepon genggam dari saku rompi untuk menghubungi Atase Pertahanan (Athan) KBRI Kairo.

Namun, di daftar telepon genggam ada dua nama Athan, Kolonel R. Teguh Isgunanto, dan Kolonel Ipung Purwadi. Untuk konfirmasi yang mana Athan aktif, Munawar segera menelepon Staf Athan, Mukhlis Kaspul Anwar. Saat itu dijawab bahwa Ipung adalah Athan baru, pengganti Athan Teguh yang sudah kembali ke Indonesia.

"Saya wartawan Antara, Munawar Makyanie, ditahan tentara di Jalan Salah Salim," katanya kepada Athan Ipung.

Dari seberang, terdengar sayup-sayup suara Ipung bertanya-tanya, "Ini siapa, ini siapa?". Sebelum Munawar menjawab pertanyaan Ipung, HP sudah dirampas, begitu pula kamera oleh tentara. "Waduh, celaka duabelas ini, fisik dan nyawa saya bisa hilang tanpa jejak," cerita Munawar.

Munawar menceritakan, saat itu suasana semakin menyeramkan karena menjelang mobil patroli tentara yang mengangkutnya dan warga asing itu hendak bergerak ke arah yang tidak diketahui. Wajahnya ditutup dengan kain hitam. Sekitar satu jam perjalanan, ia diturunkan di suatu tempat, dan secara terpisah di ruang berbeda, kami diinterogasi oleh petugas.

KBRI bergerak cepat ketika petugas secara paksa merampas HP saat menghubungi Athan Ipung. Munawar sempat mencoba melawan dan berteriak-teriak panik ke arah petugas, "Ini saya sedang berbicara dengan Duta Besar Republik Indonesia," ujarnya.

Namun, lagi-lagi tentara itu tak mau tahu, "Mafisy kalam, uskut!" (Tidak boleh ngomong, diam), bentaknya dengan mata melotot.


Ia semakin khawatir lantaran saat berbicara telepon dengan Athan Ipung, nomor HP belum tercatat di HP Athan. Sehingga Ipung tidak tahu siapa Munawar Makyanie.

Untungnya, Ipung bergerak cepat untuk melacak nomor telpon tersebut melalui berbagai pihak. Belakangan, Staf Athan, Iman Hilmanuddin, kepada Munawar menceritakan bahwa ia diketahui setelah Ipung menceritakan kepada dirinya.

Sebelumnya, Iman Hilmanuddin juga sempat bingung tentang siapa milik HP tersebut. Selanjutnya ia berusaha melacak lagi melalui Staf Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial Budaya KBRI Kairo, Amir Syarifuddin. Dari situ diketahui bahwa itu adalah nomor HP wartawan Antara di Kairo.

Setelah mengetahui bahwa itu nomor HP Antara, Iman pun sengaja mengirim pesan singkat berbahasa Arab ke HP Antara atas nama Atase Partahanan, dengan harapan petugas dapat membaca dan memakluminya.

Pesan singkat berbahasa Arab itu isinya, "Apakah ini Munawar Makyanie, apa kabarnya? Saya adalah Atase Pertahanan KBRI Kairo.

Membaca SMS itu, Bung Karno seolah-olah hadir sebelum diinterogasi.Seorang petugas beruban,tampaknya pejabat senior, meminta identitas diri, dan Munawar pun menyerahkan semua dokumen identitas berupa paspor, kartu pers, STNK, SIM Mesir, dan kartu Cairo Sporting Club.

Saat membuka paspor Munawar, petugas tersebut spontan berucap, "Oh dari Indonesia ya, Soekarno, 'anaa uhibbu Soekarno' (saya cinta Soekarno)," sambil senyum takzim dan menunjukkan kedua jempol tangannya, dan dia pun keluar dari ruangan interogasi.

Lalu seorang pria berpakaian sipil berwajah angker mulai menginterogasi Munawar dengan beragam pertanyaan memojokkan. Di ruangan itu cukup sempit, hanya ada dua kursi berhadapan ditengahi sebuah meja kecil, dan sebuah lemari kusam di dekat jendela terbuka berpagar besi.

Di atas lemari dipenuhi sebundel kertas berdebu. Sesekali tampak dua ekor tikus menari-nari berkejaran di sela-sela tumpukan kertas di atas lemari. Di ruang sebelah, kerap terdengar suara bentakan keras oleh petugas berbahasa Arab.

Di tengah interogasi, tiba-tiba datang seorang petugas berbeda lagi, berpakaian rapi dengan senyum ramah, meminta Munawar untuk ke ruang tamu.

"Mohon maaf, ini hanya salah pengertian saja. Bapak Munawar Saman Makyanie boleh kembali ke rumah", kata pria berdasi itu sambil menyerahkan kembali telepon genggam, dan semua dokumen identitas, serta kamera, tapi memory card kamera sudah dicopot.

Munawar pun diantar kembali ke tempat semula ditahan, yaitu Jalan Salah Salim, dalam posisi mata dan wajah kembali ditutup dengan kain hitam. Selama perjalanan pulang dalam mobil patroli tersebut, Munawar dalma pikirannya terlintas anak-istri dan Toyota Corolla -- mobil sedan pribadi kesayangan yang diparkir di sisi Jalan Salah Salim, dengan kunci stang buatan Indonesia.

Ia khawatir lantaran banyak kerangka mobil rusak terbakar berserakan di pinggir jalan di mana-mana akibat bentrokan. Sesampai di Jalan Salah Salim, petugas membuka penutup kain hitam dari wajah dan turun dari mobil patroli. Setelah itu ia lega.

"Alhamdulillah mobil pribadi warna metalik itu masih utuh, menanti dengan anggunnya," katanya

Begitu masuk dalam mobil pribadi, istrinya menelpon dari Indonesia, "Papa, hati mama tidak tenang di rumah sakit, selalu ingat papa di depan pasien," kata istri, Widiawati Kurnia, yang sedang bertugas sebagai dokter spesialis kandungan di Rumah Sakit Sari Asih Sangeang, Tangerang.

Mendengar suara istri, ia langsung terharu. Matanya langsung meneteskan air mata. Ia sempat tidak bisa berkata apa-apa dan langsung mematikan teleponnya.

"Sesaat kemudian setelah panasin mobil sebentar, saya kirim pesan singkat BBM kepada istri, tanpa kata-kata, hanya berupa gambar setir mobil, pertanda sedang berkendara di jalan," katanya.

Ia mengaku, bisa sampai di rumah dengan selamat berkat "kehadiran" Bung Karno. Proklamator Kemerdekaan RI itu memang cukup disegani rakyat Mesir hingga sekarang yang dikenal sebagai sejawat paling akrab Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, pahlawan legendaris Arab.


Sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/52118c808127cfe15200000f

Indonesia Russia Military Ties Going Strong


* Minsera.Blogspot.comThe USSR began selling arms to Indonesia almost immediately after the two countries established diplomatic relations in 1950. In those early years, Indonesian naval and air force personnel were sent to study in the Soviet Union. However, the relations soured in the mid-1960s for political reasons. 

The parties attempted to resume contacts in the early 1990s, but a number of factors prevented them from re-establishing close contacts until the 2000s. 

For example, talks had been on about deliveries of Russian Sukhoi Su-30 fighters to Indonesia since 1997, but the first examples of the type were not delivered until 2003. 

Russian and US presence in Indonesia 

 
The resumption of Russian-Indonesian military contacts was largely facilitated by a split between Indonesia and the USA. 

Washington had been running a protracted embargo on arms sales to Jakarta, accusing Indonesia of human rights violations in East Timor. 

The full ban on arms sales, including spares, was on from 1999 to 2005. 

The USA has since repaired ties with Indonesia, but Jakarta now knows better than to put all its eggs in one basket. Indonesia is diversifying its arms imports, looking both to the USA and Russia. 

In 2011, the USA agreed to deliver 24 used Lockheed Martin F-16 C/D Block 25 fighter jets to Indonesia, free of charge. 

In late 2012, the countries launches talks over deliveries of Sikorsky UH-60 Black Hawk utility helicopters and Boeing AH-64D Apache attack helicopters. 

This pragmatic approach allows Jakarta to safeguard its imports, while maintaining neutrality in the gunpowder keg of a regional environment. 


Russian arms sales to Indonesia

  

 
Russia has delivered 12 Sukhoi fighters to Indonesia since 2003; a further four deliveries are pending. 

Moscow has also sold Jakarta Mil Mi-35 and Mi-17 helicopters, BMP-3F infantry fighting vehicles, BTR-80A armoured personnel carriers, and AK-102 assault rifles. 

An intergovernmental commission for military technical cooperation was set up in 2005; in 2007, Moscow extended a $1 billion credit line to Jakarta for purchasing various Russian military hardware. 

Over the past several years, military cooperation between Russia and Indonesia has expanded beyond arms trade. 

In 2011, the Russian and Indonesian navies practiced anti-piracy counteraction in their first ever joint exercise. 

Russia and Indonesia also continue multilateral cooperation in the ASEAN format. In July 2004, Russia and ASEAN signed a declaration on joint counteraction to terrorism. 

The ASEAN Defence Ministers’ Meeting Plus Counterterrorism Exercise will be held in Indonesia on 9-13 September. 

ASEAN and Russia also hold annual meetings and work group sessions on maritime security, humanitarian assistance and disaster relief, military medicine, peacekeeping operations, and humanitarian mine action. 

Cooperation potential 


At the Indo Defence Expo & Forum held in Indonesia in 2012, Defence Minister Purnomo Yusgiantoro invited Russia to get directly involved in developing the Indonesian Armed Forces. 
This proposal opens further opportunities for cooperation. Moscow has already offered Jakarta to help develop its air defences. 

At present, the Indonesian air defence troops have only short-range surface-to-air missile (SAM) systems. 

Viktor Komardin, deputy head of Russia's state-run arms exporter Rosoboronexport, says Moscow can both sell individual SAM systems to Jakarta and help it set up a comprehensive air defence network. 

Says Edy Prasetyono, vice dean at the faculty of social and political sciences at University of Indonesia: "Indonesian-Russian military cooperation has not made any significant progress not only in military sale, but also in other areas of military cooperation such as military exercise, training, and education. There are a lot of areas that the countries can develop further: anti-terror measures, disaster relief operation, and personal exchange. Both Embassies in each capital need to have more intensive interactions to identify common interests and formulate operational policy of how to achieve them". 

"Indonesia now has a defence industry bill by which development of the defence industry will be conducted through international cooperation. Thus, there is a room for Russia to cooperate with Indonesia especially in developing particular weapon platforms. The two countries need to negotiate on this particular area," he adds.


Sumber:  RbthAsia

Indonesia Mampu Bangun Helikopter Carrier


* Minsera.Blogspot.comBUMN produsen kapal, PT PAL Indonesia (Persero) berencana mengembangkan kapal induk versi militer. Kapal ini nantinya mampu didarati hingga 8 unit helikopter.

Kapal induk versi Indonesia ini, merupakan pengembangan dari kapal tipe Double Skin Bulk Carrier, Star-50 dengan berat 50.000 ton bobot mati (DWT).

"Star 50 dirancang untuk kapal induk. Kita siapkan rancangan. Dirancang untuk 8 helikopter. Belum termasuk yang disimpan di hanggar," ucap Petugas Penjaga Stand PAL
Utario EP di acara Kongres Diaspora, JCC Senayan Jakarta, Selasa (20/8/2013).

Kapal ini nantinya diproduksi berdasarkan permintaan pemerintah Indonesia. Induk dari kapal ini yakni varian STAR 50 merupakan kapal angkutcurah yang hanya dijual untuk pasar internasional. Kapal Induk yang nantinya dibuat dan dirancang di Surabaya, Jawa Timur, namun tidak dikonsep untuk didarati jet tempur.

"Kalau jet tempur kapalnya susah manuver di Indonesia karena laut kita nggak dalam," jelasnya.

Kapal Induk buatan Indonesia ini nantinya akan menjadi kapal angkut helikopter atau helicopter carrier. Untuk versi pendahalunya STAR-50 telah diproduksi sejak tahun 2005 untuk angkutan curah.


Sumber: 
 Detik

Monday 19 August 2013

Tuntut Kembalinya Presiden Mursi, Venezuela Tarik Duta Besarnya


* Minsera.Blogspot.com * Presiden Venezuela Nicolas Maduro menarik duta besarnya dari Kairo, Jumat (16/8). Langkah itu diambil menyusul pembantaian yang dilakukan militer Mesir terhadap ribuan warga sipil di Rabi’ah Adawiyah dan An Nahdhah.

Maduro juga menyerukan pemulihan kembali kekuasaan Presiden Mesir Muhammad Mursi, lapor Fimadani, Sabtu (17/8).

Menurut Maduro, Amerika dan Israel berada di balik kejatuhan Mursi pada 3 Juli 2013. Ia menambahkan, Amerika dan Israel juga ikut terlibat dalam beragam konflik politik di berbagai negara, termasuk Suriah.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam upayanya membubarkan paksa demonstrasi di Rabiah Adawiyah, militer membantai demonstran dengan tembakan gas air mata dan peluru tajam, menempatkan sejumlah snipper (penembak jitu) di atas gedung untuk menembaki demonstran, hingga menggunakan panser dan helikopter.
Sebagian korban pembantaian Mesir
Selain membantai demonstran di Rabiah Adawiyah, militer juga membubarkan paksa demonstrasi di Maidan Nahdlah dan membakar hidup-hidup demonstran yang bertahan di sana.

TV Al-Ahrar melaporkan, Rabu (14/8) malam, korban tewas (syahid, insya Allah) telah mencapai 2.200 orang, dan lebih dari 10.000 orang luka-luka. Sedangkan SinaiMesir melaporkan bahwa jumlah Muslim yang tewas di seluruh Mesir sudah mencapai angka 6.000 orang.

Analisis : Dibalik Penawaran 10 Kapal Selam Rusia


* Minsera.Blogspot.comMenteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, pemerintah Indonesia mendapatkan tawaran untuk  membeli sekitar 10 unit kapal selam dari Rusia. Jumlah ini di luar rencana pembelian tiga unit kapal selam dari Korea Selatan yang akan datang pada 2014.
 
“Kapal selam dari Rusia sudah ada. Mereka membuka kesempatan karena kedekatan dengan kita,” kata Purnomo saat ditemui di Istana Merdeka, Sabtu, 17 Agustus 2013.
 
Dalam kalimat langsung  yang dikutip tempo.co itu, Menteri Pertahanan menyatakan: “Kapal selam dari Rusia sudah ada”. Menteri Pertahanan menyampaikannya dengan kalimat multi tafsir. “Sudah ada” dalam artian telah ditawarkan atau “sudah ada” dengan arti Indonesia telah memiliki kapal selam Rusia.

 
Dia menyampaikan sebuah clue, namun tidak menjelaskannya lebih lanjut.
 
Informasi tentang tawaran 10 kapal selam Rusia, juga ditulis beritasatu.com. Menteri Pertahanan kembali menyampaikan kalimat yang multi tafsir:
 
“Memang ada tawaran lagi 10 kapal selama dari Rusia,” kata Menteri Pertahanan (menhan) Purnomo Yusgiantoro, Purnomo di kompleks Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (17/8).
 
Logika kalimat Menteri Pertahanan tentang “tawaran lagi”, adalah, Indonesia sudah pernah ditawarkan dan membelinya atau setidaknya Indonesia punya track record yang bagus dengan produsen kapal selam Rusia. Kalau tidak memiliki rekam jejak yang bagus, tidak mungkin ditawarkan langsung 10 kapal selam (refurbish).

 Kalau belum pernah membeli, seharusnya bunyi tawarannya begini: :Ini coba 2 kapal selam refurbish Rusia, kalau suka bisa tambah lagi”. Orang yang ditawarkan pun tidak akan terkejut.

 
Mengapa Rusia menawarkan langsung 10 kapal selam refurbish?. Karena tawaran mengambil 2 kapal selam dengan opsi bisa menambahnya hingga 10, telah dilakukan tahun 2007: In September 2007, it was announced that Indonesia had placed an order for two Kilo Type 636 submarines, plus options to purchase up to eight more.

 
Dalam berbagai catatan, Indonesia pernah menandatangani kontrak pembelian kapal selam dari Rusia, yang langsung disaksikan Presiden SBY dan Vladimir Putin.  Namun kelanjutan dari kontrak tersebut, tidak pernah dibuka secara terang  ke publik, apakah dieksekusi atau batal. Dengan adanya tawaran dari Rusia untuk pembelian 10 kapal selam refurbish, kontrak terdahulu semakin jelas seperti apa ENDING-nya.

 
Hal lain yang bisa ditangkap dengan tawaran 10 kapal selam dari Rusia, tersirat Indonesia sudah familiar/tidak merasa asing, dengan jenis kapal selam tersebut.

Padanannya kita rujuk kasus  pembelian 30 pesawat  refurbish F-16 eks AS.  Indonesia tadinya hendak membeli 8 pesawat baru F-16 Block 52, namun AS menawarkan 30 F-16 block 32 rekondisi dan Indonesia mengambilnya, untuk mengisi kekosongan fighter, dengan harapan KFX/IFX bisa terwujud sesuai waktu yang ditentukan.

 
Mengapa AS langsung menawarkan 30 pesawat tempur F-16 refurbish ?. Karena Indonesia adalah pengguna lama dari F-16, sehingga tidak ada perdebatan tentang kualitas pesawat, apakah pesawat itu bagus atau tidak.

 
Nah sekarang Rusia langsung menawarkann 10 kapal selam. Logikanya, Indonesia merupakan user / sudah terbiasa dengan  kapal selam yang ditawarkan.

 
Kasus pengguna baru, seperti Malaysia ditawarkan 2 Scorpene oleh Perancis. Singapura yang selama ini pengguna kapal selam Swedia, juga mencoba membeli 4 scorpene dari Perancis. Sementara Vietnam yang memiliki ikatan militer kuat dengan Rusia, membeli 6 kapal selam Kilo. Nah, untuk kasus Indonesia, Rusia langsung menawarkan 10 kapal selam refurbish. Tawaran ini bisa diartikan, Indonesia dianggap tidak asing dengan kapal selam tersebut. Apalagi operator kapal selam berjumlah puluhan, berbeda dengan pesawat tempur yang hanya dioperasikan oleh 1 atau 2 pilot.

 
Sejumlah dokumen tentang pelatihan TNI AL untuk menyambut kapal selam Kilo dari Rusia, sempat beredar. Dokumen itu dibuat tahun 2007. Jika dikaitkan dengan dokumen pelatihan awak kapal selam Kilo Indonesia, tawaran penjualan 10 kapal selam oleh Rusia menjadi klop dan nyambung. Artinya proyek pengadaan kapal selam Rusia dan pelatihannya yang ditandatangani tahun 2006-2007, tidak pernah berhenti.

 
Indonesia tampaknya memiliki program berkesinambungan dengan kapal selam Rusia.

 
Pengadaan 10 kapal selam refurbish dari Rusia (kalau jadi dibeli), akan memiliki positioning yang sama dengan 30 F-16 refurbish AS. 10 kapal selam itu, untuk menngisi kekosongan/ stopgap, hingga Indonesia bisa membuat kapal selam Changbogo Korea Selatan, atau dengan kata lain, hingga Indonesia membuktikan ketangguhan Kapal Selam Changbogo, saat mengoperasikannya nanti.

Berbicara tentang pembangunan kapal selam Changbogo, Indonesia mestinya optimis bisa membangun sendiri kapal selam tersebut. Militer Korea Selatan telah mengoperasikan 12 kapal selam Changbogo, sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apakah kapal selam ini akan berwujud atau tidak. Dan Indonesia memesan 3 kapal selam Changbogo yang baru ke Korea Selatan.

 
Kembali tentang kapal selam dari Rusia. Saya jadi teringat dengan tulisan wartawan Radar Timika tentang kunjungan kapal selam 402 ke Sorong. Di situ sang wartawan berbicara cukup detil tentang spesifikasi dan kemampuan kapal selam tersebut, seperti: jumlah kru, kedalaman menyelam, serta lama perjalanan. Wakil Komandan Kapal Selam juga tidak ketinggalan menyebutkan jumlah kapal selam Indonesia.

 
Sang Wartawan pun memberi detil bahwa dia melihat langsung kapal selam tersebut dengan tulisan: Kapal selam sendiri sandar di pelabuhan Sorong, tepatnya di pelabuhan sebelah kanan disamping kapal pengangkut container.

 
Namun dari penjelasan itu semua, ada hal ganjil. Tulisan itu tidak menyebut jenis kapal selam yang dia lihat dan juga wawancarai Wakil Komandan Kapal-nya.

 
Jka anda menjadi wartawan dan bertanya tanya tentang sebuah mobil/motor di satu showroom, apakah l/motor tersebut, sementara anda telah melakukan pembicaraan cukup detil ?.

 
Yang paling mungkin terjadi, sang wartawan diminta tidak menyebutkan jenis kapal selam tersebut, kecuali nomer lambungnya 402. Kenapa ?.

 
Wakil Komandan Kapal menyebutkan awak kapal selam tersebut berjumlah 66 orang. Jumlah awak tersebut bukanlah muatan dari KRI Nanggala 402 type U-209 buatan Jerman Barat. KRI Nanggala 402 type 209, hanya mampu mengangkut 30-an awak kapal.

Agar tidak berbohong, sang wartawan hanya menuliskan nomer lambung kapal selam, menyebut jumlah muatan kapal, namun tidak menyebutkan jenis kapal selam tersebut. Mengapa jenis kapal selam tidak disebutkan, karena memang ada yang harus dirahasiakan.

 
Kapal selam sendiri sandar di pelabuhan Sorong, tepatnya di pelabuhan sebelah kanan disamping kapal pengangkut container…..

Kita jadi teringat dengan kalender TNI AL yang memasang disain photo kapal selam Kilo yang diberi nomer lambung 412. 


Sumber: JKGR