Sunday 22 February 2015

Aceh People Broken Heart About Tony Abbot "Cuap Cuap"


* Minsera.Blogspot.comPernyataan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, soal bantuan tsunami, rupanya menimbulkan reaksi beragam dari berbagai kalangan di Aceh. Sejak dua hari lalu, sejumlah masyarakat dan organisasi masyarakat di Aceh melakukan aksi mengumpulkan koin untuk Australia.


Sejumlah orang menilai, Australia tidak ikhlas membantu ketika Aceh dilanda musibah tsunami. Pengumpulan koin ini pun karena tersinggung dengan pernyataan pemimpin Negeri Kanguru. Masyarakat Aceh memberi hastag #KoinUntukAustralia, #Koin4Australia.

“Kami kumpulkan koin, bila perlu kita akan kembalikan uang Australia yang sudah diberi ke kita. Saya rasa seluruh masyarakat Aceh juga berpendapat sama,” ujar Intan, warga Aceh Utara, kepadaVIVA.co.id, Sabtu, 21 Februari 2015.

Namun, aksi ini sempat mendapat kritikan dari mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf. Melalui akun Facebooknya, ia memberi komentar terhadap aksi tersebut. 

“Bantuan orang dengan senang hati kita terima, bahkan toh lom?(ada lagi?) Tapi, begitu orang salah omong sedikit kita langsung meradang tanpa kontrol,” tulis Irwandi.

Sejumlah orang berpendapat sama dengan mantan Gubernur Aceh itu. Namun, tidak sedikit juga yang tetap menyayangkan pernyataan Tony Abbott, yang menghubungkan bantuan tsunami 2004 silam dengan rencana hukuman mati duo Bali Nine. (one)

Cara pengiriman melalui surat yang di sertakan uang receh, yang ditujukan langsung ke PM tony abboT melalui dubes asutralia di Jakarta dengan cara sebagai berikut:
Mr. Tony Abbott,
Saya – tulis nama anda-, seorang rakyat indonesia,TERSINGGUNG atas ucapan anda yang mengkaitkan upaya penegakan hukum positif Indonesia dengan bantuan Australia semasa bencana Tsunami yang melanda Aceh 2004.


Karena itu, dengan surat ini sa
ya mengembalikan sebagian bantuan yang sudah anda berikan. Lebih baik, dimasa depan, Andatidak usah lagimemberikan bantuan apa apa kepada kami jika pada akhirnya anda mengungkit-ungkitnya. Kami adalah negara yang berdaulat, mohon camkan itu.

Kotamu, Tanggal anda menulis surat
– Tulis nama anda-
Dikirim dengan Alamat Dubes australia di Jakarta dengan judul surat Alamat:
Mr. Tony Abbott / PM Australia
d/a Kedutaan Besar Australia
Jalan H.R. Rasuna Said Kav C 15-16,
Jakarta Selatan 12940

Source/Sumber :http://www.militer.or.id/kirim-koin-refund-sumbangan-australia-ke-kedubes-australia


Saturday 21 February 2015

Brasil Tolak Dubes, DPR akan Panggil Menhan untuk Kaji Pembelian Peluncur Roket


* Minsera.Blogspot.comTindakan tak terpuji Pemerintah Brasil terhadap Duta Besar Indonesia untuk Brasil Toto Riyanto akan berdampak pada terganggunya hubungan bilateral kedua negara di berbagai bidang. Seperti di bidang pertahanan dan perdagangan.

Wakil Ketua Komisi 1 Tantowi Yahya mengatakan bahwa di bidang pertahanan, Indonesia telah memesan pesawat Super Tucano untuk mengawasi garis pantai. "Kita juga memesan Multi Launcher Rocket System (MLRS)," ujar Tantowi dalam rilisnya yang diterima detikcom, Sabtu (21/2/2015).
Menurut Tantowi, jika Brasil tidak mengubah sikapnya terhadap Indonesia, Komisi 1 akan mengevaluasi kerjasama tersebut bersama Kementerian Pertahanan. Selain itu, Tantowi mengatakan bahwa sebenarnya Brasil lebih membutuhkan Indonesia sebagai tujuan pasar ekspor dagingnya.
"Brasil saat ini sedang berusaha memasukkan dagingnya ke Indonesia. Mereka tahu besarnya kebutuhan kita akan daging. Dari dua bidang itu saja, saya menilai Brasil dalam posisi yg lebih membutuhkan kita," lanjutnya.
Tantowi juga menambahkan bahwa Pemerintah Indonesia jangan gentar terhadap perilaku Brasil, karena saat ini Indonesia sedang mengalami darurat narkoba. "Pemerintah tidak boleh takut apalagi tunduk oleh tekanan-tekanan seperti yang sedang ditunjukkan oleh Brasil dan Australia saat ini," sambungnya.

Indonesia Interested In EMB-145i AEW&C Aircraft


* Minsera.Blogspot.com"We wanted our user to get the best. We had to be customer-driven from the word go," says Dr. K. Rajalakshmi, project director of the DRDO's AEW&C project, which, as Livefist reported last week, gets operational this year.

Categorised as a sensitive project given the classified nature of the sensors, electronics and systems on board, Livefist was given rare up-close access to the EMB-145i after it flew a test sortie at Aero India today, and a chance to interview the highly motivated team driving the project to delivery.
Indonesia
The good news is there's a lot of it. Right after Livefist was given an official tour of the aircraft, the team met with an Indonesian military delegation that has already expressed deep interest in acquiring the comparatively cost-effective Indo-Brazilian platform. Fresh interest has also been shown by Israel and Brazil.
To the global market, DRDO and the MoD offer the EMB-145i in three possible categories: (a) A total solution, available as is (with modified tactical systems according to user needs), (b) As a sensor package adaptable on user-identified platforms, and (c) as a modified version of the EMB-145i that involves a co-development/component model.
"The government is very keen to see this platform exported. They have assured us full backing to get customers," says Dr Rajalakshmi.
The Indian Air Force will take delivery of two EMB-145i jets this year, completing its order. The third Embraer airframe, expected to arrive from Brazil this year, will be retained by the Centre for Airborne Systems (CABS) for research on upgrades and as a first unit for export. Indications are that Indonesia could be first in line for the jet.
"The big advantage is cost-effectiveness," says Dr Rajalakshmi. "No comparable system has all of the features that the EMB-145i has, and it's the only aircraft in its class with an in-flight refuelling capability."
Associate Director Suma Varghese, who spearheads the Active Electronically Scanned radar says the IAF's involvement in the programme from the start allowed the team to course correct in real time, and being able to deliver a platform that the IAF is fully satisfied with. That satisfaction, gauged for now by the eight member embedded team headed by Air Commodore PL Vithalkar, will be put to the test during user trials commencing soon. The IAF team at CABS is 60-70 strong, and includes designers.
"The sensors and systems are fully Indian, and this is a big advantage for the end user. We want the IAF to get the best," says Dr M. Easwaran, Associate Director at CABS, and designated project director on the proposed AWACS programme.

Sourcehttp://www.livefistdefence.com/.../access-up-close-with...

Friday 20 February 2015

TNI AU Berjaga di Bandara Soekarno Hatta "Delay Effect"

Pict By: Kenyot de Niro





* Minsera.Blogspot.comPasukan Khas TNI AU berjaga di landaan pacu terminal 3 Bandara Seokarno Hatta, Tangerang, Banten, 20 Februari 2015. Pasca penumpang Lion Air memblokir landasan pacu, pihak pengelola Bandara mengerahkan Pasukan Khas TNI AU untuk mengamanka Bandara. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.






Ancaman Jelang Eksekusi Mati Bali Nine di Nusakambangan.


* Minsera.Blogspot.com * Jelang eksekusi dua anggota Bali Nine warga negara Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, menerjunkan pasukan ke  Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Kata Moeldoko, di sekitar lokasi eksekusi banyak peluang 
ancaman yang bisa saja menggagalkan eksekusi. Untuk itu, 
sejak saat ini sudah diturunkan pasukan dan juga
mendirikan pos pengamanan.
"Informasi yang ada di lapangan bahwa di Nusakambangan 
itu ada beberapa jalan tikus yang menjadi jalan tradisional 
bagi orang luar. Dan ada kegiatan-kegiatan, aliran
kepercayaan yang menyimpang dan tidak wajar di sana," 
kata Moeldoko, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Jumat 20 
Februari 2015.

Kekhawatiran ini juga sudah diungkapkan oleh Jaksa Agung 
HM Prasetyo saat rapat kerja dengan Komisi III DPR pada 
28 Januari 2015 lalu. Saat itu, Jaksa Agung mengatakan, di 
sebelah Nusakambangan ada Pulau Timbul yang 
penghuninya sekitar 2.500 kepala keluarga. Kata dia, 
mayoritas warga di sana penganut Islam garis keras.

"Warga di sana Islam garis keras. Bahkan, mereka 
melakukan pelatihan-pelatihan yang perlu kita waspadai," 
kata Prasetyo.

Hal itu juga diakui oleh Panglima Jenderal Moeldoko. Kata 
dia, TNI telah melakukan pemantauan terhadap lokasi jalan- 
jalan tikus yang tidak dijaga itu. 
"Setelah kami pantau terus, kami tidak menginginkan 
kehadiran dari luar yang pada akhirnya bisa tumbuh subur 
di sana karena akses-akses itu tidak terjaga dengan baik," 
kata Panglima.

Warga di Pulau Timbul juga sering menyeberang ke 
Nusakambangan, tempat untuk mengeksekusi mati anggota 
Bali Nine itu nantinya. 
"Untuk itu Kemenkumham meminta kepada Panglima TNI 
untuk mendirikan pos dan sejumlah pasukan di sana. Dan 
kita sedang laksanakan untuk itu," Panglima menegaskan.

Jika Rusia Nekat Menyerang, Inggris Hancur


* Minsera.Blogspot.com * LONDON - Mantan Kepala Angkatan Udara Inggris (RAF), Michael Graydon, memperingatkan, bahwa jika Rusia nekat menyerang, Inggris bisa hancur. Sebab, jumlah skuadron tempur Inggris menyusut jauh setelah Perang Dingin.

Manuver dua pesawat pembom Tupelov Tu95 Rusia di dekat wilayah udara Inggris yang kemudian dicegat dua pesawat jet tempur Typhoon Inggris dianggap sebagai ledekan dari Presiden Vladimir Putin. Sebab, Rusia tahu persis kekuatan tempur Inggris saat berbeda jauh dari masa lalu.
Graydon mengatakan, jumlah skuadron tempur Inggris dulunya ada 26 unit pesawat tempur. Tapi setelah Perang Dingin, jumlahnya yang bisa diandalkan hanya sekitar tujuh unit.
“Negara tidak bisa mengatasi jika Rusia menyerang, karena pertahanan kami telah 'hancur’,” kata Graydon, seperti dilansir Mail Online , Jumat (20/2/2015). ”Saya sangat meragukan apakah Inggris bisa mempertahankan diri jika perang dengan
Rusia. Kami berada di setengah kemampuan kami sebelumnya.”.
Sebelum manuver dua pesawat pembom Rusia di dekat wilayah udara Inggris pada Kamis kemarin, militer Rusia juga kerap bermanuver dengan kapal perang dan kapal selam. “Mereka terbang di wilayah ini untuk memeriksa pertahanan udara kita dan
mungkin telah bekerja di luar yang kita ketahui,” lanjut Graydon.
”Mereka tahu itu adalah provokatif, dan mereka melakukannya pada saat pertahanan
di barat cukup ‘basah’ dibandingkan dengan di mana mereka berada sekarang,” imbuh dia. Kondisi skuadron tempur Inggris yang memprihatinkan juga dibenarkan Andrew Lambert, komandan yang memimpin pasukan sekutu di Irak utara pada tahun 1999. ”Jika Rusia muncul (dengan aksi) panas, kami akan berjuang secara buruk,” ujar Lambert.
”Jika Putin ingin menyerang, dia tidak akan mengirim sepasang pesawat pembom, ia akan mengirim banyak dan menjenuhkan pertahanan kita; kita tidak bisa mengatasinya.”

Diam - Diam Singapura Perkuat Armada F-15


* Minsera.Blogspot.com * Singapura ternyata diam-diam mendorong kekuatan armada F-15SG milik mereka dari 24 pesawat menjadi 40. Hal itu terungkap dari laporan keuangan dan pengajuan pendaftaran pesawat udara Boeing ke pemerintah Amerika

dan Kongres di 2014 lalu.

Singapura awalnya membeli 12 F-15SG – dengan opsi untuk delapan lainnya – di bawah kontrak ditandatangani pada bulan Desember 2005. Pada bulan Oktober 2007 negara tersebut mengubah opsi ini dengan membeli 12 lainnya hingga total menjadi 24 unit.

Pesawat ini semuanya telah dikonfirmasi disampaikan dan memiliki nomor seri 05-0001 sampai 05-0024. Beberapa pesawat tidak dibawa ke Singapura tetapi tetap di Amerika Serikat yakni di Pangkalan Angkatan Udara Singapura Air Skuadron Tempur 428 di Mountain Home Air Force Base (AFB) di barat daya Idaho, sementara sisanya aktif di Singapura.

Pesawat yang beroperasi di Singapura menggunakan nomor seri empat digit di urutan 83xx, mulai dari 8301, meskipun tidak berurutan. Pada bulan Januari 2014, beberapa pesawat dengan nomor seri baru – 05-0025, 05-0028, 05-0030, 05-0031, dan 05-0032 – terlihat di Mountain Home AFB. Tidak dilaporkan sebelumnya dan menunjukkan bahwa Singapura telah memperoleh batch lain dari delapan pesawat.

Sementara itu, pada 26 November 2012 dari Departemen Luar Negeri AS menulis surat untuk Ketua DPR John Boehner bawah Undang-Undang Pengendalian Ekspor Senjata mengacu pada “penjualan, modifikasi, dan tindak dukungan dari delapan pesawat F-15SG milik kepada Pemerintah Singapura” .

Angka yang dikeluarkan oleh Boeing menunjukkan bahwa delapan F-15 dikirim ke pelanggan tidak ditentukan pada tahun 2012. Data keuangan Boeing juga menunjukkan bahwa total 93 F-15 dikirim dari tahun 2005 sampai 2012.

Korea Selatan telah mengkonfirmasi bahwa mereka menerima 61 dan Singapura menerima 24 untuk total 85. Delapan belum ditemukan dalam catatan publik.

Akhirnya, pada tanggal 5-6 Agustus 2014, Boeing mengeluarkan pendaftaran pesawat udara sipil yang digambarkan sebagai pesawat F-15SG milik: N361SG, N363SG, N366SG, N368SG, N373SG, N376SG, N378SG dan N837SG.

Baik Boeing maupun Kementerian Pertahanan Singapura (MINDEF) akan mengkonfirmasi apakah negara kota telah mengakuisisi 16 lainnya F-15 yang diungkapkan sebelumnya, meskipun mereka juga tidak menyangkal hal itu.

Seorang juru bicara Boeing mengatakan kepada IHS Jane beberapa waktu silam bahwa perusahaan itu “tidak dapat membahas” jumlah F-15 yang telah disediakan ke
Singapura, sementara juru bicara MINDEF mengatakan: “Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) mendasarkan pengadaan pada kebutuhan jangka panjang, dan RSAF telah membeli cukup F-15SG untuk memenuhi kebutuhan mereka. 


Keengganan Singapura pada mengakui pembelian F-15 tidak mengejutkan. Negara ini telah lama keberatan menguraikan secara rinci pengadaan alat tempur mereka dan memilih untuk diam-diam membangun kekuatannya menjadi yang terkuat di Asia Tenggara. Namun, penolakan ini untuk mengkonfirmasi akuisisi kadang-kadang dapat menyebabkan gunjingan. Seperti pada 2012 Singapore Airshow, ketika para pejabat Israel tidak akan mengkonfirmasi penjualan pesawat tanpa awak IAI Heron ke Singapura meskipun kehadiran satu di tampilan statis di acara itu.

Thursday 19 February 2015

Menteri Susi: Kebijakan Saya Bikin Kosong Pasokan Ikan Dunia


* Minsera.Blogspot.comMenteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti telah mengeluarkan aturan moratorium izin tangkap ikan untuk kapal eks asing dan larangan transhipment atau bongkar muat ikan di tengah laut untuk menekan illegal fishing.

Buntut dari aturan ini, Menteri Susi sukses membuat pasokan ikan di beberapa negara berkurang bahkan kosong. Laut Indonesia yang selama ini ‘dikeruk’ oleh kapal-kapal ilegal, tak bisa lagi memasok ikan ke berbagai pelabuhan utama perikanan di kawasan ASEAN, hingga berdampak ke negara konsumen ikan olahan seperti Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
“Policy yang saya buat ada multiplier effect, mengosongkan pasokan ikan dunia. Indonesia mendapatkan untung,” kata Susi saat ditemui di Gedung Mina Bahari III, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Selasa (17/02/2015).
Susi mengatakan dari beberapa laporan pelaku usaha sektor perikanan, stok ikan di beberapa negara contohnya Dubai yang selama ini dipasok dari Filipina dan Thailand mulai berkurang drastis. Hal ini menjadi peluang bagi pelaku usaha pengolahan ikan di Indonesia.
“Saya dapat berita bagus, eksportir tuna kaleng sekarang senang karena ekspor tuna kaleng ke Dubai naik 20%-30%. Lagi-lagi yang untung pengusaha,” imbuhnya.
Di tempat yang sama Inspektur Jendral Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Andha Fauzie Miraza menyatakan salah satu negara yang terkena imbas dari kebijakan Susi adalah Jepang. Jepang kerap mendapatkan ikan khususnya tuna dari Thailand dan diklaim berkomitmen akan membangun investasi bidang perikanan di Indonesia.
“Mereka bukannya mau ambil ikan tapi bikin industri, bikin pabrik di sini. Ada penggalangan kapal juga mereka mau buat,” kata Andha.
Sumber : Detik.com

Panglima TNI: Kalau Konflik Sudah High, Kami Harus Gerak!



* Minsera.Blogspot.comKisruh antara KPK dengan Polri semakin memanas saat ini. Meski demikian, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan TNI tak akan menggerakkan pasukannya. Saat ini kondisi konflik dan potensi gangguan pertahanan negara masih dalam kategori low intensity.
“Kami perlu melihat konteksnya. Kalau sudah memasuki medium intensity apalagi high intensity, no way! TNI harus turun. Sekarang masih masuk low intensity,” ujar Panglima TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jaktim, Rabu (18/2/2015).
TNI disebut Moeldoko memiliki ukuran dan indikator untuk bisa menentukan kadar konflik atau potensi gangguan dan kondisi pertahanan negara saat ini disimpulkan masih masuk dalam kategori low intensity. Sayang, mantan Pangdam Siliwangi tersebut tidak bersedia menjelaskan mengenai kriteria yang dimaksud.
“Oh kita punya ukuran, punya indikator. Dari situasi hijau, hijau ke kuning, kuning ke merah, kita memiliki indikator untuk itu. Kapan TNI harus melakukan hal-hal yang diperlukan dalam situasi,” kata Moeldoko.
Meski riak-riak pertikaian sudah mulai terlihat dalam kisruh KPK-Polri, untuk saat ini TNI belum mau terlibat. Panglima TNI hanya mengingatkan kepada pihak-pihak terkait agar jangan sampai mengganggu stabilitas nasional. TNI menegaskan akan langsung turun tangan jika negara sudah terancam.
“TNI tidak mau melibatkan diri dan terlibat yang itu tidak masuk domain TNI. Kalau masih konteks hukum dan politik silahkan ditangani. Kalau sudah mengganggu stabilitas ya TNI perlu turun tangan ya kita akan turun,” tegas Jenderal Bintang 4 tersebut.
Kisruh KPK dan Polri semakin memanas usai Komjen Budi Gunawan memenangkan praperadilan dan juga karena ditetapkannya Ketua KPK Abraham Samad. Reaksi dari masyarakat cukup kencang untuk membela KPK. Namun beberapa aksi dukungan kepada Komjen BG pun juga bermunculan.
Detik.com).

Tiga tahun lagi, kapal perang AS berjaga di perbatasan RI


* Minsera.Blogspot.com * Empat unit kapal perang Amerika Serikat dengan kemampuan tempur dan manuver tingkat tinggi rencananya beroperasi di daerah pesisir Asia Tenggara, tepatnya di Siingapura. Penempatan armada itu dilakukan paling lambat 2018.

Penempatan kapal tempur pesisir (LCS) tersebut untuk merespon China yang cukup agresif menebar kekuatan tempur di Laut China Selatan dan semenanjung Korea. Hal ini disampaikan perwakilan militer AS yang berada di atas kapal USS Fort Worth.
"Kita akan segera melihat empat armada LCS beroperasi di singapura karena kami menyebarkan seluruh kapal," kata Laksamana Charles Williams yang mengepalai program LCS seperti dilansir the Strait Times, Rabu (18/2).
Kontingen pertama kapal tempur AS ini tiba pada Mei 2017. Tugas mereka adalah mengamankan wilayah pesisir Singapura. Artinya, ruang operasi kapal-kapal Negeri Paman Sam itu akan sangat dekat dengan wilayah Indonesia.

"Setiap kapal akan bertugas dalam periode 16 bulan," kata Williams.
Kerja sama dengan Singapura ini sudah masuk dalam rencana strategis pemerintah Amerika Serikat. Angkatan laut AS berencana membangun 52 kapal tempur jenis LCS dengan total biaya USD 37 milliar.
Tetapi di dalam negeri, program perakitan kapal ini masih menjadi kontroversi karena masalah biaya, inflasi, serta perubahan desain dan konstruksi. Menteri Pertahanan AS Leon Panetta mengumumkan bahwa negaranya akan menggeser mayoritas armada lautnya ke Asia Pasifik pada 2020.
Wilayah ini dianggap strategis, menginat banyak negara mitra Amerika mengalami sengketa batas maritim dengan China. Untuk klaim wilayah Laut China Selatan saja, China sejauh ini ribut dengan Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam.
Di luar konflik dengan ASEAN, Negeri Tirai Bambu juga saling mengklaim dengan Taiwan dan Jepang untuk kawasan kaya gas di Senkaku.

Wednesday 18 February 2015

Indonesia Segera Mendapatkan SU-35 Flanker E


* Minsera.Blogspot.com * Wakil presiden Sergeo Goreslavski Rosoboroneksport mengatakan kepada wartawan bahwa perusahaan sedang melakukan negosiasi dengan Indonesia untuk Sukhoi- 35.

Dia mengatakan bahwa kepala staf angkatan udara Indonesia Marsekal Agus Supriatna menganggap Su - 35 pesawat yang sempurna untuk memenuhi persyaratan Indonesia .

Source: 
http://finnish.ruvr.ru/.../Indonesia-kiinnostui.../

TNI AL Segera Terima 2 Kapal Hidro-oceanografi dari Prancis



* Minsera.Blogspot.comTentara Nasional Indonesia Angkatan Laut sebentar lagi menerima dua kapal canggih berjenis hidro-oceanografi yang dibeli dari Prancis. Sesuai rencana kedua kapal itu akan diluncurkan dari galangan kapal OCEA Les Sables d'Olonne, Perancis, Maret dan Juni 2015. "Sampai di Indonesia sekitar 40 hari setelahnya, karena berlayar langsung dari Prancis ke Indonesia," kata Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi kepada wartawan di Markas Polisi Militer TNI AL, Kelapa Gading, Jakarta, Selasa, 17 Februari 2015.


Sayangnya, Ade tak merinci besar dana pembelian kedua kapal perang bantu tersebut. Dia hanya mengatakan pembelian kapal baru seperti dua kapal hidro-oceanografi tersebut masuk dalam bebeapa tahun anggaran atau 'multiyears'. Kapal bantu hidro-oceanografi itu terbuat dari aluminium dengan bobot 515 ton, dengan panjang 60,1 meter dan lebar 11,3 meter serta mampu menampung 40 personil. Kapal tersebut dibuat khusus untuk survei dan pemetaan bawah laut. Menurut Ade Supandi, kapal hidro-oceanografi akan digunakan untuk memetakan wilayah laut Indonesia yang begitu luas

.
Peta laut tersebut sangat dibutuhkan untuk membantu pelayaran di laut Indonesia. Kapal ini juga mampu diterjunkan dalam misi SAR seperti dalam kecelakaan pesawat atau kapal di laut. Sebab kapal ini dipersenjatai dengan peralatan AUV (Autonomous Underwater Vehicle) yang berfungsi melaksanakan pencitraan bawah laut sampai dengan kedalaman 1000 meter dan mengirimkan kembali data secara periodik.
Kapal hidro-oceanografi baru ini juga dilengkapi robot bawah air atau ROV (Remotely Operated Vehicle). Berbekal kamera bawah air dan lengan mekanis, robot ini mampu memberikan informasi visual dan bisa mengambil contoh material dasar laut hingga kedalaman 1000 meter. Seperti layaknya alutsista laut, kapal hidro-oceanografi ini juga dilengkapi meriam berkaliber 12,7 milimeter dan 20 milimeter.