Thursday 21 March 2013

Perkuat Selat Malaka, F-16 Disiapkan di Pekanbaru

Metrotvnews.com, Pekanbaru: Demi memperkuat kekuatan tempur di kawasan strategis Selat Malaka, Pangkalan Udara (Lanud) TNI Angkatan Udara Roesmin Nuryadin Pekanbaru bersiap menyambut satu skuadron pesawat tempur F-16 blok 52 lengkap dengan persenjataan mutakhir.
Penambahan 24 pesawat F-16 dari Amerika Serikat itu sebagai bagian dari pembaruan armada tempur yang sudah ada di pangkalan TNI AU tipe B itu yaitu satu skuadron Hawk 100/200.

”Berarti pada awal 2014, Lanud Roesmin Nuryadin akan memiliki dua skuadron tempur yang terdiri dari satu skuadron Hawk 100/200 dan satu skuadron pesawat F-16 dengan blok 52 lengkap dengan persenjataan mutakhir,” ungkap Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud TNI AU Mayor Sus Filfadri kepada Media Indonesia di Pekanbaru, Selasa (19/3).

Menurut Filfadri, satu skuadron pesawat tempur F-16 yang akan ditempatkan di Lanud Pekanbaru merupakan pesawat tempur terbaik yang disumbangkan oleh pemerintah Amerika Serikat kepada Indonesia. Jenis pesawat F-16 dengan tipe blok 52 itu rencananya juga akan engalami sedikit peningkatan up grade khususnya di bagian persenjataan tempurnya.

”Memang banyak yang bilang itu pesawat hibah, tapi F-16 itu hasil dari komitmen kerjasama kita dengan Amerika Serikat. Kondisinya juga sudah dicek dan sangat baik apalagi dengan tipe blok 52 yang terbaru,” jelas Fil.

Dia menambahkan, dipilihnya Lanud Roesmin Nuryadin sebagai lokasi penempatan satu skuadron pesawat tempur F-16 itu tidak lepas dari lokasi strategis Lanud Pekanbaru yang secara geografis berada di kawasan Selat Malaka dan berbatasan langsung dengan Malaysia serta Singapura.

”Dua skuadron tempur F-16 dan Hawk 100 juga untuk mendukung kekuatan kita di Sumatra dan Selat Malaka. Selain back up dari Lanud terdekat di Kalimantan Barat, Makasar serta Pulau Jawa,” ujarnya.

Dengan penambahan armada tempur tersebut, lanjut Filfadri, pada 2014 status Lanud Roesmin Nuryadin Pekanbaru akan berganti dari Lanud tipe B menjadi tipe A dengan dipimpin perwira berpangkat bintang satu. Selain itu, guna mengimbangi dinamika pertahanan geopolitik kawasan di Selat Malaka, pemantauan radar yang ditempatkan di Pekanbaru, Medan, dan Ranai, Kepulauan Natuna akan semakin ditingkatkan.

”Mengingat dari pengalaman sejarah bahwa TNI AU pernah menjadi kekuatan nomor 1 di Asia. Seperti itu juga soal ketergantungan kita pada Amerika Serikat ketika sparepart peralatan tempur diembargo. Karena itu, kebijakan saat ini ada kombinasi armada tempur antara Sukhoi dari Rusia, dan F-16 dari Amerika Serikat untuk menangkal ketergantungan itu,” jelasnya.

Modernisasi TNI dan Kekhawatiran Perlombaan Senjata

Indonesia berencana membeli lebih dari selusin jet temput Sukhoi buatan Rusia serta kapal patroli, rudal dan tank sebagai bagian dari rencana modernisasi militer selama lima tahun senilai 15 milyar dollar.

Indonesia sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, telah meningkatkan anggaran pertahanannya sejak 2010 untuk meningkatkan kapasitas militer dalam melindungi jalur pelayaran, pelabuhan dan perbatasan maritim.

Kebijakan itu juga didorong kecemasan bahwa Indonesia telah ketinggalan dari Cina, Singapura, Vietnam, Thailand dan negara-negara Asia lainnya yang telah meningkatkan pengeluaran bidang pertahanan.

Picu perlombaan senjata?

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Indonesia ingin membeli satu skuadron penuh jet tempur Sukhoi serta kapal patroli.

Purnomo mengingatkan para anggota delegasi dalam sebuah konferensi militer bahwa peningkatan tajam dalam anggaran militer dan memperkuat kemampuan dalam bidang pertahanan di kawasan akan menebarkan bibit ketidakpercayaan dan menjadi bahan bakar rivalitas.

“Jika ini tidak disertai dengan transparansi yang bisa meningkatkan kepercayaan dan keyakinan, itu akan beresiko memunculkan sebuah perlombaan senjata yang akan berdampak negatif bagi perdamaian dan stabilitas,“ kata dia.

Modernisasi militer

Seorang pejabat militer lainnya mengatakan bahwa Indonesia berencana membeli sebanyak 16 jet tempur Sukhoi, 17 kapal patroli, tiga kapal perang kecil dan sejumlah tank dan rudal yang tidak disebutkan jumlahnya.

Militer Indonesia juga berencana meng-upgrade squadron jet tempur F-16 buatan Amerika yang mereka miliki. Saat ini 10 jet Sukhoi telah dimiliki oleh Tentara Nasional Indonesia.

Oktober lalu, Menteri Pertahanan mengungkapkan pembelian 130 tank Leopard 2 dari Rheinmetall AG Jerman, senilai total 280 juta dollar Amerika.

Indonesia, negara kepulauan yang banyak memiliki jalur utama laut dan memiliki teritori 54.700 km dari garis pantai, juga telah memesan tiga kapal selam buatan Korea Selatan untuk memperbanyak armada kapal selamnya menjadi lima buah.

Belanja militer Indonesia selama tahun 2012 tercatat Rp 72,5 trilyun. Angka membengkak 30 persen dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2013 ini akan kembali naik menjadi Rp 77,7 trilyun.

Indonesia vs Arab Saudi Diwasiti Kim Jong Hyeok

DewiBola.com - Indonesia tengah bersiap menjamu Arab Saudi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (23/03) nanti. Pertandingan lanjutan Grup C Pra Piala Asia 2015 tersebut akan dipimpin oleh wasit asal Korea Selatan, Kim Jong Hyeok.

Pada laga itu, Kim Jong Hyeok akan ditemani oleh Yoon Kwang Yeol, Ji Seung Min, dan Kyo Hyung Jin sebagai asisten wasit.

"Sedangkan pengawas pertandingan yakni Luzanov Pavek dari Kyrgyztan," terang Boby Mubarok, salah satu pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

Sementara itu, sebanyak 28 pemain timnas Indonesia aktif dalam melakukan pemusatan latihan lanjutan, Rabu (20/03) petang. Dalam sesi latihan terbuka itu, anak asuh Rahmad Darmawan dan Jacksen F Tiago disaksikan langsung oleh penggemar di sisi lapangan.

Amerika Terbangkan Bomber B-52s ke Korea Selatan

TEMPO.CO, Washington - Angkatan Udara Amerika Serikat menerbangkan pesawat bomber B-52s ke Korea Selatan. Sikap ini sekaligus sebagai pesan peringatan terhadap Korea Utara yang siap perang dengan tetangganya.

Juru bicara Pentagon, Senin, 18 Maret 2013 mengatakan bahwa penerbangan bomber ke Korea Selatan hanya untuk latihan perang pada bulan ini.

"Meskipun ada kendala keuangan, latihan (perang) tetap penting bagi Amerika Serikat dan pasukan Republik Korea (Korea Selatan) guna menghadapi serangan serta latihan pengerahan pasukan udara melawan agresi, mempertahankan Republik Korea, dan mengalahkan setiap serangan," kata juru bicara Pentagon, George Little, Senin, 18 Maret 2013 dalam sebuah pertemuan dengan wartawan di Pentagon.

Little melanjutkan, delapan bomber telah diterbangkan perdana pada 8 Maret 2013 sebagai bagian dari latihan tahunan dengan sandi Foal Eagle. Selanjutnya ada penerbangan lagi ke Korea Selatan, Selasa, 19 Maret 2013.

Sebelumnya, Korea Utara mengumumkan bahwa negaranya membatalkan pakta non-agresi dengan Korea Selatan sebagai bentuk reaksi kemarahan atas sanksi yang ditetapkan Dewan Keamanan PBB menyusul uji coba nuklir ketiga Korut.

Dalan sebuah pernyataan yang disampaikan Korea Utara, Jumat, 8 Maret 2013, negaranya akan membalas dengan keras setiap serangan musuh yang mencoba menyusup ke wilayahnya. Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa Korut membatalkan seluruh pernyataan mengenai percobaan nuklir di masa lalu.

Pelatih Timnas Waspadai Lini Tengah Arab Saudi

Tim pelatih Tim Nasinonal (Timnas) Indonesia meraba kekuatan Arab Saudi jelang bentrok di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (23/03), dalam lanjutan Pra Piala Asia 2015 Grup C.

Salah satu pelatih Timnas, Rahmad Darmawan mengatakan bahwa skuad Garuda harus mewaspadai kekutan lini tengah The Green Falcon.

RD -sapaan akrab Rahmad Darmawan- bersama Jacksen F Tiago telah memantau permainan Arab Saudi melalui video. Menurutnya, lini tengah Arab cukup kuat dengan pergerakan yang cepat serta ketepatan umpan.

“Lini tengah mereka sangat bagus, itu yang harus diwaspadai. Kami harus bisa bermain dengan efisien sambil mencoba melakukan serangan yang efektif,” terang RD seperti dilansir Goal.com/Indonesia.

Saat ini, sebanyak 28 pemain tengah mengikuti latihan intensif di pemusatan latihan. Jumlah tersebut akan dikerucutkan lagi hingga menyisakan 23 pemain satu hari jelang pertandingan.

DewiBola.com

Dialog Pertahanan Internasional dan "Kepercayaan Strategis" RI







VIVAnews - Para pejabat pertahanan dan militer dari puluhan negara Rabu kemarin memulai dialog di Jakarta untuk membicarakan strategi dan langkah bersama dalam menghadapi ancaman dan tantangan-tantangan di kawasan Asia Pasifik dan dunia. Berlangsung selama dua hari acara ini bertajuk Jakarta International Defense Dialogue 2013.

Ini merupakan kali ketiga JIDD digelar. Pertemuan tahun ini diikuti sekitar 1.300 peserta dari 38 negara dengan memfokuskan pada "Pertahanan dan Diplomasi di Kawasan Asia Pasifik."

Membuka JIDD, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyadari suara-suara yang menyatakan bahwa tantangan yang paling mendesak di Asia Pasifik kali ini adalah menghadapi persengketaan teritorial dan yurisdiksi yang tengah melibatkan sejumlah negara. Namun, bagi dia, itu adalah tantangan-tantangan yang sifatnya jangka panjang.

"Sebagian besar persengketaan teritorial dan yurisdiksi ini butuh waktu untuk bisa diselesaikan. Contohnya, upaya Indonesia dan Vietnam yang butuh 30 tahun untuk menuntaskan negosiasi batas-batas landas kontinen," kata Presiden Yudhoyono dalam pidato berbahasa Inggris.

Bagi dia, tantangan utama saat ini dalam mempromosikan keamanan internasional adalah bagaimana membangun kepercayaan strategis antarnegara di kawasan Asia Pasifik. "Kepercayaan Strategis" yang dimaksud di sini adalah secara bertahap menciptakan rasa saling percaya antarnegara.

"Saat dua pihak atau lebih mulai memiliki rasa percaya atas niat dan maksud baik dari pihak lain, maka di situlah muncul kepercayaan strategis. Ini akan memungkinkan mereka untuk kian bekerjasama, saling menanamkan kepercayaan dan juga bersama-sama menerapkan upaya-upaya mewujudkan perdamaian," kata Yudhoyono.

Sambil didengar oleh Perdana Menteri Xanana Gusmao, Presiden Yudhoyono juga mengambil contoh bagaimana Indonesia dan Timor Leste kini menggalang kerjasama secara erat setelah keduanya mengalami masa lalu yang sangat sulit dan menyakitkan. Banyak yang tadinya memprediksi bahwa konflik masa lalu bakal membuat hubungan Jakarta dan Dili terganggu secara permanen.

"Namun kami membuktikan bahwa prediksi itu salah. Dengan niat baik dan tekad yang kuat, baik Indonesia dan Timor Leste telah bekerja secara erat untuk menciptakan hubungan yang baru. TNI dan militer Timor Leste bekerja bersama untuk mengatur keamanan perbatasan," kata Yudhoyono.

Kedua pemerintah secara kreatif telah membuat suatu mekanisme dimana warga Timor Leste bisa bepergian ke Oecussi, yang berlokasi di dalam wilayah Indonesia. Kedua negara juga telah menyelesaikan lebih dari 90 persen demarkasi perbatasan darat - yang biasanya merupakan isu yang rumit bagi dua negara yang bertetangga. "Paling penting, kami telah menemukan cara untuk menanggapi isu-isu HAM masa lalu yang sensitif dengan membentuk Komisi Bersama Kebenaran dan Persahabatan," kata Yudhoyono.

Dia juga memaparkan bagaimana Indonesia mewujudkan perdamaian di Aceh setelah merangkul Gerakan Aceh Merdeka untuk bersama-sama berdamai, apalagi setelah tragedi Tsunami akhir 2004. Setelah melalui perundingan selama sekitar lima bulan, tercapai kesepakatan damai bersejarah setelah kedua pihak tidak lagi bermusuhan melainkan berubah menjadi mitra untuk mewujudkan perdamaian dan pembangunan.

Hubungan Indonesia-Timor Leste dan perdamaian di Aceh, bagi Yudhoyono, menjadi contoh bagaimana kepercayaan menjadi komoditas berharga yang tidak bisa dicapai secara mudah. "Ada banyak contoh di penjuru dunia dimana kepercayaan yang dicapai secara susah payah bisa buyar dalam semalam karena suatu insiden, miskomunikasi, harapan yang semu, perubahan kepemimpinan dan faktor-faktor lain. Kepercayaan, oleh sebab itu, merupakan pekerjaan yang tidak pernah selesai," kata Yudhoyono.

Kepercayaan strategis seperti ini diperlukan untuk menanggapi perubahan dan tantangan-tantangan dalam hubungan internasional. Ini dipandang menjadi tantangan bagi hubungan AS-China, India-Pakistan, China-Jepang, dan begitu pula hubungan kedua Korea dan dalam mengatasi persengketaan teritorial di Asia Pasifik.













Perkuat Militer


Sebagai tuan rumah pertemuan, Indonesia juga menyadari bahwa dialog kali ini berlangsung di tengah besarnya ambisi negara-negara Asia Pasifik dalam memperkuat sistem pertahanan dan kapabilitas militer masing-masing. Ini dimungkinkan saat perekonomian di negara-negara Asia Pasifik tengah stabil, dibandingkan di kawasan lain seperti Eropa dan Amerika.

Mewakili tuan rumah, Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro mewanti-wanti para delegasi dialog bahwa pesatnya belanja militer dan kapabilitas sistem pertahanan bisa berisiko menciptakan kecurigaan dan memicul rivalitas di kawasan.

"Bila tidak disertai dengan transparansi yang bisa mendorong rasa saling percaya, maka bisa berisiko pada perlombaan senjata yang berdampak kurang baik bagi perdamaian dan stabilitas," kata Purnomo terkait JDD hari ini, yang dikutip kantor berita Reuters.

Dia juga mengingatkan bahwa JIDD kali ini tetap menyoroti perubahan-perubahan dalam lingkungan keamanan internasional dalam satu dekade terakhir dan bagaimana perubahan-perubahan itu membentuk perkembangan secara bertahap dalam perhatian pertahanan dan keamanan.

Upaya-upaya kontra terorisme dan kontra proliferasi senjata nuklir, beserta kerjasama militer konvensional, tetap menjadi perhatian serius. Dalam forum JIDD ini pula para pengambil kebijakan bisa menilai bahwa inistiatif-inisiatif yang ada selama ini belum cukup efektif untuk menghadapi ancaman-ancaman lintas negara.

Itulah sebabnya, kata Purnomo, JIDD dibentuk untuk memfasilitasi komunikasi yang mudah dan kontak yang berguna di kalangan peserta. Ini akan membantu menciptakan rasa kebersamaan di kalangan para pengambil kebijakan di negara-negara Asia Pasifik.