Wednesday 31 July 2013

China Menilai Indonesia Negara Yang Penting dan Strategis


* Minsera.Blogspot.com * Presiden China Xi Jinping menilai Indonesia adalah negara yang penting dan strategis sehingga hubungan kedua negara yang selama ini telah berjalan baik terus dipertahankan dan bahkan akan ditingkatkan di semua sektor.

"China di bawah kepemimpinan baru Presiden Xi menganggap bahwa hubungan kedua negara selama ini sudah berjalan baik dan langkah maju akan terus dilakukan di masa datang," kata Duta Besar China untuk Indonesia Liu Jianchao kepada pers di kediamannya di Jakarta, Selasa.
Dikatakan Liu, Presiden Xi sebenarnya sudah sangat lama mengenal dan pernah beberapa kali berkunjung ke Indonesia, saat dia masih menjabat gubernur Provinsi Fujian.

"Jadi sebenarnya Indonesia bukanlah negara asing bagi Presiden Xi," katanya.

Dikatakan, sekalipun sejak diangkat menjadi presiden baru China menggantikan Hu Jintao sudah berlangsung beberapa bulan lalu dan sampai kini belum berkunjung ke Indonesia, namun Presiden Xi tetap menilai Indonesia sebagai sahabat dan mitra yang penting.

Menurut rencana, kata dubes, Presiden Xi akan hadir dalam KTT APEC di Bali pada Oktober 2013 dan diharapkan dalam kunjungan tersebut bisa melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Salah satu indikasi Indonesia di mata China sangat penting dan strategis, kata dubes, adalah Menteri Luar Negeri China Wang Yi dalam lawatan pertama ke luar negera, negara yang dikunjungi adalah Indonesia.

"Setelah melakukan kunjungan ke Indonesia Menlu Wang Yi juga telah beberapa kalu bertemu dengan Menlu Marty dalam berbagai kesempatan pertemuan di berbagai negara," katanya.
Dubes Liu menilai hubungan bilateral Indonesia-China saat ini berada dalam kondisi yang sangat bagus mengingat hampir semua sektor sudah dikerjasamakan.

"Kerjasama bukan saja untuk tingkat darat, laut dan udara saja tapi untuk ruang angkasa pun kedua negara sudah jalin kerjasama," kata dubes.

Sejak ditandatangani Kemitraan Strategis 2005, kata Liu, sampai sekarang hubungan bilateral tumbuh sangat pesat yang ditandai dengan dilakukannya sejumlah kesepakatan tidak saja soal ekonomi tapi juga militer, politik, senia dan budaya.

"Pokoknya hampir semua bidang sudah dikerjasamakan antara kedua negara dan itu akan terus ditingkatkan," kata Liu.


Sumber: 
Antara

Menhan Dalami Soal Penyadapan Presiden SBY


* Minsera.Blogspot.com * Menteri Pertahanan dan Keamanan, Purnomo Yusgiantoro mengaku belum memahami detil kebenaran kabar yang menyatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat disadap ketika menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Negara-negara G-20 di London, Inggris pada tahun 2009 lalu.

"Kami sedang melakukan pendalaman. Karena itu baru rumor, jadi lebih baik kita 'cooldown' dulu, beritanya dari mana. Kita belum tahu. Kita ingin tahu lebih dulu siapa yang sebar," ujarnya kepada wartawan di sela-sela buka puasa keluarga besar Kementrian Pertahanan di Gendung Kemhan, Jakarta Pusat, Selasa (30/7).

Menurut Purnomo, sebaiknya media jangan terbawa rumor, sebelum mengetahui kebenaran berita tersebut. Pasalnya menurut Purnomo, saat dirinya bersama Presiden SBY melakukan kunjungan di Inggris, justru tak ada media yang menanyakan soal isu tersebut.

"Pada waktu itu kita tinggalnya di Istana Buckingham, dan media sana juga tidak ada yang mempertanyakan itu. Jadi kita masih lakukan pendalaman sekarang itu berita dari mana siapa yang menyampaikan dan itu katanya dari media Australia, saya sendriri baru balik dari Australia dan tidak ada media yang mempertanyakan itu, bahkan waktu itu saya mengadakan press conference itu. Tapi tidak ada pertanyaan soal itu," jelasnya.

Hingga kin kata Purnomo, Kemhan belum bisa menyatakan bahwa penyadapan itu benar-benar terjadi. Kemhan akan berkoordinasi dengan Direktorat Intelijen untuk memastikan pemberitaan tersebut.

Sebelumnya media-media Australia, mengutip Edward Snowden, bekas analis badan intelijen Amerika Serikat (CIA) yang kini melarikan diri ke Rusia, memberitakan bahwa AS dan Inggris menyadap komunikasi Presiden SBY di London. Informasi hasil sadapan itu kemudian dibagi dengan Australia.

Media yang memberitakan adalah kelompok Fairfax Media yang membawahi The Age dan The Sydney Morning Herald.

Australia dalam hal ini hanya menerima keuntungan dari hasil sadapan itu. Sementara yang melakukan penyadapan disebutkan adalah intelijen AS dan Inggris.


Sumber: 
 BeritaSatu

Tuesday 30 July 2013

Makin Hot : Timbalan Menhan Malaysia, Indonesia Punya 2 Kapal Selam Rusia


* Minsera.Blogspot.com * Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) memerlukan sekurang-kurangnya enam buah kapal selam bagi membentuk angkatan yang berupaya mengawal sempadan maritim negara secara berkesan.
 
Timbalan Menteri Pertahanan, Datuk Abdul Rahim Bakri berkata, aset pertahanan itu penting kerana kedudukan Malaysia di kawasan tengah Asia Tenggara terdedah dengan konflik bilateral dengan negara-negara jiran termasuk isu Kepulauan Spratly.

Menurut beliau, angkatan kapal selam tersebut juga diperlukan untuk membuat rondaan di Zon Ekonomi Eksklusif (EEZ) negara seluas kira-kira 600 kilometer persegi yang kaya dengan hasil perikanan, minyak dan gas dianggarkan bernilai trilion ringgit.

"Walaupun Singapura tidak mempunyai sempadan perairan yang besar, negara itu mempunyai enam buah kapal selam dan beberapa aset tempur udara yang canggih. 

"Baru-baru ini, Vietnam juga bercadang membeli enam buah kapal selam dan Indonesia telah memiliki dua buah kapal selam yang dibekalkan Rusia," katanya ketika menggulung perbahasan titah ucapan Yang di-Pertuan Agong di Dewan Negara hari ini.

Terdahulu, Senator Abdul Rahman Bakar bangkit mencelah meminta Kementerian Pertahanan menjelaskan tentang keperluan untuk menambah bilangan kapal selam bagi mengawal perairan negara.

Dalam perkembangan sama, Abdul Rahim menafikan dakwaan pihak tertentu kononnya dua buah kapal selam jenis Scorpene yang dibeli kerajaan tidak berfungsi, sebaliknya KD Tunku Abdul Rahman dan KD Tun Abdul Razak turut membuat rondaan di EEZ negara.
Sementara itu, beliau memberitahu, kerajaan sedang mempertimbangkan pembelian peralatan canggih seperti Nationwide Automatic Identification System (NAIS) dan alat pandang malam untuk digunakan di Kawasan Keselamatan Khas Pantai Timur Sabah (ESSCOM).


Sumber: 
 Utusan

Indikasi Kuat Pembelian Kapal Selam Rusia Oleh Indonesia

Presiden SBY memandangi model kapal selam Kilo Rusia (photo: setneg)
Presiden SBY memandangi model kapal selam Kilo Rusia.

* Minsera.Blogspot.com * Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y. Galuzin melakukan kunjungan ke Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro,  Selasa (23/7) di Kementerrian Pertahanan, Jakarta. Tujuan kunjungan ini membicarakan beberapa hal menyangkut kerjasama teknik militer antara kedua negara, termasuk kerjasama Angkatan Laut kedua negara dalam penyediaan material dan renovasi untuk Kapal Selam.

Duta besar Rusia juga menyampaikan bahwa pemerintahnya akan mengadakan pameran senjata “Rusian Arms Expo” bulan September mendatang di kota sebelah timur Moskow. Pameran itu merupakan pameran terbesar yang akan menampilkan persenjataan militer khususnya untuk Angkatan Darat. Dubes Rusia berharap Menteri Pertahanan Indonesia dapat menghadiri pameran persenjataan militer tersebut.


Yang menjadi pertanyaan dari kunjungan ini adalah soal kerjasama Angkatan Laut kedua negara dalam hal penyediaan material dan renovasi untuk Kapal Selam. Sejak kapan Indonesia memiliki kapal selam buatan Rusia. Yang diketahui saat ini Indonesia hanya memiliki dua kapal selam gaek yakni U-209 Cakra dan Nanggala buatan Jerman Barat. Jika demikian,  penyediaan material dan renovasi kapal selam dari Rusia, untuk kapal selam yang mana ?.
Pernyataan Dubes Rusia yang baru ini, seakan hendak memperkuat pengakuan dari Dubes Rusia untuk Indonesia yang terdahulu, Alexander A. Ivanov. Situs tempo.co edisi Rabu, 21 Desember 2011 menyampaikan hasil wawancara mereka dengan Ivanov, perihal pembelian alutsista Indonesia dari Rusia dan jaminan bebas embargo militer dari negeri beruang merah tersebut.


Berikut petikan pembicaraan wartawan tempo dengan Alexander A. Ivanov, 21 Desember 2011 :
 
Sehubungan dengan kerja sama militer antara Rusia dan Indonesia, Ivanov menekankan tentang kerja sama antara angkatan laut kedua negara. Sebagai negara kepulauan yang terluas di dunia, ujarnya, Indonesia perlu memiliki angkatan laut yang kuat. Indonesia telah membeli kapal selam tipe BNV dengan tipe terbaru dengan teknologi termodern dari Rusia. Kapal selam ini antara lain mampu mengejar target dalam posisi di dalam laut ataupun di permukaan laut.
 
Bentuk kerja sama lainnya, ujar Ivanov, adalah pembentukan pusat pelayanan kapal selam tersebut dan akan dikelola oleh Angkatan Laut Indonesia. “Ini langkah lebih maju dari kerja sama untuk transfer teknologi dari Rusia ke Indonesia,” kata Ivanov.

Bandingkan pernyataan Dubes Rusia Ivanoviv 21 Desember 2011, dengan pernyataan Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro seperti yang dikutip Kompas 11 Agustus 2011, usai rapat kabinet:

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan hal itu seusai sidang kabinet terbatas bidang keamanan yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (11/8), di Kantor Presiden. Estimasi kebutuhan anggaran pertahanan itu, menurut Purnomo, termasuk pengadaan 10 kapal selam yang baru terealisasi dua buah.

Dubes Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov mengatakan Indonesia telah memiliki kapal selam tipe BNV dengan tipe terbaru dengan teknologi termodern dari Rusia, tanggal 21 Desember 2011. Sementara Dubes Rusia yang baru Mikhail Y. Galuzin mengatakan adanya kerjasama Angkatan Laut kedua negara dalam hal penyediaan material dan renovasi untuk Kapal Selam, tanggal 23 Juli 2013


Apakah kita hendak mengatakan kedua Dubes Rusia untuk Indonesia ini, ngawur semua ngomongnya ?.

Global Security Newswire/ NTI.0rg tanggal 11 Juli 2013 menyebutkan:
 
Contracts for 37 Varshavyankas have been concluded to date, including three to Iran in the early 1990s, as well as boats sold to India, China, Poland, Romania and Algeria. Additional countries that have recently purchased Project 636 Kilo-class submarines include Indonesia, who ordered two in 2007 at a cost of $200 million each, and Vietnam, who ordered six of the vessels in December 2009 at a cost of $2 billion. (Indonesia termauk negara lain yang telah membeli kapal selam Kilo Class Project 636 sebanyak 2 unit pada tahun 2007 dengan harga 200 usd/per kapal).
 
Sekarang mari kita dengarkan hasil wawancara RIA Novosti dengan Pakar Militer Rusia Igor Korotchenko 11 Juli 2013:


Igor Korotchenko tells RIA Novosti (galangan kapal) ”Krasnoye Sormovo” could provide extra buildingways if  (galangan kapal) Admiralty can’t meet all its export contracts.  He says Admiralty is now building five subs under the GOZ, six for Vietnam, and:
 
“In the event new contracts are signed for sub construction with Venezuela and Indonesia there will be an obvious problem with inadequate buildingway space, and then a backup could be required.” (Dalam kontrak baru yang telah ditandatangani untuk Venezuela dan Indonesia, ada persoalan nyata dengan ruang pembangunan yang memadai sehingga dibutuhkan sebuah  backup -mencari lokasi lain untuk pembangunan kapal selam tambahan tersebut, yakni di Krasnoye Sormovo -red).
 
RIA Novosti mencatat Rusia agak kesulitan untuk memenuhi permintaan ekspor kapal selam karena keterbatasan kapasitas industri modern negara mereka. Dengan demikian dibutuhkan 
One wonders what, if any, work and investment would be required to bring “Krasnoye Sormovo” and Amur back into the sub-building business. (Dibutuhkan investasi agar Krasnoye Sormovo” dan Amur kembali ke dalam bisnis kapal selam).
 
Apakah ketiga orang Rusia tersebut: Alexander A. Ivanov, Mikhail Y. Galuzin dan Igor Korotchenko berbohong semua tentang aktivitas Rusia yang menggarap kapal selam Indonesia ?. Tentu tidak. Mereka tidak punya motif untuk itu. Motif yang ada justru mereka ingin mempublikasikan pembelian kapal selam Rusia tersebut, agar negara lain ikut membelinya.

Dari uraian Igor Korotchenko bisa ditangkap galangan kapal Rusia kesulitan tempat untuk membangun kapal selam pesanan (tambahan) dari Venezuela dan Indonesia, karena banyaknya order kapal selam. Rusia membutuhkan galangan kapal selam lain untuk merakitnya.

Apakah persoalan yang dihadapi Rusia dengan tempat pembuatan kapal selam  tersebut, terkait dengan pembangunan Pangkalan Kapal selam yang baru di Palu ?. Belum tahu, yang jelas Rusia membutuhkan drydock dengan segala teknologinya untuk membangun pesanan kapal selam Venezuela dan Indonesia.


Sumber: 
JKGR

Monday 29 July 2013

Menhan Laporkan Perkembangan Pembangunan Kekuatan TNI Kepada Presiden


* Minsera.Blogspot.com * Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro didampingi Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan dan Wamenhan serta pejabat di jajaran Kemhan dan TNI lainnya menghadiri Sidang Kabinet Terbatas Pimpinan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (15/5) di kantor Presiden, Jakarta.

Dalam sidang kabinet terbatas tersebut, Menhan melaporkan terkait perkembangan pembangunan kekuatan TNI antara lain modernisasi Alutsista, sarana dan prasarana, peningkatan Sumber Daya Manusia dan juga kelembagaan.

Menhan mengatakan, pembangunan kekuatan TNI disesuai dengan dinamika perkembangan global, regional dan nasional. Selain itu juga dengan melihat dari berbagai aspek, baik aspek politik, pertahanan, sejarah, yuridis, aspek reformasi, birokrasi, sosiologis, doktrin dan keterpaduan.

“Ini baru tahap awal, tahap penjelasan dari kami, kemudian sebulan nanti akan ada lagi pembahasan dalam sidang kabinet untuk menentukan bagaimana sebaiknya struktur pertahanan negara dan bagaimana kelembagaan dari pertahanan kita”, jelas Menhan.

Lebih lanjut Menhan menjelaskan bahwa saat ini pemerintah belum akan melakukan perubahan di tubuh TNI. Menurutnya, pemerintah masih melihat berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan di dalam pembangunan kekuatan pertahanan ke depan.

“Panglima TNI juga menyikapi sebaiknya ada langkah-langkah yang dilakukan, tapi tetep berpegang kepada konsep kebijakan zero growth policy, kita tidak menambah lagi kekuatan baru personel terutama, karena personel kita cukup besar”, jelas Menhan.


Sumber:
DMC

Sunday 28 July 2013

TNI Harus Akuisisi S300/400 Bila Malaysia Jadi Akuisisi Brahmos

Modifikasi khusus Su-30MKI membawa rudal supersonik BrahMos anti-kapal, dan dua subsonik Kh-59.
 

* Minsera.Blogspot.comMalaysia menunjukkan minatnya untuk membeli rudal Brahmos yang akan diluncurkan dari jet tempur SU-30MKM Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM). Hasrat ini disampaikan Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Ahman saat berkunjung ke Rusia, awal Juli 2013. Rudal BrahMos dianggapakan menjadi senjata yang mematikan jika dipasang di 18 jet tempur SU-30MKM Malaysia yang dibeli dari Rusia tahun 2003.

 
Selain itu, Malaysia juga mencari tender untuk pengadaan 18 pesawat tempur yang akan menggantikan armada MiG-29N TUDM (14 pesawat aktif) yang dipensiunkan pada tahun 2015 nanti. Rusia meyakinkan pihak Malaysia bahwa Su-30MKM TUDM bisa dimodifikasi untuk meluncurkan rudal BrahMos, seperti halnya Sukhoi Su-30MKI India yang telah dimodifikasi untuk meluncurkan rudal BrahMos pada awal 2014 nanti.

 
Flanker Su-30MKM Malaysia mirip dengan Su-30MKI India dan merupakan kemajuan substansial untuk versi ekspor dari Su-30K standar. Produsen pertahanan India, HAL, telah memasang canard, stabilisator dan sirip untuk Sukhoi Malaysia. Instruktur dan teknisi IAF (Angkatan Udara India) juga telah melatih pilot-pilot Angkatan Udara Malaysia.

 
Rudal BrahMos adalah varian dari rudal Yakhont Rusia, hasil pengembangan India dan Rusia. Rudal Brahmos memiliki varian yang bisa ditembakkan dari udara, darat maupun dari kapal selam.

 
Brahmos versi udara ke darat memiliki jarak tembak mencapai 280-290 km, diangkut oleh jet tempur Sukhoi. Jika Malaysia berhasil mengakusisi Brahmos dan bisa dipasang di SU-30MKM, maka militer Malaysia akan melakukan lompatan cukup jauh dalam kemampuan pemukul udara. Namun permasalahannya, militer India sedang memesan dan membutuhkan banyak rudal Brahmos, untuk Angkatan Udara dan Angkatan Laut mereka terkait war wastage reserves India. Konsekuensinya, Pemerintah India tidak akan mengijinkan ekspor rudal Brahmos, hingga kebutuhan dalam negeri terpenuhi. Dengan demikian keinginan Malaysia ini akan membutuhkan waktu. Selain itu harga Brahmos juga super mahal yakni Rp 30 miliar untuk satu rudal.

BrahMos dan tabung peluncur di di International Maritime Defence Show, IMDS-2007, St Petersburg, Rusia
BrahMos dan tabung peluncur di di International Maritime Defence Show, IMDS-2007, St Petersburg, Rusia

 
Bila Malaysia memiliki rudal BrahMos untuk SU-30MKM mereka, hal ini akan menjadi nighmare bagi negara-negara yang berurusan dengan negara Jiran itu. Untuk Kapal Induk atau aircraft carrier, rudal Brahmos mungkin tidak efektif karena kapal itu dilindungi peringatan dini jarak jauh lebih 250 km. Namun untuk kapal perang korvet atau frigate, rudal BrahMos akan menjadi senjata yang mematikan. Ditembak tanpa mampu melawan, karena korvet dan frigate rata-rata memiliki air defence system jarak pendek-menengah, 3 hingga 12 km. Bisa dibayangkan akan seperti apa jika 5-6 rudal Brahmos ditembakkan oleh SU-30MKM Malaysia. Rudal ini terbang dalam kecepatan supersonic saat telah dekat dengan sasaran (30 km dari target) dan pada kecepatan seperti ini, rudal tersebut sulit ditangkis.

 
Lebih dari itu rudal (cruise missile) jarak jauh-menengah seperti BrahMos bisa mengubah arah terbang sehingga trajectory sulit dilacak, berbeda dengan roket atau ballistic missiles. Dua kombinasi yang sulit ditangkis: kecepatan supersonic disertai kemampuan mengubah lintasan/perjalanan rudal.

 
Kelemahannya adalah ketika rudal terbang dalam kecepatan subsonic di lintasan intermediate, namun hal ini membutuhkan penangkis udara jarak jauh. Keampuhan serangan rudal oleh pesawat tempur telah dibuktikan pada Perang Malvinas, antara Inggris dan Argentina di tahun 1982. Meski armada laut Inggris dilengkapi dengan sistem pertahanan udara modern, mereka tetap tidak mampu menahan serangan rudal dari pesawat tempur Argentina.

 
Keberadaan rudal Brahmos bagi SU-30MKM Malaysia (kalau jadi memiliki)  bisa dikatakan menjadi ancaman bagi  Frigate Van Speijk Class Indonesia yang membawa rudal yakhont.

 
Rudal anti-kapal Yakhont di Frigate Indonesia, saat ini menjadi ancaman nyata bagi kapal perang permukaan Malaysia, karena sulit menangkalnya, seperti halnya Brahmos.  Selain terbang dengan kecepatan supersonic saat dekat dengan target, yakhont juga terbang  rendah dan menyerang sasaran dengan sudut serang yang rumit.

Namun, persoalannya, frigate Indonesia hanya memiliki pertahanan udara jarak pendek dan menegah, maksimal belasan kilometer. Sementara SU30 MKM dengan rudal Brahmos Malaysia bisa menyerang frigate tersebut dari jarak 280-290 km. Kondisi ini memaksa frigate Van Speijk Class beroperasi di wilayah terbatas, karena membutuhkan perlindungan peringatan dini jarak jauh.


Sumber: 
JKGR

Sejarah Kereta Api Express Malam Bima

* Minsera.Blogspot.com Jakarta (Gambir) hingga Surabaya (Gubeng), melalui Cirebon, PurwokertoKereta Api Bima adalah kereta api ekspress malam eksekutif ber-AC yang melayani rute, Yogyakarta, Solo dan Madiun. 
Kereta api Bima ini sendiri mulai beroperasi pada tanggal 1 Juni 1967, dan terdiri dari 2 rangkaian, yaitu Bima I dan Bima II. Mereka menggunakan gerbong tidur berwarna biru buatan Gorlitz Waggenbau, Jerman Timur, tahun 1967. 
Kereta api ini awalnya merupakan sebuah kereta api tidur, dan merupakan salah satu KA ber-AC pertama yang operasional di Indonesia. KA ini adalah kereta api pertama yang diperlengkapi dengan gerbong pembangkit. Namun pada tahun 1984, kereta api ini berganti menjadi kereta api eksekutif, dengan mengganti rangkaian gerbong tidur dengan gerbong tempat duduk. Walaupun begitu di tiap rangkaiannya masih ada dua gerbong tidur kelas 2 yang beroperasi hingga tahun 1990, sebelum diganti gerbong tidur kuset.
Kereta api Bima menjadi kereta api eksekutif penuh di tahun 1995, sewaktu gerbong kusetnya dihapus. Hingga kini kereta api Bima masih beroperasi dengan konfigurasi ini.

DESAIN KERETA
Pada masanya, KA Bima dipandang cukup revolusioner. Kereta api ini adalah kereta pertama yang menggunakan gerbong pembangkit untuk sumber tenaga listrik. Selain itu KA Bima adalah KA pertama yang menggunakan sistem AC berfreon yang umum dipakai sekarang. Namun tidak seperti sekarang, waktu itu AC terletak di bawah gerbong, dan udara dingin dialirkan ke kabin penumpang melalui jaringan pipa di dalam gerbong. Ciri khas dari sistem AC ini adalah deretan tonjolan bulat di atap gerbong. Bahkan ruang istirahat di gerbong pembangkit juga dilengkapi dengan AC.

Rangkaian kereta api Bima terdiri dari gerbong tidur kelas 1 (SAGW) dan gerbong tidur kelas 2 (SBGW), serta gerbong pembangkit dan bagasi.
Gerbong kelas 1 terdiri dari kabin-kabin yang tempat tidurnya sejajar mengikuti arah kereta. Sedangkan gerbong kelas 2 tempat tidurnya posisinya melintang terhadap arah kereta. Harga tiket penumpang sudah termasuk makan malam dan sarapan, yang disajikan di kereta makan (tidak seperti sekarang yang disajikan langsung di tempat duduk).

FASILITAS KARYAWAN
Karyawan yang bertugas di kereta api Bima juga memperoleh kemewahan yang tak dijumpai pada kereta api eksekutif pada saat ini. Jika dibandingkan dengan saat ini, operator gerbong pembangkit (DPPW) saat itu memperoleh kenyamanan ekstra karena kompartemen di gerbong pembangkit dibuat kedap suara, serta diperlengkapi dengan AC
.
Interior kompartemen gerbong pembangkit Bima tahun 1967. Perhatikan lubang AC di langit-langit.(dok PJKA) 

Pada jaman dulu, petugas gerbong pembangkit berisitirahat di ruangan ber-AC yang kedap suara. Bandingkan dengan petugas BP jaman sekarang yang ruang isitrahatnya tidak ber-AC dan bising, sehingga kadang mereka “mengungsi” ke kereta makan atau gerbong penumpang.

Tempat cuci piring gerbong makan. Perhatikan panel Public Announcer di atas. (dok PJKA). 

Selain itu, petugas restorasi juga mendapatkan tempat kerja yang sangat nyaman. Bahkan dapurnya sekalipun juga diperlengkapi dengan panel kayu! Fasilitas kerja karyawan restorasi juga diperlengkapi dengan sistem panel elektronik untuk membantu kerja pelayanan penumpang.

KERETA MAKAN (FW).
Eksterior kereta makan Bima, di agenda PJKA tahun 1978. 
Setiap rangkaian KA Bima selalu membawa satu gerbong makan (FW). Gerbong makan ini biasanya ditaruh di tengah rangkaian kereta api. Namun pada tahun 1960an hingga tahun 1980an, gerbong makan ini bisa ditaruh di ujung rangkaian (bisa di depan atau belakang rangkaian).
Gerbong makannya terdiri dari dapur, serta ruang makan yang menyerupai restoran, dimana penumpang duduk di meja untuk 4 orang.
Jika dibandingkan dengan gerbong makan di KA eksekutif lainnya pada saat itu (Mutiara Utara) gerbong makan KA Bima tidak mempunyai banyak perbedaan, mengingat keduanya berasal dari pabrik yang sama.
Interior kereta makan KA Bima tahun 1972 (dok PJKA) 

Pada masanya, makanan yang disajikan diatas kereta terhitung istimewa. Walaupun sudah termasuk tuslah (termasuk harga tiket), tetapi menu makanannya bervariasi, dan porsinya besar. Itu bisa berupa bistik, nasi rames, nasi goreng, lengkap dengan makanan penutupnya yang umumnya berupa puding. Selain itu kualitas makanannya cukup bersaing dengan yang umumnya disajikan di hotel berbintang.
Makanan bisa disajikan secara a la carté, dimana makanan disajikan kepada penumpang yang duduk di meja, atau disajikan secara prasmanan (buffet), dimana makanan disajikan di salah satu meja di sudut kereta makan, dan penumpang tinggal mengambil sendiri makanannya.

KERETA TIDUR KELAS 2 (SBGW)
Eksterior kereta kelas 2, di agenda PJKA tahun 1978. 

Bagi penumpang yang ingin menikmati kenyamanan kereta api Bima dengan tarif paling murah, mereka biasanya naik kereta tidur kelas 2. Walaupun kelas 2, tetapi kenyamanannya masih setara dengan yang kelas 1. Tidak seperti kereta sekarang, dimana kenyamanan antara kelas 1 (“Eksekutif”) dengan kelas 2 (“Bisnis”) berbeda jauh.
Kabinnya sendiri posisinya berada di samping, dan di sisi lain terdapat gang yang digunakan sebagai jalan lewat penumpang dan petugas. Di satu sisi gang terdapat jendela-jendela, dan di sisi lain adalah pintu geser masuk ke dalam kamar penumpang. Di bawah jendela terdapat asbak rokok, karena merokok di dalam kabin ber-AC pada dasarnya dilarang.

Yang menjadi ciri khas dari kereta tidur kelas 2 di gerbong SBGW adalah konfigurasi susunan tempat tidurnya. Posisi tempat tidurnya melintang terhadap arah perjalanan. Semua tempat tidur itu berada dalam kabin-kabin, dimana tiap kamar terdiri dari 3 tempat tidur yang posisinya bertingkat dan bersebelahan.

Pada awal-awal perjalanan, biasanya tempat tidurnya selalu pada posisi dilipat. Dan penumpang duduk di kursi layaknya di kereta biasa. Hanya saja mereka berada di dalam kabin sendiri.
Saat makan tiba, para penumpang akan dipanggil untuk datang ke gerbong restorasi untuk makan. Biasanya panggilannya digilir per gerbong, karena batas kapasitas. Pada saat penumpang menikmati sajian makan malam, para petugas restorasi sibuk melipat kursi, dan mengubahnya menjadi tempat tidur. Selain itu mereka juga memasang dan merapikan selimut di tempat tidur. Setelah selesai makan, para penumpang kembali ke kamar masing-masing dan langsung tidur. 


KERETA TIDUR KELAS 1 (SAGW)
Eksterior kereta kelas 1, di agenda PJKA tahun 1978. 

Gerbong tidur kelas 1 (SAGW) adalah gerbong tidur kelas eksekutif yang diperuntukkan untuk penumpang yang membayar tiket paling mahal. Para penumpang tidur di kamar luas yang diisi hanya oleh 2 orang.
Konfigurasi interior gerbong ini berbeda dengan yang di kelas 2, dimana kamar-kamarnya terletak di kedua sisi gerbong, karena posisi tempat tidurnya yang searah dengan arah perjalanan kereta. Mengingat ruangan gerbong yang terbatas, namun masih diperlukan ruangan untuk berdiri di dalam kamar, maka tiap kamar penumpang berbentuk trapesium. Konsekuensinya, gang di tengah gerbong bentuknya berkelok-kelok.
Masing-masing kamar terdiri dari 2 tempat tidur yang posisinya bertingkat. Pada saat awal perjalanan, tempat tidurnya dalam posisi terlipat, dan sebagai gantinya penumpang duduk di kursi secara berhadapan. Di sebelahnya terdapat wastafel cuci tangan yang bisa dilipat, serta tempat untuk menyimpan botol air minum mineral untuk penumpang. Selain juga terdapat lemari untuk menyimpan pakaian.

Dan di tengah perjalanan, para penumpang akan diundang untuk makan malam di gerbong restorasi. Pada saat yang sama, petugas restorasi sibuk melipat kursi dan merubahnya menjadi tempat tidur. Seusai makan, para penumpang bisa kembali ke kamar masing-masing untuk tidur.

Apalagi karena posisi tempat tidur yang searah dengan arah kereta, maka tidur di gerbong SAGW rasanya seperti tidur di ranjang buaian bayi.

SEJARAH OPERASIONAL
CC201 32 menarik KA Bima melewati daerah Gayung Kebonsari , Surabaya, tahun 1983. Daerah ini sekarang padat, dan tertutup jembatan tol. (dok. Susanto Tjokro). 

KA TIDUR
Awalnya kereta api Bima berjalan melewati rute kereta api pendahulunya: Bintang Sendja. Jadi dari Jakarta dan Cirebon, kereta lewat Semarang. Kemudian menuju Kedungjati dan Solo (Jebres), serta Madiun dan Jombang, hingga Surabaya. Tapi beberapa minggu kemudian, rutenya dirubah melewati Purwokerto dan Yogyakarta hingga sekarang.
Antara dekade 1960an hingga awal tahun 1980an, kereta api Bima beroperasi dengan konfigurasi standard terdiri dari 2 gerbong SAGW, 2 gerbong SBGW, 1 gerbong FW, 1 gerbong DPPW, serta satu gerbong bagasi.
Karena statusnya yang merupakan KA unggulan pada saat itu, dan merupakan satu dari 2 KA eksekutif AC pertama yang dioperasikan di Indonesia, maka menaiki kereta api ini adalah sebuah prestise. Apa lagi rutenya yang melewati kota-kota besar di pulau Jawa membuatnya menjadi KA yang populer, serta merupakan icon perkereta apian pada saat itu. Bisa dibilang, pada masa jayanya, ada kebanggaan tersendiri bagi seseorang jika menaiki kereta api Bima.
Apalagi pada masa itu moda transportasi lain, seperti bus atau pesawat terbang tidak bisa menyamai kenyamanan yang ditawarkan kereta api Bima. Hal ini karena para pengguna jasa kereta api Bima bisa menikmati pelayanan seperti hotel berbintang selama perjalanan. Dengan begitu mereka bisa menghemat biaya akomodasi dan transportasi secara sekaligus!
KA Bima pada periode itu sering menghiasi media, dan selama beberapa kali menjadi latar setting beberapa film.

MENJADI KA EKSEKUTIF
Sayangnya, pengguna jasa kereta api tidak lama menikmati kenyamanan seperti ini. Walaupun okupansi dan keuntungan operasionalnya memuaskan, akhirnya kelas tidur KA Bima dihapus lebih karena alasan sosial daripada teknis ataupun finansial. Dan akhirnya PJKA secara tergesa-gesa memesan 2 rangkaian gerbong eksekutif buatan Arad, Rumania, untuk mengganti gerbong SAGW. Tidak seperti gerbong buatan Gorlitz, gerbong ini adalah gerbong tempat duduk. Oleh karena itu kenyamanannya berbeda dengan kereta tidur.

Rangkaian gerbong pengganti ini operasional tahun 1984. Semenjak tahun itu, KA bima berubah menjadi kereta duduk Kelas 1. Walaupun biasanya di tiap rangkaian masih ada 1 atau 2 gerbong tidur SBGW yang asli dari tahun 1967. Sedangkan sisa gerbong tidur lainnya sempat dipakai sebentar di KA ekspress lainnya, seperti Mutiara Utara, Senja atau Mutiara Selatan sebelum diistirahatkan. Tiga diantaranya dikonversi menjadi gerbong kenegaraan, yang kemudian diberi nama “Nusantara”, “Bali”, dan “Toraja”. “Nusantara” adalah gerbong resmi Kepresidenan.

Mereka dikombinasikan dengan sisa gerbong SBGW. Dan selama periode itu, pelayanan KA Bima perlahan berkurang. Dimulai dengan berkurangnya kualitas makanan tuslah, diikuti dengan menurunnya kualitas gerbong dan AC-nya. Apalagi gerbong K1-847xx ini ternyata dinilai sebagai gerbong eksekutif terburuk yang pernah dimiliki PT KA. Penulis sendiri pernah naik gerbong ini pada tahun 1987 silam, dan kondisinya waktu itu sudah cukup jelek.

Kereta Api Bima berjalan dengan formasi kombinasi K1 dan SBGW selama pertengahan hingga akhir tahun 1980an. Walaupun sebagian fasilitas kenyamanan KA Bima masih ada, tapi mayoritas penumpang tidak bisa tidur senyenyak seperti di KA Bima yang dulu.
Dan pada tahun 1990, gerbong tidur SBGW berhenti geroperasi. Gerbong-gerbong SAGW dan SBGW kemudian dirubah menjadi gerbong kelas 1 jenis K1-67xxx, dengan menghilangkan sekat-sekat kamar dan tempat tidur, serta menggantinya dengan tempat duduk.

Gerbong kuset di tahun 1993. (dok Lee Tjeng Tjiao). 

Peran gerbong SBGW (yang di tahun 1985 kodenya diganti menjadi KT-677xx) digantikan oleh gerbong kuset. Gerbong kuset ini mirip SBGW, hanya satu kamarnya terdiri dari 4 tempat tidur yang paten dan tidak bisa dilipat. Tidak seperti gerbong tidur Bima sebelumnya yang dari pabriknya merupakan gerbong tidur, gerbong kuset ini merupakan modifikasi gerbong ekonomi buatan Nippon Sharyo tahun 1964, dengan menambahkan AC, sekat ruangan, dan mengganti tempat duduknya dengan tempat tidur yang paten.
Walaupun gerbong Kuset sempat mengganti SBGW, namun kebijakan Perumka tahun 1995 yang lebih mengejar jumlah okupansi (daripada kualitas pelayanan) akhirnya membuat KA Bima menjadi KA eksekutif biasa. Dan semenjak itu era kereta tidur di Indonesia telah berakhir.
Gerbong K1-67501 adalah contoh bekas gerbong tidur KA Bima (eks SBGW) yang dirubah menjadi kereta duduk eksekutif. Gerbong ini menjadi gerbong Sembrani New Image, dan konfigurasi jendelanya yang khas diganti pada tahun 2007.

REGENERASI KA BIMA.
Tahun 1995, lahirlah kereta Argo generasi pertama, yaitu Argo Bromo dan Argo Gede. Keberadaan kereta-kereta ini otomatis menggeser posisi KA Bima dari posisi puncak kereta unggulan. Para pengguna kereta api waktu itu lebih tertarik untuk menggunakan KA Argo karena waktu tempuhnya yang lebih cepat. Dan kondisi gerbongnya yang masih baru membuatnya terasa lebih nyaman dari KA Bima.
Kereta api Argo Bromo ini rutenya melewati pantai utara pulau Jawa, melewati rute yang sama dengan KA Mutiara Utara (yang digantikannya), yaitu Jakarta (Gambir), Cirebon, Semarang, sampai Surabaya (Pasar Turi). Jarak tempuh ini jauh lebih pendek jika dibandingkan dengan KA Bima yang harus memutar lewat selatan pulau Jawa, termasuk melewati rute pegunungan di sekitar Purwokerto.

Faktor lainnya yang membuat KA Argo Bromo lebih cepat dari Bima adalah penguatan bantalan dan rel di pantai utara Jawa (yang dulunya memiliki tekanan gandar rendah karena sebagian merupakan bekas jalur trem), sehingga memungkinkan KA yang ditarik lokomotif besar melaju dengan kecepatan hingga 120 km/jam.
Selama beberapa tahun, keberadaan kereta api Bima seakan-akan seperti terlupakan. Dan walaupun krisis moneter sempat membuat banyak orang naik kereta api, tapi pilihan mereka adalah kereta ekspress di jalur utara pulau Jawa, seperti Argo Bromo atau Sembrani. Perjalanannya yang lama dan jauh membuat orang kurang tertarik naik KA Bima.

Interior dalam gerbong Argo Bromo, yang kemudian menjadi gerbong Bima, di tahun 1995. (dok Perumka). 
Tapi kemunculan KA Argo Bromo Anggrek pada tahun 1997 menyebabkan gerbong Argo Bromo generasi pertama menjadi surplus. Akhirnya rangkaian KA Argo Bromo tersebut kemudian dialihkan untuk KA Bima.
Walaupun begitu, gerbong-gerbong ini terkadang bisa dipakai untuk jalur utara lagi, jika gerbong Anggreknya mengalami masalah. Hal ini terjadi karena pada saat itu jumlah rangkaian Anggrek masih terbatas, serta kerjanya berlebihan. Hal ini menyebabkan gerbong Argo Anggrek mudah rusak.
Tapi kedatangan rangkaian Argo Anggrek tambahan pada tahun 2001 akhirnya membuat rangkaian Argo Bromo pertama dipakai seterusnya untuk kereta api Bima.


VARIASI LOKOMOTIF
Selain itu lokomotif yang dipakai untuk menarik kereta api Bima adalah lokomotif unggulan pada masanya, seperti lok BB200, BB201, dan CC200.
Bagi sebagian besar orang, lok BB301 adalah lok yang identik dengan tahun-tahun awal operasi kereta api Bima. Walaupun pada tahun 1977 muncul lokomotif CC201 yang juga dipakai untuk menarik KA Bima, tapi BB301 paling sering dipakai untuk KA ini.
BB301 08 menarik KA Bima memasuki stasiun Wonokromo di tahun 1960an. (foto dok. Harriman Widiarto).

Seiring dengan menurunnya kemampuan lok diesel ini, maka sejak tahun 1990, lokomotif CC201 menggeser kedudukannya sebagai loko favorit untuk KA Bima.
CC201 11 (sekarang CC204 02) menarik KA Bima melewati Gayung Kebonsari, Surabaya, tahun 1983. Daerah ini sekarang padat perumahan. (foto dok. Susanto Tjokro).

Kejayaan lokomotif CC201 sendiri berakhir, seiring dengan kedatangan lokomotif CC203 pada tahun 1995. Lokomotif ini kini menjadi lokomotif andalan penarik KA Bima.

CC203 08 melewati rangkaian KA Bima yang menggunakan bekas rangkaian KA Argo Bromo, di stasiun Surabaya Gubeng, tahun 1998. 


Penutup: 
Ucapan terima kasih saya ucapkan sebesar-besarnya kepada para pihak yang telah membantu terlaksananya artikel ini: 


-PT KA Persero (d/h: PJKA). 
-Harriman Widiarto. 
-Lee Tjeng Tjiao. 
-Susanto Tjokro. 
-http://trains-worldexpresses.com/ 
-Milis keretapi.