Wednesday 24 July 2013

PENGAMAT : INDONESIA HARUS WASPADAI LATGAB AMERIKA AUSTRALIA


* Minsera.Blogspot.comIndonesia diminta waspada dengan adanya latihan militer gabungan Amerika Serikat dengan Australia atau Talisman Sabre 2013 yang melibatkan 28 ribu personel militer itu.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan latihan gabungan tersebut pantas diduga sebagai usaha Amerika untuk mengamankan PT Freeport Indonesia yang beroperasi di Papua.

"Ada kecurigaan dari masuknya Amerika sebagai backingan dari Filipina. Sekarang ditambah lagi adanya kerja sama antara Amerika dan Australia. Dan juga kemarin-kemarin ini kita tahu adanya pasukan marinir Amerika yang ditaruh di Australia. Itu juga sudah memunculkan kekhawatiran termasuk kita juga, bahkan kita khawatir jangan-jangan ini berkaitan dengan Freeport di Papua," ujar Hikmahanto saat dihubungi, Jakarta, Selasa (23/7/2013).

Selain itu, latihan gabungan tersebut juga akan mengganggu stabilitas kawasan di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Pasifik.

"Ini akan menggangu stabilitas, lalu kemudian kekuatan-kekuatan itu akan mencoba untuk mencari format barunya, jadi seharusnya menurut saya Amerika dan Australia itu lebih sensitif karena Indonesia sedang berupaya untuk menjaga stabilitas dengan adanya keramaian di Laut Cina Selatan antara Cina dengan negara anggota Asean," terang dia.

Oleh karena itu jika pemerintah Indonesia merasa keberatan dan merasa terganggu dengan latihan militer tersebut, Indonesia harus menyampaikannya.

Indonesia harus memberitahu Amerika dan Australia tindakan tersebut bisa memprovokasi dan mengganggu stabilitas kawasan.

"Harusnya disampaikan jika memang pemerintah merasa tidak senang. Supaya mereka tahu juga bahwa Indonesia sekarang sedang berupaya untuk memfasilitasi agar tidak terjadi konflik panas dan kekerasan di kawasan ini," saran dia.

Kalau misalkan ada tindakan seperti itu, kita patut khawatirChina akan mulai agresif melihat perkembangannya


Sumber: 
Tribunnews

VL MICA Untuk TNI-AL


* Minsera.Blogspot.com * Masalah pembelian Light Fregat Nahkoda Ragam masih mengandung misteri. Banyak kalangan meragukan kapabilitas dan kemampuan kapal perang yang ditolak Angkatan Laut Kerajaan Brunei ini. Namun demikian, tampaknya pembelian terus berlanjut dengan sejumlah upgrade.

Salah satu yang mendapat sentuhan peningkatan adalah kemampuan peperangan anti pesawat. Tidak lagi mengandalkan sea wolf, TNI-AL berketetapan menggantinya dengan VL Mica. Setidaknya demikianlah dari dokumen yang didapat oleh ARC.


VL Mica sendiri merupakan rudal anti pesawat buatan MBDA Prancis. Rudal ini sanggup menggeber sasaran hingga sejauh 20 km dan ketinggian hingga 30 ribu kaki. Dengan kemampuan rudal fire and forget serta bobot hulu ledak mencapai 12 kilogram, menjadikan VL Mica sebuah lompatan besar dalam pertahanan udara armada TNI-AL. Maklum saja, sejauh ini TNI-AL hanya mengandalkan rudal pertahanan udara sekelas Mistral dan Strella. Diharapkan, sebelum tahun 2014, Fregat ini bisa bergabung dengan Armada TNI-AL.


Selain Mica, dalam proses pengadaan meriam multilaras (CIWS) serta rudal C-705 lengkap dengan FCS-nya. Bisa ditebak pengadaan ini adalah untuk melengkapi kapal perang jenis KCR-40.


Sumber: 
ARC